Universitas Pertamina Raih Juara Kedua dan Ketiga Ajang Joint Convention 2019
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa Universitas Pertamina kembali meraih prestasi. Dua tim mahasiswa masing-masing meraih juara kedua dan ketiga kategori student competition pada ajang Joint Convention Yogyakarta (JCY) 2019 di Yogyakarta.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI), dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) pada 25 November 2019.
Joint Convention merupakan ajang ilmiah geoscience terbesar di Indonesia yang diselenggarakan dua tahun sekali oleh HAGI-IAGI-IAFMI-IATMI. Tahun ini, Joint Convetion berlangsung di Yogyakarta dengan mengusung topik “Toward Massive Exploration and Maximizing Undeveloped Resources”.
Lomba ini diikuti oleh seluruh masyarakat dan pelajar di Indonesia. Kategori yang dilombakan berupa paper competition, poster competition, dan student competition.
Pada kategori student competition, memiliki tema besar “Connecting Energy Resources To End User”.
Awalnya, peserta diminta mengirim esai. Sejumlah 64 peserta lolos pada seleksi ini. Kemudian peserta dieliminasi kembali hingga tersisa 18 besar. Pada tahap ini, peserta diminta membuat video teaser penelitian mereka. Seleksi tahap ini menyisakan 5 besar untuk melakukan presentasi di depan para juri.
Dua tim mahasiswa dari Universitas Pertamina mengikuti kategori lomba student competition. Tim pertama berasal dari Mahasiswa Program Studi Teknik Geologi Angkatan Tahun 2017 yang beranggotakan Achmad Athoillah, Pingkan Mirah, dan Septiana Nawang Wulan, dengan judul penelitian “Aplication of Augmented Reality for Natural Hazard Identification in Sinabung Geothermal Reseource Development”.
Tim membuat aplikasi dengan teknologi Augmented Reality yang bisa diakses oleh masyarakat melalui smartphone.
“Aplikasi ini berguna untuk mengidentifikasi resiko bencana alam khususnya di lapangan panas bumi. Aplikasi ini juga dapat mengidentifikasi kemiringan lereng. Aplikasi ini sengaja dikemas dalam bentuk smartphone yang sudah familiar di tengah masyarakat, sehingga akan lebih fleksibel digunakan” tutur Pinkan mewakili tim. Dengan penelitian tersebut, tim berhasil meraih juara kedua.
Tim kedua berasal dari mahasiswa Program Studi Teknik Geofisika Angkatan Tahun 2016 yang beranggotakan Muhammad Iqbal Sulaiman, Haolia, Tiaraningtias Bagus Pertiwi dengan judul penelitian “Utilization of Geothermal Energy in Reducing Indonesia’s Carbon Emissions with a Carbon Credit System”.
“Kami meneliti pemanfaatan energi panas bumi dalam rangka mengurangi emisi karbon dengan metode carbon credit. Indonesia sebagai negara berkembang turut berkontribusi dalam proyek Clean Development Mechanism (CDM). Adanya proyek CDM tersebut menghasilkan Certified Emission Reduction (CERs) yang dapat dimonetisasi” tutur Iqbal. Dengan penelitian tersebut, tim meraih juara ketiga.
Dekan Fakultas Teknologi Eksplorasi & Produksi, Prof. Awali Priyono, menyambut baik prestasi yang berhasil diperoleh para mahasiswa Universitas Pertamina. “Aplikasi yang dibuat tim dapat menjadi terobosan baru dalam pemanfaatan teknologi digital. Salah satu metode efektif untuk menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana pada masyarakat. Sedangkan konsep pemanfaatan energi panas bumi sendiri menjadi alternatif untuk mengurangi emisi karbon ” tuturnya.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI), dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) pada 25 November 2019.
Joint Convention merupakan ajang ilmiah geoscience terbesar di Indonesia yang diselenggarakan dua tahun sekali oleh HAGI-IAGI-IAFMI-IATMI. Tahun ini, Joint Convetion berlangsung di Yogyakarta dengan mengusung topik “Toward Massive Exploration and Maximizing Undeveloped Resources”.
Lomba ini diikuti oleh seluruh masyarakat dan pelajar di Indonesia. Kategori yang dilombakan berupa paper competition, poster competition, dan student competition.
Pada kategori student competition, memiliki tema besar “Connecting Energy Resources To End User”.
Awalnya, peserta diminta mengirim esai. Sejumlah 64 peserta lolos pada seleksi ini. Kemudian peserta dieliminasi kembali hingga tersisa 18 besar. Pada tahap ini, peserta diminta membuat video teaser penelitian mereka. Seleksi tahap ini menyisakan 5 besar untuk melakukan presentasi di depan para juri.
Dua tim mahasiswa dari Universitas Pertamina mengikuti kategori lomba student competition. Tim pertama berasal dari Mahasiswa Program Studi Teknik Geologi Angkatan Tahun 2017 yang beranggotakan Achmad Athoillah, Pingkan Mirah, dan Septiana Nawang Wulan, dengan judul penelitian “Aplication of Augmented Reality for Natural Hazard Identification in Sinabung Geothermal Reseource Development”.
Tim membuat aplikasi dengan teknologi Augmented Reality yang bisa diakses oleh masyarakat melalui smartphone.
“Aplikasi ini berguna untuk mengidentifikasi resiko bencana alam khususnya di lapangan panas bumi. Aplikasi ini juga dapat mengidentifikasi kemiringan lereng. Aplikasi ini sengaja dikemas dalam bentuk smartphone yang sudah familiar di tengah masyarakat, sehingga akan lebih fleksibel digunakan” tutur Pinkan mewakili tim. Dengan penelitian tersebut, tim berhasil meraih juara kedua.
Tim kedua berasal dari mahasiswa Program Studi Teknik Geofisika Angkatan Tahun 2016 yang beranggotakan Muhammad Iqbal Sulaiman, Haolia, Tiaraningtias Bagus Pertiwi dengan judul penelitian “Utilization of Geothermal Energy in Reducing Indonesia’s Carbon Emissions with a Carbon Credit System”.
“Kami meneliti pemanfaatan energi panas bumi dalam rangka mengurangi emisi karbon dengan metode carbon credit. Indonesia sebagai negara berkembang turut berkontribusi dalam proyek Clean Development Mechanism (CDM). Adanya proyek CDM tersebut menghasilkan Certified Emission Reduction (CERs) yang dapat dimonetisasi” tutur Iqbal. Dengan penelitian tersebut, tim meraih juara ketiga.
Dekan Fakultas Teknologi Eksplorasi & Produksi, Prof. Awali Priyono, menyambut baik prestasi yang berhasil diperoleh para mahasiswa Universitas Pertamina. “Aplikasi yang dibuat tim dapat menjadi terobosan baru dalam pemanfaatan teknologi digital. Salah satu metode efektif untuk menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana pada masyarakat. Sedangkan konsep pemanfaatan energi panas bumi sendiri menjadi alternatif untuk mengurangi emisi karbon ” tuturnya.
(pur)