Bupati Pasang Kayu Raih Gelar Doktor Lingkungan Universitas Brawijaya
A
A
A
MALANG - Usai menjalani ujian desertasi di Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya (UB) Malang, Bupati Pasang Kayu, Agus Ambo Djiwa kini resmi menyandang gelar doktor bidang ilmu lingkungan.
Selama 120 menit lamanya, Agus harus mempertanggung jawabkan hasil penelitiannya di hadapan para dosen penguji. Tidak main-main, ada empat dosen penguji yang harus dihadapinya. Para dosen penguji tersebut terdiri dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, dan ahli komunikasi Effendi Gazali, serta dosen Pasca Sarjana UB Malang, yakni Saida, dan Surjono.
Agus yang telah dua periode memimpin kabupaten yang dahulu dikenal dengan nama Mamuju Utara tersebut dengan tenang dan lugas memaparkan seluruh hasil penilitiannya tentang implementasi penerapan Perda No. 1/2014 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
Bahkan, pria yang bangga menjadi anak petani ini juga dengan tenang menjawab pertanyaan yang disampaikan Pramono Anung, tentang latar belakang penelitian yang dilakukannya. "Saya ingin memastikan pembangunan selaras alam yang telah menjadi kebijakan di Kabupaten Pasangkayu, benar-benar bisa diimplementasikan," ujar Agus.
Bupati yang turut membidani lahirnya Kabupaten Mamuju Utara, yang sejak 2017 ditetapkan namanya menjadi Kabupaten Pasangkayu oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut meneliti implementasi Perda No. 1/2014 tentang RTRW berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan.
Dalam ujian doktoralnya, Agus menjadikan upaya mewujudkan pembangunan selaras alam dan berkelanjutan ini sebagai bahan disertasinya. Penelitian itu mengambil judul
"Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju Utara (Pasangkayu) Nomor 1/2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mamuju Utara, Berbasis Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan penting diperhatikan karena alasan moral, ekologis, dan ekonomi. Pembangunan berkelanjutan didasarkan pada RTRW, sehingga sosialisasi untuk membangun pemahamanan masyarakat tentang lingkungan sangat penting dalam mewujutkannya," tegas Agus.
Baginya, menempuh pendidikan program doktoral ilmu lingkungan ini, sangat relevan dan penting untuk menguatkannya dalam menentukan kebijakan-kebijakan pembangunan di Kabupaten Pasangkayu, sehingga mampu melibatkan dan bermanfaat bagi masyarakat.
Di tengah kesibukan sehari-hari sebagai kepala daerah, Agus mengaku, masih semangat untuk menempuh pendidikan doktoral, karena ilmu pengetahuan sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa mengenal usia dan jabatan.
"Saya juga ingin memberi contoh kepada masyarakat dan generasi muda, untuk terus meningkatkan kemampuan melalui pendidikan. Jabatan boleh kita tanggalkan, tetapi ilmu pengetahuan akan kita bawa kekal. Penelitian ini, saya kerjakan di tengah kesibukan menjalankan pemerintahan dan pelayanan masyarakat," tuturnya.
Studi doktoral ini mampu diselesaikannya selama kurang dari tiga tahun. Bahkan, dalam ujian doktoral tersebut, dia mampu meraih nilai yang sangat memuaskan dari para dosen penguji, yakni 84,75.
Dari hasil penelitian yang dipaparkannya dalam ujian doktoral tersebut, salah satu yang menarik adalah komunikasi kebijakan pemerintah ke masyarakat tidak hanya bisa dilakukan melalui jalur birokrasi saja, melainkan juga harus ada peran aktif bupati untuk bersinggungan langsung dengan masyarakat.
Langkah-langkah komunikasi yang dibangun Agus, mendapatkan apresiasi positif dari Pramono Anung. Bagi pejabat yang akrab disapa Mas Pram ini, kebijakan pemerintah harus mampu diimplementasikan demi peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
"Saya juga sangat senang, ada kepala daerah yang memipirkan tentang pentingnya pendidikan. Bahkan, mengkaji kebijakan yang diambilnya secara ilmiah. Ini sangat contoh yang sangat bagus. Pastinya ke depan kita juga akan kembangkan peluang kerjasama agar para kepala daerah bisa melanjutkan pendidikan tingginya hingga ke luar negeri," tuturnya.
Apresiasi positif juga diungkapkan Effendi Gazali. Menurutnya, dalam disertasi ini ada pengembangan ilmu komunikasi untuk menunjang efektivitas implementasi kebijakan publik, yang pada akhirnya mampu untuk membangun daerah dan menyejahterakan masyarakat.
Promotor doktoral Agus Ambo Djiwa, Abdul Hakim menyebutkan, bukan hanya melihat dari naskah penelitiannya saja saat menentukan kelayakan disertasi tersebut. "Kami juga datang ke Kabupaten Pasang Kayu, untuk mengecek langsung kondisi di lapangan," tururnya.
Salah satu copromotor dalam program doktoral Agus Ambo Djiwa, Andi Tamsil mengatakan, sebagai kabupaten baru, tentunya dibutuhkan seni tersendiri dalam menerapkan regulasi baru, utamanya yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan.
Doktor ilmu lingkungan yang sehari-hari mengajar di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar tersebut mengatakan, penelitian ini sangat dibutuhkan untuk pengembangan daerah, dan pengambilan kebijakan pembangunan daerah.
"Sekarang banyak kebijakan yang harus berbasis pada lingkungan, seperti kebijakan sistem keuangan dan penganggaranpun juga harus berbasis pada lingkungan. Makanya, kami melihat apa yang diteliti bapak bupati sangat penting, untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan," tuturnya.
Selama 120 menit lamanya, Agus harus mempertanggung jawabkan hasil penelitiannya di hadapan para dosen penguji. Tidak main-main, ada empat dosen penguji yang harus dihadapinya. Para dosen penguji tersebut terdiri dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, dan ahli komunikasi Effendi Gazali, serta dosen Pasca Sarjana UB Malang, yakni Saida, dan Surjono.
Agus yang telah dua periode memimpin kabupaten yang dahulu dikenal dengan nama Mamuju Utara tersebut dengan tenang dan lugas memaparkan seluruh hasil penilitiannya tentang implementasi penerapan Perda No. 1/2014 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
Bahkan, pria yang bangga menjadi anak petani ini juga dengan tenang menjawab pertanyaan yang disampaikan Pramono Anung, tentang latar belakang penelitian yang dilakukannya. "Saya ingin memastikan pembangunan selaras alam yang telah menjadi kebijakan di Kabupaten Pasangkayu, benar-benar bisa diimplementasikan," ujar Agus.
Bupati yang turut membidani lahirnya Kabupaten Mamuju Utara, yang sejak 2017 ditetapkan namanya menjadi Kabupaten Pasangkayu oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut meneliti implementasi Perda No. 1/2014 tentang RTRW berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan.
Dalam ujian doktoralnya, Agus menjadikan upaya mewujudkan pembangunan selaras alam dan berkelanjutan ini sebagai bahan disertasinya. Penelitian itu mengambil judul
"Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju Utara (Pasangkayu) Nomor 1/2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mamuju Utara, Berbasis Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan penting diperhatikan karena alasan moral, ekologis, dan ekonomi. Pembangunan berkelanjutan didasarkan pada RTRW, sehingga sosialisasi untuk membangun pemahamanan masyarakat tentang lingkungan sangat penting dalam mewujutkannya," tegas Agus.
Baginya, menempuh pendidikan program doktoral ilmu lingkungan ini, sangat relevan dan penting untuk menguatkannya dalam menentukan kebijakan-kebijakan pembangunan di Kabupaten Pasangkayu, sehingga mampu melibatkan dan bermanfaat bagi masyarakat.
Di tengah kesibukan sehari-hari sebagai kepala daerah, Agus mengaku, masih semangat untuk menempuh pendidikan doktoral, karena ilmu pengetahuan sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa mengenal usia dan jabatan.
"Saya juga ingin memberi contoh kepada masyarakat dan generasi muda, untuk terus meningkatkan kemampuan melalui pendidikan. Jabatan boleh kita tanggalkan, tetapi ilmu pengetahuan akan kita bawa kekal. Penelitian ini, saya kerjakan di tengah kesibukan menjalankan pemerintahan dan pelayanan masyarakat," tuturnya.
Studi doktoral ini mampu diselesaikannya selama kurang dari tiga tahun. Bahkan, dalam ujian doktoral tersebut, dia mampu meraih nilai yang sangat memuaskan dari para dosen penguji, yakni 84,75.
Dari hasil penelitian yang dipaparkannya dalam ujian doktoral tersebut, salah satu yang menarik adalah komunikasi kebijakan pemerintah ke masyarakat tidak hanya bisa dilakukan melalui jalur birokrasi saja, melainkan juga harus ada peran aktif bupati untuk bersinggungan langsung dengan masyarakat.
Langkah-langkah komunikasi yang dibangun Agus, mendapatkan apresiasi positif dari Pramono Anung. Bagi pejabat yang akrab disapa Mas Pram ini, kebijakan pemerintah harus mampu diimplementasikan demi peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
"Saya juga sangat senang, ada kepala daerah yang memipirkan tentang pentingnya pendidikan. Bahkan, mengkaji kebijakan yang diambilnya secara ilmiah. Ini sangat contoh yang sangat bagus. Pastinya ke depan kita juga akan kembangkan peluang kerjasama agar para kepala daerah bisa melanjutkan pendidikan tingginya hingga ke luar negeri," tuturnya.
Apresiasi positif juga diungkapkan Effendi Gazali. Menurutnya, dalam disertasi ini ada pengembangan ilmu komunikasi untuk menunjang efektivitas implementasi kebijakan publik, yang pada akhirnya mampu untuk membangun daerah dan menyejahterakan masyarakat.
Promotor doktoral Agus Ambo Djiwa, Abdul Hakim menyebutkan, bukan hanya melihat dari naskah penelitiannya saja saat menentukan kelayakan disertasi tersebut. "Kami juga datang ke Kabupaten Pasang Kayu, untuk mengecek langsung kondisi di lapangan," tururnya.
Salah satu copromotor dalam program doktoral Agus Ambo Djiwa, Andi Tamsil mengatakan, sebagai kabupaten baru, tentunya dibutuhkan seni tersendiri dalam menerapkan regulasi baru, utamanya yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan.
Doktor ilmu lingkungan yang sehari-hari mengajar di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar tersebut mengatakan, penelitian ini sangat dibutuhkan untuk pengembangan daerah, dan pengambilan kebijakan pembangunan daerah.
"Sekarang banyak kebijakan yang harus berbasis pada lingkungan, seperti kebijakan sistem keuangan dan penganggaranpun juga harus berbasis pada lingkungan. Makanya, kami melihat apa yang diteliti bapak bupati sangat penting, untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan," tuturnya.
(cip)