UPH Ciptakan Budaya Baru Sistem Kuliah Virtual

Minggu, 30 Juni 2019 - 01:31 WIB
UPH Ciptakan Budaya...
UPH Ciptakan Budaya Baru Sistem Kuliah Virtual
A A A
JAKARTA - Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK UPH) bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyelenggarakan 3D Cinema Lecturer mengangkat topik 'Eksplorasi Kehebatan Otak Manusia Dan Penyakit Yang Mengancam' di Cinemaxx Studio 3, Plaza Semanggi, Jakarta.

Kuliah dalam tayangan 3D ini disampaikan langsung oleh Dekan FK UPH Prof Eka J Wahjoepramono, memaparkan kehebatan otak yang memiliki dua sistem yang menakjubkan. Pertama brain plasticity atau kemampuan otak untuk re-organisasi setelah mengalami cedera atau setelah mengalami sakit. Kedua adalah blood brain barrier, kemampuan otak untuk menghadang racun atau obat yang berbahaya agar tidak masuk ke otak.

Prof Eka juga menjelaskan berbagai kasus yang pernah ia tangani serta pemaparan penyebab dan beragam jenis penyakit yang menyebabkan kerusakkan otak. Secara live, Prof Eka juga berbagi cara teknik bedah saraf yang ia lakukan dalam menangani kasus tersebut. Tentunya penjelasan dilengkapi dengan video 3D bedah saraf yang ia lakukan, sehingga para peserta seakan-akan menyaksikan secara langsung proses bedah saraf tersebut.

Selain itu bagi semua calon dokter, kuliah umum ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan, tapi untuk memberi stimulus bagi para mahasiswa dapat mandiri untuk lebih meng-eksplorasi otak dan mampu menjadi dokter yang berkualitas.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengapresiasi inovasi pembelajaran yang diterapkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK UP) yang menyelenggarakan kuliah digital berbasis tiga dimensi (3D).

Menurut Nasir, sudah saatnya perguruan tinggi memanfaatkan teknologi era 4.0 ini. Dalam hal ini, dosen harus mampu berkreasi untuk menyajikan materi yang menarik dengan metode yang tidak biasa, salah satunya dengan 3D yang diterapkan FK UPH.

“Kuliah akan jauh lebih baik mengunakan alat pendukung seperti film atau lainnya daripada kuliah dengan dosen menjelaskan di kelas secara monoton, karena semua bahan sudah ada di internet," kata Nasir.

"Kuliah digital seperti ini tidak hanya untuk bidang kesehatan, tapi bisa juga untuk bidang lain seperti teknik atau bidang perminyakan hingga bidang sosial. Jadi satu dosen bisa mengajar 1.000 mahasiswa," paparnya.

Nasir menambahkan kalau metode kuliah ini bisa dilakukan di seluruh Indonesia, maka semua orang bisa menikmati pendidikan yang berkualitas.

Menurutnya, cara baru pembelajaran dengan mengedepankan teknologi memang sangat penting. Oleh karena itu, ia mendorong perguruan tinggi lain mencontohkan hal baik yang telah dipelopori oleh FK UPH agar materi yang sama ini dapat dimanfaatkan semua mahasiswa kapan saja dan di mana saja melalui virtual realty ataupun artificial intelegence.

"Dengan demikian tidak menutup kemungkinan, metode pembelajaran seperti ini proses pembelajaran bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Sehingga terwujudnya sistem pembelajaran classroomless bahkan borderless," imbuhnya.

Mantan rektor Unveristas Diponegoro (Undip) ini juga mengatakan kuliah digital mendukung pendidikan jarak jauh (PJJ) yang menjadi salah satu fokus Kemristekdikti untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi serta memberikan pemerataan pendidikan kepada anak bangsa di seluruh Tanah Air.

Oleh karena itu, Nasir juga mendorong perguruan tinggi melakukan kolaborasi untuk peningkatan teknologi, karena ia memahami salah satu kendala yang dihadapi perguruan tinggi saat ini adalah mahalnya peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang sistem pembelajaran.

Rektor UPH Jonathan L. Parapak mengatakan, selain FK, UPH juga telah mengembangkan PJJ untuk Fakultas Komunikasi dan akan mengembangkan PJJ untuk fakultas lainnya. Menurut dia, skema PJJ ini mendorong kolaborasi antarperguruan tinggi karena sangat efektif dapat menjangkau semua mahasiswa.

Selain itu, Parapak menuturkan, sudah saatnya perguruan tinggi beralih memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari inovasi pendidikan. "Kemajuan teknologi memang harus dimanfaatkan perguruan tinggi," ujarnya.

Chairman dan pendiri Lippo Group Mochtar Riady mendukung penuh semangat Menristekdikti menawarkan perubahan pada perguruan tinggi dengan mengembangkan PPJ.
(maf)
Berita Terkait
Paradoks Pendidikan...
Paradoks Pendidikan Tinggi
Pengalaman 36 Tahun,...
Pengalaman 36 Tahun, Universitas Terbuka Ingin Bantu PT Lain
Kualitas Universitas...
Kualitas Universitas Oxford Tak Terkalahkan di Dunia
iSB Sediakan Jurusan...
iSB Sediakan Jurusan Akuntansi Internasional, Ini Sejumlah Keunggulannya
16 Lembaga Layanan Pendidikan...
16 Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Indonesia, Ini Daftar dan Kontaknya
100 Program Studi Vokasi...
100 Program Studi Vokasi Akan Dipadukan dengan Dunia Industri dan Kerja
Berita Terkini
Pendaftaran OSN 2025...
Pendaftaran OSN 2025 Diperpanjang hingga 2 Mei, Cek Infonya di Sini
49 menit yang lalu
Berapa Gaji Lulusan...
Berapa Gaji Lulusan S1 Columbia University? Angkanya Bikin Penasaran!
11 jam yang lalu
PIS Buka Beasiswa Crewing...
PIS Buka Beasiswa Crewing Talent Scouting, Lulus Dikontrak Jadi Pelaut di Kapal Pertamina
12 jam yang lalu
Haier Group Perkuat...
Haier Group Perkuat Hubungan Budaya Lewat Peluncuran Beasiswa di Indonesia
14 jam yang lalu
Riwayat Pendidikan Danjen...
Riwayat Pendidikan Danjen Kopassus Mayjen TNI Djon Afriandi, Lulusan Terbaik Akmil 1995
16 jam yang lalu
8 Beasiswa SMA Luar...
8 Beasiswa SMA Luar Negeri Terbaik 2025, Mana Negara Favoritmu?
17 jam yang lalu
Infografis
3 Alasan Komisi Eropa...
3 Alasan Komisi Eropa Dorong UE Miliki Blok Pertahanan Baru
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved