Wujudkan SDM Unggul, Usakti Kembangkan Smart Classroom
A
A
A
JAKARTA - Universitas Trisakti (Usakti) menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 lewat program Trisakti Smart Classroom (TSC). Program ini dibuat guna mencetak sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul seperti yang diharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pernyataan itu disampaikan Rektor Universitas Trisakti Ali Ghufron Mukti seusai memimpin upacara HUT Ke-74 RI di Kampus Trisakti Jakarta kemarin. Dia mengatakan, HUT RI kali ini menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan. Ini akan menjadi awal periode kedua pemerintah Presiden Jokowi yang konsentrasinya di SDM, yakni SDM unggul, Indonesia makmur.
“Dalam momen ini, Trisakti juga ingin ikut berkontribusi menciptakan manusia unggul yang berkepribadian, berdaya saing tinggi, kompeten, dan responsif terhadap perubahan. Karena itu, kami bangun Trisakti Smart Classroom,” ujar Ghufron yang sempat ikut ambil bagian dalam kegiatan Flash Mob Tarian Nusantara yang diprakarsai Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti seusai upacara HUT Ke-74 RI.
TSC merupakan program kelas berbasis teknologi. Program itu diresmikan langsung Ali pada 2 Oktober 2018. Ini juga menjadi indikasi bahwa Usakti siap menghadapi era Revolusi Industri 4.0. “TSC adalah kelas yang menggunakan artificial intelligent, virtual reality, untuk proses pembelajaran. Sekarang program ini juga sudah dimulai di UI, ITB, dan UGM. Tapi, Trisakti lebih dulu menggunakan smart classroom untuk membangun manusia unggul,” tegas Ghufron.
Dia mengatakan, ide TSC itu muncul setelah Presiden Jokowi menyinggung program pembangunan manusia unggul dua tahun lalu. Saat itu Presiden mengatakan bahwa di Amerika dan di luar negeri dengan kacamata tiga dimensi orang bisa main pingpong. “Nah, di sini di Trisakti dengan kacamata tiga dimensi, kita tidak hanya bisa main pingpong, tapi juga bisa digunakan untuk praktikum teknik industri, automotif, fakultas kedokteran, dan lainnya.
Jadi, SDM sekarang itu harus unggul, adaptif, dan responsif terhadap perubahan yang sangat cepat dan penuh dinamika,” ucapnya. Menurut Ghufron, para mahasiswa yang ingin mengasah skill cukup menggunakan kacamata tiga dimensi dan melihat komputer di ruang yang serbateknologi itu.
“Misalnya, kita mau melihat reaksi kimia, tinggal mengambil bahannya di situ. Semuanya virtual. Kita tidak perlu lagi beli bahan-bahan kimia, tapi kita bisa langsung mencampurkannya di situ. Contohnya, bikin H2SO4. Kita bisa langsung reaksikan di situ,” kata Ghufron.
Untuk mendukung program TSC tersebut, Usakti juga mengembangkan modul-modulnya. Sebelum peresmian TSC tahun lalu, mereka bahkan sudah menandatangani kerja sama dengan Institute for Information Industry Taiwan. Kerja sama itu mencakup pengelolaan smart classroom, smart research collaboration, smart community development, dan smart industry incubation.
“Jadi, kami kembangkan bersama modulnya dan bahasanya. Yang jelas, program ini lebih implementatif. Artinya, bisa diterapkan dan nge-link terhadap industri,” tutur Ghufron. Berdasarkan laporan yang diterimanya, saat ini 80% lulusan Universitas Trisakti dalam enam bulan sudah diterima bekerja. Itu artinya, lulusan kampus tersebut sudah benar-benar bisa diserap pasar.
Terkait pelaksanaan upacara HUT Ke-74 RI yang diakhiri flash mob tarian Nusantara yang diikuti seluruh sivitas akademi Usakti, Ghufron sangat mengapresiasinya. Apalagi, performa yang ditampilkan adalah seni budaya Nusantara, yakni tarian Jawa dan tarian Maumere. Flash mob diprakarsai Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Usakti.
Ghufron mengatakan, kegiatan-kegiatan yang digelar di kampus itu makin mengokohkan tagline Universitas Trisakti sebagai universitas dengan One Stop Learning For Sustainable Development. “Artinya, kalau orang mau belajar ilmu pengetahuan teknologi dan seni di Trisakti, ya di sini bisa macam-macam. Cuma memang belum komplet. Tapi, itu akan memberikan arahan kalau itu akan kita kembangkan,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Wakil Dekan III FTSP Indartoyo. Dia mengatakan, flash mob tarian Nusantara diharapkan akan menambah semangat persatuan antarsivitas akademik serta mengembangkan kecintaan terhadap seni budaya Nusantara.
