Uni Here I Come Diharapkan Bisa Bimbing Pelajar Sebelum Kuliah
A
A
A
JAKARTA - Pada rapat kerja perdana Komisi X DPR dengan Mendikbud memaparkan visi misi Presiden yang diterjemahkan menjadi arah pendidikan Indonesia yang terdiri dari pendidikan karakter, deregulasi dan debirokratisasi, meningkatkan investasi dan inovasi, penciptaan lapangan kerja dan terakhir pemberdayaan teknologi.
Terkait dengan peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja, menteri mengungkapkan, bahwa link and match di Indonesia berada pada kondisi yang cukup parah, dimana banyak kompetensi yang tidak relevan diajarkan dan yang penting justru diabaikan.
Demikian pula pola pikir masyarakat yang hanya ingin mendapatkan pekerjaan tanpa berpikir bagaimana menciptakan lapangan kerja.
Menjawab gagasan menteri pendidikan tersebut, Wafaa Indonesia bersama mitra kerja internasionalnya NAMA Foundation, menyelenggarakan lokakarya persiapan pelajar SMA tingkat akhir untuk menentukan masa depan depan mereka dalam memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat, serta soft skills yang dibutuhkan untuk memasuki kehidupan nyata pasca sekolah menengah.
Program ini dinamakan Uni Here I Come, merupakan program inisiatif dari NAMA Foundation. Dalam kegiatan ini, para pelajar diberikan golden compass yang akan memandu dalam menentukan jurusan kuliah yang akan diambil setelah lulus sekolah sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Selain itu, para pelajar mendapatkan manfaat tes dan hasil peta potensi kekuatan dan kelemahan diri, rekomendasi profesi dan jurusan kuliah yang sesuai, konsultasi jurusan kuliah dan seputar dunia perkuliahan serta pengenalan kampus dan jurusan kuliah pilihan.
Izharul Haq, sekretaris Wafaa Indonesia, menekankan pentingnya acara ini karena masih banyak sekali mahasiswa yang salah pilih ambil jurusan, bahkan terjadi setelah lulus, ternyata jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki.
"Kami berharap acara ini bisa memfasilitasi para siswa untuk bisa lebih terbuka lagi tentang bakat yang dimiliki serta minatnya apakah sudah sesuai," kata Izharul melalui siaran pers, Kamis (21/11/2019).
"Sehingga jurusan yang diambil ketika kuliah nanti sudah sesuai dengan bakat dan passionnya. Dan investasi waktunya tidak terbuang karena salah pilih jurusan," sambungnya.
Kegiatan ini diselenggarakan secara serial selama bulan Oktober sampai dengan November 2019 dan melibatkan lebih dari 300 siswa-siswi di beberapa sekolah menengah atas di Jabodetabek.
Terkait dengan peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja, menteri mengungkapkan, bahwa link and match di Indonesia berada pada kondisi yang cukup parah, dimana banyak kompetensi yang tidak relevan diajarkan dan yang penting justru diabaikan.
Demikian pula pola pikir masyarakat yang hanya ingin mendapatkan pekerjaan tanpa berpikir bagaimana menciptakan lapangan kerja.
Menjawab gagasan menteri pendidikan tersebut, Wafaa Indonesia bersama mitra kerja internasionalnya NAMA Foundation, menyelenggarakan lokakarya persiapan pelajar SMA tingkat akhir untuk menentukan masa depan depan mereka dalam memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat, serta soft skills yang dibutuhkan untuk memasuki kehidupan nyata pasca sekolah menengah.
Program ini dinamakan Uni Here I Come, merupakan program inisiatif dari NAMA Foundation. Dalam kegiatan ini, para pelajar diberikan golden compass yang akan memandu dalam menentukan jurusan kuliah yang akan diambil setelah lulus sekolah sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Selain itu, para pelajar mendapatkan manfaat tes dan hasil peta potensi kekuatan dan kelemahan diri, rekomendasi profesi dan jurusan kuliah yang sesuai, konsultasi jurusan kuliah dan seputar dunia perkuliahan serta pengenalan kampus dan jurusan kuliah pilihan.
Izharul Haq, sekretaris Wafaa Indonesia, menekankan pentingnya acara ini karena masih banyak sekali mahasiswa yang salah pilih ambil jurusan, bahkan terjadi setelah lulus, ternyata jurusan yang diambil tidak sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki.
"Kami berharap acara ini bisa memfasilitasi para siswa untuk bisa lebih terbuka lagi tentang bakat yang dimiliki serta minatnya apakah sudah sesuai," kata Izharul melalui siaran pers, Kamis (21/11/2019).
"Sehingga jurusan yang diambil ketika kuliah nanti sudah sesuai dengan bakat dan passionnya. Dan investasi waktunya tidak terbuang karena salah pilih jurusan," sambungnya.
Kegiatan ini diselenggarakan secara serial selama bulan Oktober sampai dengan November 2019 dan melibatkan lebih dari 300 siswa-siswi di beberapa sekolah menengah atas di Jabodetabek.
(maf)