Salip Malaysia, Indonesia Jawara Publikasi Ilmiah di ASEAN

Kamis, 25 Juli 2019 - 12:22 WIB
Salip Malaysia, Indonesia...
Salip Malaysia, Indonesia Jawara Publikasi Ilmiah di ASEAN
A A A
JAKARTA - Kemeterian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) menyebutkan jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia menduduki posisi puncak di tingkat ASEAN.

Pemerintah menegaskan akan terus meningkatkan jumlah publikasi internasional untuk mengejar target terbaik di Asia.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Mohammad Dimyati mengatakan, data saat ini menunjukkan jumlah publikasi internasional Indonesia sudah menjadi juara se-ASEAN.

Dia mengatakan, jumlah publikasi internasional Indonesia yang terindeks Scopus saat ini sebanyak 32.975. Dengan jumlah ini Indonesia bisa melampaui Malaysia yang sebelumnya memuncaki posisi ASEAN dengan selisih hanya tiga publikasi dengan Indonesia yakni 32.972 publikasi.

"Sekarang ini sampai pada 32.975. Dia (Malaysia-red) 32.972. Kalau sekarang kita sudah mulai juara ASEAN walau selisihnya baru tiga paper,” kata Dimyati saat menghadiri acara Industrial Technology Development (ITD) Expo 2019 di Jakarta, Rabu 24 Juli 2019.

Dimyati mengatakan, saat ini target menjadi terbanyak di ASEAN tercapai. Meski begitu, pemerintah pun akan terus mengejar kuantitas agar mampu menjadi tertinggi di Asia.

Menurut dia, potensi untuk mengejar target itu sangat tinggi. Apalagi saat ini, kata dia, ada 100.000 lebih potensi peneliti Indonesia yang bisa membuat publikasi, baik untuk tingkat nasional maupun internasional.

Dimyati menjelaskan, jika Indonesia mampu menunjukkan keunggulan di bidang publikasi internasional maka pekerjaan rumah yang paling berat selanjutnya adalah menuju implementasi hasil penelitian sehingga bisa dikomersialkan di dunia industry.

Menurut dia, adanya hilirisasi hasil teknologi menuju komersialisasi maka akan menghasilkan banyak manfaat yang bisa dirasakan. Di antaranya produk-produk baru yang muncul yang akan meningkatkan produktivitas industri.

“Selain itu bisa menciptakan lapangan kerja baru yang bernilai tambah tinggi sebagai dasar dari fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa datang,” tuturnya.

Untuk mendukung implementasi hilirisasi, Kemenristekdikti menyediakan instrumen kebijakaan pendanaan riset, yaitu Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (Insinas) dan Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI).

Dimyati menjelaskan, banyak yang telah dihasilkan PPTI dan Insinas, yakni purwarupa desain laik industry yang telah teruji di lingkungan sebenarnya dan sebagian telah dikomersialisasikan.
Purwarupa desain laik industry yang dihasilkan PPTI selama 2017-2018 sebanyak 158 buah. Sedangkan untuk purwarupa skala lab yang dihasilkan dari program Insinas dari 2015-2018 sebanyak 574 buah.

Mengenai pameran ini, Dimyati berharap ITD Expo dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan masyarakat terhadap kebijakan dan program pemerintah dalam mendukung kegiatan penelitian.
Selain itu juga bisa memberikan informasi teknologi hasil penelitian yang memiliki potensi dan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Dia juga berharap pameran ini bisa meningkatkan budaya riset yang baik dan terkoordinasi sehingga dapat menciptakan inovasi-inovasi yang dapat diimplementasikan dan dipasarkan di dunia industry nasional maupun internasional.

Sementara Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH) Jonathan L Parapak menjelaskan, kampusnya juga tengah mendorong lebih banyak publikasi internasional yang dihasilkan para dosennya.

Salah satu caranya menjalin kerja sama dengan peneliti luar negeri sehingga lebih mudah dalam mengakses jurnal-jurnal internasional.

"Kita sedang mendorong publikasi internasional. Memang banyak sekali persoalan karena untuk tampil di publikasi internasional itu tidak mudah," tuturnya.
(dam)
Berita Terkait
Mantan Menristekdikti...
Mantan Menristekdikti Mohamad Nasir: Anggaran Pendidikan Tinggi Sangat Rendah
Wamendikti Ajak Perguruan...
Wamendikti Ajak Perguruan Tinggi untuk Inovatif dan Adaptif Hadapi Perubahan Zaman
Indonesia-Turki coba...
Indonesia-Turki coba Kerja Sama di Bidang Penerbangan dan Antariksa
Menristek Sampaikan...
Menristek Sampaikan Fokus Prioritas Riset Nasional pada Rakornas PRN
25 Peneliti Ikut Pelatihan...
25 Peneliti Ikut Pelatihan dan Sertifikasi Peneliti Kuantitatif Internasional
Anugerah Diktiristek...
Anugerah Diktiristek 2022, Apresiasi untuk Pemangku Kepentingan Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi
Berita Terkini
Menteri Pendidikan Filipina...
Menteri Pendidikan Filipina Kunjungi FKUI, Bahas Kerja Sama Regional Pendidikan dan Riset
2 jam yang lalu
Kisah Si Kembar Risyad...
Kisah Si Kembar Risyad dan Rasyid, Lulus Bersama dari ITS Mengejar Mimpi di Dunia Teknologi
3 jam yang lalu
Kisah Haru Pasutri Raih...
Kisah Haru Pasutri Raih Gelar Doktor Bareng di ITS, Sempat Hadapi Kebutaan
4 jam yang lalu
Jadwal Tes Online Rekrutmen...
Jadwal Tes Online Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Sudah Siap?
5 jam yang lalu
P2G Ungkap Plus Minus...
P2G Ungkap Plus Minus Kembalinya Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA
6 jam yang lalu
Cara Cek Jadwal Tes...
Cara Cek Jadwal Tes RBB BUMN 2025, Mudah Banget!
7 jam yang lalu
Infografis
Kapal Induk Kedua Tiba...
Kapal Induk Kedua Tiba di Timur Tengah, AS Serius Ancam Iran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved