Pesawat Tanpa Awak AeroPro Didesain Bantu Proses Pemetaan secara Efisien
A
A
A
YOGYAKARTA - AeroPro adalah produk pesawat terbang tanpa awak atau unmanned aerial vehicle (UAV) yang didesain untuk keperluan pemetaan. Menggunakan drone berjenis fixed wings di dalamnya ditanamkan sistem autopilot. Produk ini dikembangkan oleh InAero, startup teknologi berbasis di Bantul, Yogyakarta.
Faktor geografis dengan permukaan daratan yang bergelombang kadang menjadi tantangan tersendiri untuk proses pemetaan. Dalam kondisi tertentu, pemetaan dilakukan dengan tingkat urgensi tinggi–misalnya pemetaan lokasi terdampak bencana atau dalam perencanaan proyek pembangunan vital.Dari kebutuhan tersebut AeroPro dikembangkan.
AeroPro mempunyai desain struktural dengan penggunaan serat karbon ekstensif, membuat pesawat ini sangat ringan dan kuat, fleksibel dengan payload volume yang lebar, memungkinkan tipe ini dipasang dengan sebagian besarsistem pemetaan udara dan sensor.
Produk yang saat ini telah dikembangkan adalah AeroPro A-Type, pesawat nirawak dengan kemampuan jelajah hingga 22,5 ribu hektare sekali terbang. Kecepatannya bisa mencapai 60-130 km/jam, dengan durasi waktu terbang mencapai 120 menit. Selain bisa diterbangkan
secara otomatis mengikuti alur pemetaan yang sudah didesain, mode kendali manual turut dibubuhkan untuk mendukung kebutuhan khusus.
Untuk penggunaan, drone berbobot 7 kg ini didukung Mission Planner sebagai perangkat lunak kontrol dan perencanaan penerbangan. Hasil pemetaan dari tangkapan kamera biasanya dikelola dengan Pix4D Mapper Pro atau Agisoft Photoscan.
InAero didirikan oleh dua orang founder, yakni Christy Aryani Sunaryo dan Rake Silverrian. Keduanya bertemu saat mengerjakan sebuah proyek konstruksi dan menemui isu pemetaan lahan yang kurang efisien, terutama ketika menemui lokasi yang sulit dijangkau melalui jalur darat.
Sementara data pemetaan yang akurat sangat dibutuhkan untuk perencanaan dan penganggaran proyek. Selain membantu proses pemetaan dan pengembangan drone untuk keperluan tersebut, ke depan InAero akan menambah model bisnisnya. Yakni dengan menyewakan UAV khusus untuk pemetaan dan juga pelatihan pilot atau operator drone pemetaan.
Target selanjutnya dari InAero adalah pengembangan produk UAV dengan Vertical Take Off and Landing (VTOL), untuk memudahkan peluncuran dan pendaratan.
Guna meningkatkan bisnisnya, saat ini InAero tengah mengikuti program inkubasi dari Amikom Business Park di Yogyakarta. Mereka juga telah mendapatkan pendanaan berupa grant dari PPBT yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi.
Faktor geografis dengan permukaan daratan yang bergelombang kadang menjadi tantangan tersendiri untuk proses pemetaan. Dalam kondisi tertentu, pemetaan dilakukan dengan tingkat urgensi tinggi–misalnya pemetaan lokasi terdampak bencana atau dalam perencanaan proyek pembangunan vital.Dari kebutuhan tersebut AeroPro dikembangkan.
AeroPro mempunyai desain struktural dengan penggunaan serat karbon ekstensif, membuat pesawat ini sangat ringan dan kuat, fleksibel dengan payload volume yang lebar, memungkinkan tipe ini dipasang dengan sebagian besarsistem pemetaan udara dan sensor.
Produk yang saat ini telah dikembangkan adalah AeroPro A-Type, pesawat nirawak dengan kemampuan jelajah hingga 22,5 ribu hektare sekali terbang. Kecepatannya bisa mencapai 60-130 km/jam, dengan durasi waktu terbang mencapai 120 menit. Selain bisa diterbangkan
secara otomatis mengikuti alur pemetaan yang sudah didesain, mode kendali manual turut dibubuhkan untuk mendukung kebutuhan khusus.
Untuk penggunaan, drone berbobot 7 kg ini didukung Mission Planner sebagai perangkat lunak kontrol dan perencanaan penerbangan. Hasil pemetaan dari tangkapan kamera biasanya dikelola dengan Pix4D Mapper Pro atau Agisoft Photoscan.
InAero didirikan oleh dua orang founder, yakni Christy Aryani Sunaryo dan Rake Silverrian. Keduanya bertemu saat mengerjakan sebuah proyek konstruksi dan menemui isu pemetaan lahan yang kurang efisien, terutama ketika menemui lokasi yang sulit dijangkau melalui jalur darat.
Sementara data pemetaan yang akurat sangat dibutuhkan untuk perencanaan dan penganggaran proyek. Selain membantu proses pemetaan dan pengembangan drone untuk keperluan tersebut, ke depan InAero akan menambah model bisnisnya. Yakni dengan menyewakan UAV khusus untuk pemetaan dan juga pelatihan pilot atau operator drone pemetaan.
Target selanjutnya dari InAero adalah pengembangan produk UAV dengan Vertical Take Off and Landing (VTOL), untuk memudahkan peluncuran dan pendaratan.
Guna meningkatkan bisnisnya, saat ini InAero tengah mengikuti program inkubasi dari Amikom Business Park di Yogyakarta. Mereka juga telah mendapatkan pendanaan berupa grant dari PPBT yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi.
(alf)