Tingkatkan Publikasi Ilmiah, Indonesia Siap Geser Malaysia

Selasa, 21 Mei 2019 - 07:36 WIB
Tingkatkan Publikasi...
Tingkatkan Publikasi Ilmiah, Indonesia Siap Geser Malaysia
A A A
JAKARTA - Pemerintah akan terus meningkatkan jumlah publikasi ilmiah di tingkat internasional. Saat ini posisi Indonesia terus meningkat dan sudah berada di rangking dua se-Asia Tenggara (Asean). Jumlah publikasi internasional dari Indonesia mencapai 32.951. Sementara Malaysia yang berada di posisi satu se-Asia Tenggara memiliki 33.415 publikasi internasional.

“Publikasi kita sudah nomor dua di Asia Tenggara. Lompatannya luar biasa. Yang lima tahun lalu (selama) 20 tahun sebelumnya Indonesia belum pernah di atas Thailand. Alhamdulillah dengan berbagai kebijakan yang kita lakukan Indonesia sudah masuk rangking dua di Asia Tenggara,” kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir saat acara Buka Bersama untuk Meningkatkan Peran dan Komunikasi UI dengan Masyarakat Sekitar Universitas Indonesia (UI) di kampus UI Salemba, Jakarta, (19/5).

Mantan rektor Universitas Diponegoro ini menerangkan, prestasi ini pun mendapat perhatian dari lembaga pengindeks publikasi ilmiah internasional Islamic World Science Citation Center. Lembaga ini pada 2016 lalu mencatat bahwa pertumbuhan publikasi Indonesia sangat luar biasa dimana publikasinya bertumbuh 1.600%.

Nasir mengatakan, memang secara kuantitas jumlah publikasi internasional yang dihasilkan masih jauh dari negara lain. Namun ISC memberikan penghargaan karena pertumbuhan publikasi yang diciptakan itu sangat luar biasa. “Ini jika berjalan terus sampai 10 tahun ke depan, Indonesia bisa akan menjadi negara rujukan dunia di dalam masalah riset,” terangnya.

Jumlah publikasi internasional yang luar biasa ini, lanjut dia, belumlah cukup untuk iklim penelitian di Indonesia. Karena itu, setelah riset haruslah dilanjutkan dengan adanya inovasi. Di mana riset adalah dasar dari lahirnya prototipe dan inovasi. Sebab inovasi ini yang akan mempengaruhi dan menggerakkan perekonomian Indonesia.

Rektor UI Muhammad Anis mengatakan, UI memiliki target tersendiri dalam meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah. Khusus 2019 ini, UI menargetkan dapat menghasilkan 3.000 publikasi internasional yang mendepankan mulitidisiplin ilmu. “Sejak saya menjabat menjadi rektor, jurnal internasional yang dihasilkan UI masih 1.000. Tetapi terus meningkat dan hingga saat ini telah mencapai 3.000 jurnal,” ujarnya.

Anis mengatakan, meskipun secara nasional tidak ada target yang ditetapkan pemerintah, tetapi UI telah memetakan keunggulan yang dimilik, yakni untuk bidang kesehatan dan sosial ekonomi. Dengan begitu, riset ke depan akan fokus pada sosiohealth. Dalam menghasilkan riset yang berdaya saing tinggi dan sesuai dengan kebutuhan pasar, lanjut dia, UI berkolaborasi dengan sejumlah pihak. Dalam hal ini, pemerintah, peneliti dari luar negeri, industri dan lembaga internasional.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI) UI 2016-2019 Arief Budhy Hardono menjelaskan, banyak pihak memperkirakan bahwa Indonesia akan menjadi negara keempat atau kelima besar dunia. Sementara UI saat ini masih ada di posisi 292 dunia. Dia pun berharap UI pun bisa meningkat lagi posisinya di kancah dunia. “Ini menjadi tantangan bagi UI. Kalau bangsa ini sudah lima besar dunia maka bagaimana dengan UI yang 292 dunia. Tentunya setidak-tidaknya masuk 50 besar dunia,” katanya.

Peran alumni untuk mengangkat posisi UI ialah dengan memberikan konsep koneksi alumni. Dengan demikian, alumni bisa berkolaborasi dan bersinergi untuk memberikan solusi yang sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Menurut dia, solusi yang diberikan haruslah mengakselerasi sesuai dengan target kebangsaan dan negara Indonesia yang adil dan makmur.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2045 seconds (0.1#10.140)