Pernyataan itu disampaikan Rektor Universitas Trisakti Ali Ghufron Mukti seusai memimpin upacara HUT Ke-74 RI di Kampus Trisakti Jakarta kemarin. Dia mengatakan, HUT RI kali ini menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan. Ini akan menjadi awal periode kedua pemerintah Presiden Jokowi yang konsentrasinya di SDM, yakni SDM unggul, Indonesia makmur.
“Dalam momen ini, Trisakti juga ingin ikut berkontribusi menciptakan manusia unggul yang berkepribadian, berdaya saing tinggi, kompeten, dan responsif terhadap perubahan. Karena itu, kami bangun Trisakti Smart Classroom,” ujar Ghufron yang sempat ikut ambil bagian dalam kegiatan Flash Mob Tarian Nusantara yang diprakarsai Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti seusai upacara HUT Ke-74 RI.
TSC merupakan program kelas berbasis teknologi. Program itu diresmikan langsung Ali pada 2 Oktober 2018. Ini juga menjadi indikasi bahwa Usakti siap menghadapi era Revolusi Industri 4.0. “TSC adalah kelas yang menggunakan artificial intelligent, virtual reality, untuk proses pembelajaran. Sekarang program ini juga sudah dimulai di UI, ITB, dan UGM. Tapi, Trisakti lebih dulu menggunakan smart classroom untuk membangun manusia unggul,” tegas Ghufron.
Dia mengatakan, ide TSC itu muncul setelah Presiden Jokowi menyinggung program pembangunan manusia unggul dua tahun lalu. Saat itu Presiden mengatakan bahwa di Amerika dan di luar negeri dengan kacamata tiga dimensi orang bisa main pingpong. “Nah, di sini di Trisakti dengan kacamata tiga dimensi, kita tidak hanya bisa main pingpong, tapi juga bisa digunakan untuk praktikum teknik industri, automotif, fakultas kedokteran, dan lainnya.
Jadi, SDM sekarang itu harus unggul, adaptif, dan responsif terhadap perubahan yang sangat cepat dan penuh dinamika,” ucapnya. Menurut Ghufron, para mahasiswa yang ingin mengasah skill cukup menggunakan kacamata tiga dimensi dan melihat komputer di ruang yang serbateknologi itu.
“Misalnya, kita mau melihat reaksi kimia, tinggal mengambil bahannya di situ. Semuanya virtual. Kita tidak perlu lagi beli bahan-bahan kimia, tapi kita bisa langsung mencampurkannya di situ. Contohnya, bikin H2SO4. Kita bisa langsung reaksikan di situ,” kata Ghufron.
Untuk mendukung program TSC tersebut, Usakti juga mengembangkan modul-modulnya. Sebelum peresmian TSC tahun lalu, mereka bahkan sudah menandatangani kerja sama dengan Institute for Information Industry Taiwan. Kerja sama itu mencakup pengelolaan smart classroom, smart research collaboration, smart community development, dan smart industry incubation.
“Jadi, kami kembangkan bersama modulnya dan bahasanya. Yang jelas, program ini lebih implementatif. Artinya, bisa diterapkan dan nge-link terhadap industri,” tutur Ghufron. Berdasarkan laporan yang diterimanya, saat ini 80% lulusan Universitas Trisakti dalam enam bulan sudah diterima bekerja. Itu artinya, lulusan kampus tersebut sudah benar-benar bisa diserap pasar.
Terkait pelaksanaan upacara HUT Ke-74 RI yang diakhiri flash mob tarian Nusantara yang diikuti seluruh sivitas akademi Usakti, Ghufron sangat mengapresiasinya. Apalagi, performa yang ditampilkan adalah seni budaya Nusantara, yakni tarian Jawa dan tarian Maumere. Flash mob diprakarsai Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Usakti.
Ghufron mengatakan, kegiatan-kegiatan yang digelar di kampus itu makin mengokohkan tagline Universitas Trisakti sebagai universitas dengan One Stop Learning For Sustainable Development. “Artinya, kalau orang mau belajar ilmu pengetahuan teknologi dan seni di Trisakti, ya di sini bisa macam-macam. Cuma memang belum komplet. Tapi, itu akan memberikan arahan kalau itu akan kita kembangkan,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Wakil Dekan III FTSP Indartoyo. Dia mengatakan, flash mob tarian Nusantara diharapkan akan menambah semangat persatuan antarsivitas akademik serta mengembangkan kecintaan terhadap seni budaya Nusantara.
(don)