Kaum Milenial Diminta Waspadai Agenda Tersembunyi Revolusi Industri 4.0
A
A
A
JAKARTA - Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi negara (BSSN) mengingatkan agar kaum milenial tidak hanyut dalam penggunaan teknologi canggih belakangan ini. Karena ada agenda tersembunyi dari Revolusi Industri 4.0 yang diadopsi di Indonesia.
Wakil Kepala BSSN, Komjen Pol Drs. Dharma Pongrekun mengingatkan agar kaum milenial selalu berpegang pada jati dirinya sebagai mahluk ber-Ketuhanan dalam menghadapi dan mengantisipasi Revolusi Industri 4.0 yang penuh ketidakpastian.
“Revolusi industri sebetulnya adalah rekayasa kehidupan yang akan menjauhkan manusia dengan fitrahnya sebagai mahluk ciptaan Tuhan,” katanya dalam seminar yang diadakan Dewan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarief Hidayatullah, beberapa waktu lalu.
Dalam paparannya, Dharma menjelaskan revolusi industri hanya satu dari agenda besar globalisasi untuk merevolusi kehidupan manusia agar menjadi mahluk ateis atau tidak bertuhan. “Tujuan akhirnya menjauhkan manusia dari Tuhan, dengan cara merekayasa pola pikir manusia,” katanya.
Menurut Dharma, globalisasi memiliki tiga agenda besar, yaitu money, power, dan control. Program money, sudah sukses dengan bersatunya sistem ekonomi seluruh dunia.
Program power juga sudah sukses dengan masuknya sistem global ke dalam sistem dan struktur pemerintahan di seluruh dunia. Ketiga, program control , hampir 80% sudah terpenuhi.
“Globalisasi ujung-unjungnya merekayasa kehidupan manusia agar masuk ke dalam sistem ateis atau tidak bertuhan,” katanya. Life engineering tersebut, lanjut Dharma, dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).
Karena itu Dharma mengimbau kaum melenial untuk lebih bijak di dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Karena teknologi ini memang didesain untuk memanipulasi mindset manusia. “Kemajuan teknologi ini hanya pengalihan konsentrasi kita supaya kita tidak punya cukup waktu untuk mengingat Tuhan,” katanya.
Menurut Dharma, sekarang ini sarana TIK yang begitu masif dipakai manusia sehari-hari adalah smartphone. Di dalam alat disisipi aplikasi-aplikasi yang memiliki roh kemewahan, roh pornografi dan roh candu.
Sebab itu, alat ini membuat manusia bisa asyik berjam-jam, sampai lupa waktu salat. Padahal manusia bisa hidup karena roh dari Tuhan. "Nah roh itulah yang coba diganggu melalui smartphone. Dunia nyata Allah yang punya. Dunia maya, Allah-nya maya juga,” katanya.
Solusinya, menurut Dharma, segenap remaja harus kembali kepada nilai-nilai luhur bangsa, yaitu menjadi bangsa yang ber-Ketuhanan. "Kalau Sila Pertama Pancasila ini sudah kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari, otomatis sila-sila berikutnya akan terwujud," terangnya.
Pada bagian akhir Dharma menghimbau kepada kaum milienal agar segera menjadi orang pintar sehingga pada waktunya Indonesua memiliki Teknologi Industri Nasional yang diawaki oleh anak-anak bangsa sendiri.
Selain dapat memajukan ekonomi dalam negeri, hal ini juga dapat menjaga data keamanan seluruh bangsa Indonesia dan tidak tergantung dengan bangsa lain. “Supaya kita tidak menjadi robot atau budak bangsa asing,” katanya.
Wakil Kepala BSSN, Komjen Pol Drs. Dharma Pongrekun mengingatkan agar kaum milenial selalu berpegang pada jati dirinya sebagai mahluk ber-Ketuhanan dalam menghadapi dan mengantisipasi Revolusi Industri 4.0 yang penuh ketidakpastian.
“Revolusi industri sebetulnya adalah rekayasa kehidupan yang akan menjauhkan manusia dengan fitrahnya sebagai mahluk ciptaan Tuhan,” katanya dalam seminar yang diadakan Dewan Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Syarief Hidayatullah, beberapa waktu lalu.
Dalam paparannya, Dharma menjelaskan revolusi industri hanya satu dari agenda besar globalisasi untuk merevolusi kehidupan manusia agar menjadi mahluk ateis atau tidak bertuhan. “Tujuan akhirnya menjauhkan manusia dari Tuhan, dengan cara merekayasa pola pikir manusia,” katanya.
Menurut Dharma, globalisasi memiliki tiga agenda besar, yaitu money, power, dan control. Program money, sudah sukses dengan bersatunya sistem ekonomi seluruh dunia.
Program power juga sudah sukses dengan masuknya sistem global ke dalam sistem dan struktur pemerintahan di seluruh dunia. Ketiga, program control , hampir 80% sudah terpenuhi.
“Globalisasi ujung-unjungnya merekayasa kehidupan manusia agar masuk ke dalam sistem ateis atau tidak bertuhan,” katanya. Life engineering tersebut, lanjut Dharma, dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM).
Karena itu Dharma mengimbau kaum melenial untuk lebih bijak di dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Karena teknologi ini memang didesain untuk memanipulasi mindset manusia. “Kemajuan teknologi ini hanya pengalihan konsentrasi kita supaya kita tidak punya cukup waktu untuk mengingat Tuhan,” katanya.
Menurut Dharma, sekarang ini sarana TIK yang begitu masif dipakai manusia sehari-hari adalah smartphone. Di dalam alat disisipi aplikasi-aplikasi yang memiliki roh kemewahan, roh pornografi dan roh candu.
Sebab itu, alat ini membuat manusia bisa asyik berjam-jam, sampai lupa waktu salat. Padahal manusia bisa hidup karena roh dari Tuhan. "Nah roh itulah yang coba diganggu melalui smartphone. Dunia nyata Allah yang punya. Dunia maya, Allah-nya maya juga,” katanya.
Solusinya, menurut Dharma, segenap remaja harus kembali kepada nilai-nilai luhur bangsa, yaitu menjadi bangsa yang ber-Ketuhanan. "Kalau Sila Pertama Pancasila ini sudah kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari, otomatis sila-sila berikutnya akan terwujud," terangnya.
Pada bagian akhir Dharma menghimbau kepada kaum milienal agar segera menjadi orang pintar sehingga pada waktunya Indonesua memiliki Teknologi Industri Nasional yang diawaki oleh anak-anak bangsa sendiri.
Selain dapat memajukan ekonomi dalam negeri, hal ini juga dapat menjaga data keamanan seluruh bangsa Indonesia dan tidak tergantung dengan bangsa lain. “Supaya kita tidak menjadi robot atau budak bangsa asing,” katanya.
(ysw)