Madrasah DIY Kembali Torehkan Prestasi Internasional
A
A
A
YOGYAKARTA - Madrasah DIY kembali menoreh prestasi internasional mengharumkan daerah dan bangsa. Kali ini Abizard Rahadiyan Wahyudi dan Ammarsatya Esza, keduanya siswa MAN 1 Yogyakarta berhasil raih medali emas dalam Kompetisi Robotik tingkat Internasional atau International Robotic Competition, yang digelar International Islamic University Malaysia (IIUM).
Kepastian ini disampaikan Kepala MAN 1 Yogyakarta Wiranto Prasetyahadi kepada Humas Kemenag DIY, Sabtu (14/9/2019).
“Alhamdulillah Abizard dan Ammarsatya berhasil mengharumkan MAN 1 Yogyakarta, Kanwil Kemenag DIY, dan madrasah Indonesia pada umum. Semoga bisa menjadi jalan kesuksesan untuk siswa yang telah berprestasi tersebut,” ujar Wiranto.
Prestasi ini menurutnya menjadi motivasi dan akan menginspirasi siswa madrasah. “Siswa madrasah bisa berprestasi internasional, bersaing dengan sekolah umum bahkan sekolah dari negara lain. Siswa madrasah harus tampil penuh percaya diri karena sudah banyak yang dapat membuktikannya, berprestasi akademik dan non akademik,” terang Wiranto.
Rahian emas Abizard dan Ammarsatya pada cabang Creative, satu dari delapan Kategori, yaitu Soccer Robot, Autonomous sumo, mini combat, trashure hunt, time rush, creative, rove, dan drone.
Jelang keberangkatan ke negeri Jiran kemarin, Abizard menjelaskan, robot karyanya dengan Ammarsatya adalah Automated egg sorter, based on convegor and light sensor (Robot yang mensortir telor secara otomatis berbasis cahaya). “Melalui robot ini, akan memudahkan dalam memilah dan membedakan antara telur segar dan telur busuk,” ungkapnya penuh semangat dan keyakinan.
Ide kreatif, dikatakan Abizard, didapatkan ketika ia berkunjung di salah peternakan ayam petelur. Saat itu, ia melihat cara memilah telur ayam yang berjumlah banyak, tetapi hanya menggunakan cara yang sederhana, yaitu air atau dengan diterawang satu persatu dengan cahaya. Tentu hal ini, menurutnya tidaklah efektif dan efesien.
“Belajar dari kesulitan tersebut, kami lantas mempunyai gagasan dan ide bagaimana cara membantu para peternak agar mempermudah memilah dan membedakan telur yang masih segar dan telur yang sudah busuk,” papar Siswa kelahiran, Sleman, 3 Mei 2003 itu.
Sebelumnya Abizard juga telah meraih banyak prestasi dalam bidang robotik. Antara lain, Juara 1 Aurora Robotic Competition di Universitas Negeri Purwokerto Tahun 2016, Juara 3 Madrasah Robotic Competition Kemenag Pusat Tahun 2016, Juara 1 Aurora Robotic Competition di Universitas Negeri Purwokerto Tahun 2017, Juara Harapan 1 E-Bote Competition, Taman Pintar MIPA UGM Tahun 2017, Juara 1 Madrasah Robotic Competition Kemenag Pusat Tahun 2018, dan Juara 3 KRPY Taman Pintar UGM Tahun 2018.
Kepastian ini disampaikan Kepala MAN 1 Yogyakarta Wiranto Prasetyahadi kepada Humas Kemenag DIY, Sabtu (14/9/2019).
“Alhamdulillah Abizard dan Ammarsatya berhasil mengharumkan MAN 1 Yogyakarta, Kanwil Kemenag DIY, dan madrasah Indonesia pada umum. Semoga bisa menjadi jalan kesuksesan untuk siswa yang telah berprestasi tersebut,” ujar Wiranto.
Prestasi ini menurutnya menjadi motivasi dan akan menginspirasi siswa madrasah. “Siswa madrasah bisa berprestasi internasional, bersaing dengan sekolah umum bahkan sekolah dari negara lain. Siswa madrasah harus tampil penuh percaya diri karena sudah banyak yang dapat membuktikannya, berprestasi akademik dan non akademik,” terang Wiranto.
Rahian emas Abizard dan Ammarsatya pada cabang Creative, satu dari delapan Kategori, yaitu Soccer Robot, Autonomous sumo, mini combat, trashure hunt, time rush, creative, rove, dan drone.
Jelang keberangkatan ke negeri Jiran kemarin, Abizard menjelaskan, robot karyanya dengan Ammarsatya adalah Automated egg sorter, based on convegor and light sensor (Robot yang mensortir telor secara otomatis berbasis cahaya). “Melalui robot ini, akan memudahkan dalam memilah dan membedakan antara telur segar dan telur busuk,” ungkapnya penuh semangat dan keyakinan.
Ide kreatif, dikatakan Abizard, didapatkan ketika ia berkunjung di salah peternakan ayam petelur. Saat itu, ia melihat cara memilah telur ayam yang berjumlah banyak, tetapi hanya menggunakan cara yang sederhana, yaitu air atau dengan diterawang satu persatu dengan cahaya. Tentu hal ini, menurutnya tidaklah efektif dan efesien.
“Belajar dari kesulitan tersebut, kami lantas mempunyai gagasan dan ide bagaimana cara membantu para peternak agar mempermudah memilah dan membedakan telur yang masih segar dan telur yang sudah busuk,” papar Siswa kelahiran, Sleman, 3 Mei 2003 itu.
Sebelumnya Abizard juga telah meraih banyak prestasi dalam bidang robotik. Antara lain, Juara 1 Aurora Robotic Competition di Universitas Negeri Purwokerto Tahun 2016, Juara 3 Madrasah Robotic Competition Kemenag Pusat Tahun 2016, Juara 1 Aurora Robotic Competition di Universitas Negeri Purwokerto Tahun 2017, Juara Harapan 1 E-Bote Competition, Taman Pintar MIPA UGM Tahun 2017, Juara 1 Madrasah Robotic Competition Kemenag Pusat Tahun 2018, dan Juara 3 KRPY Taman Pintar UGM Tahun 2018.
(atk)