Wibawa Prasetya Raih Gelar Doktor Manajemen SDM dari UNJ
A
A
A
JAKARTA - Dosen Fakultas Teknik Atma Jaya Wibawa Prasetya berhasil meraih promosi doktor dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Gelar tersebut patut didapat pria Kelahiran Jogjakarta, 30 Juni 1962, itu setelah sukses mempertahankan disertasinya dengan judul: Pengaruh Adversity Quotient, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Turnover Intention.
Wibawa Prasetya dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan pada sidang Senat Terbuka yang dihadiri oleh Promotor dan Dewan Penguji, yang berlangsung di Lantai 5, Gedung Bung Hatta, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Senin (24/2/2020).
Komisi Promotor, yakni Prof. Dr. Maruf Akbar, M.Pd (Guru Besar Tetap Universitas Negeri Jakarta) dan Prof. Dr. Billy Tunas, M.Sc (Guru Besar Tetap Universitas Suryadarma Jakarta).
Sedangkan Dewan Penguji, terdiri dari Dr. Komarudin, M.Si, (Guru Besar Tetap UNJ yang juga Rektor UNJ); Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd (Guru Besar Tetap UNJ yang juga Direktur Pascasarjana UNJ); Prof. Dr. Hamidah, SE., M.Si (Guru Besar Tetap UNJ yang juga Koordinator Program Studi Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia); Dr. Budi Santoso (Anggota Senat UNJ); Dr. Henry Eryanto, M.Si (Anggota Senat UNJ); dan Prof. Dr. Masydzulhak, M.M (Guru Besar Tetap Universitas Mercu Buana).
Dalam paparannya, doktor ke-4105 UNJ ini menjelaskan, bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi jalannya suatu perusahaan. "Secanggih apapun peralatan yang dimiliki perusahaan, sama sekali tidak akan menegasikan eksistensi sumber daya manusia, karena manusialah yang akan mengoperasikan peralatan yang dimiliki perusahaan," paparnya.
Bahkan, sejumlah perusahaan, katanya, justru menganggap karyawan sebagai aset karena merekalah yang memegang peranan penting dalam keberhasilan perusahaan tersebut. Dalam konteks itu, perusahaan sangat berkepentingan untuk mempertahankan karyawan agar tidak terjadi turnover karyawan.
Berdasarkan penelitian, permasalahan yang dihadapi oleh banyak perusahaan saat ini adalah tingkat turnover karyawan, yang dalam penelitian Wibawa, diketahui mencapai 18,46 persen. Turnover, sambungnya, disebabkan banyak hal, salah satunya adalah adversity quotient (AQ).
Perdefinisi, adversity quotient adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan permasalahan, mempertanyakan mengapa dan darimana permasalahan itu timbul, mengenali dan mengetahui akibat permasalahan yang dihadapi serta bagaimana kemampuan dan ketangguhan individu dalam upaya menyelesaikan permasalahan itu.
"Sementara turnover intention adalah keinginan yang timbul dari diri seorang karyawan untuk meninggalkan perusahaan dan pekerjaannya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik".
Keinginan untuk meninggalkan perusahaan nampak dalam bentuk perilaku seperti memikirkan untuk keluar, mencari alternatif pekerjaan lain, niat untuk keluar, absensi meningkat, malas bekerja, protes terhadap atasan, perilaku yang berbeda dari biasanya.
Ia menjelaskan, semakin tinggi skor adversity quotient, kepuasan kerja dan motivasi kerja, maka turnover intention semakin menurun. "Untuk menekan tingkat turnover mungkin perusahaan perlu memilih calon karyawan dengan tingkat adversity quotient yang tinggi sehingga akan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan motivasi kerja, pada akhirnya turnover intention menurun," bebernya.
Akan tetapi, dalam penerimaan karyawan baru, jelas Wibawa, sebuah perusahaan kerap kali hanya mempertimbangkan Intelegence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ). "Padahal, fakta memperlihatkan bahwa seseorang yang memiliki IQ dan EQ yang tinggi belum tentu memilik AQ yang tinggi pula".
Faktanya, banyak orang dengan IQ dan EQ yang memadai gagal dalam mengatasi kesulitan dan hambatan, tetapi ada orang yang memiliki daya tahan dan ketekunan dalam menghadapi hambatan justru berhasil dalam kehidupannya.
DR. Wibawa Prasetya merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara pasangan suami istri, Kartono (Alm) dan Sri Soemarah. Ia Menikah dengan Dra. Ertriana Juli Astini, dan dikaruniai anak kembar laki laki yang diberi nama Bima Aji Sadewa dan Bayu Adhi Nugraha.
Wibawa Prasetya menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Kristen 3, Wonosobo, Lulus Tahun 1973. Tamat dari SMP Negeri 1 Wonosobo Tahun 1976. Pendidikan SMA diselesaikan pada tahun 1980. Kemudian melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Jogjakarta, lulus Sarjana Muda Hukum tahun 1984. Pada Tahun 1982, diterima sebagai mahasiswa Prodi Teknik Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada Jogjakarta dan lulus jenjang strata 1 tahun 1987.
Tahun 1989 Lulus Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Krisna Dwipayana Jakarta. Tahun 1991 melanjutkan pendidikan ke Jenjang Strata 2, Program Studi Ilmu Manajemen, Sekolah Tinggi Manajemen Labora Jakarta dan Lulus Ujian Negara Magister Manajemen tahun 1995.
Mulai bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kopertis Wilayah III Jakarta tahun 1988 dan dipekerjakan sebagai dosen di Fakultas Teknologi Industri Pertanian Institut Teknologi Indonesia Jakarta. Tahun 1990-2010, ditugaskan di Kopertis Wilayah 3, Jakarta pada Bagian Ujian Negara.
Pada tahun 2010 sampai sekarang ditugaskan sebagai dosen Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta. Matakuliah yang pernah diampu selama ini antara lain Matematika Ekonomi, Matematika Bisnis, Kalkulus 1, Kalkulus 2, Kalkulus 3 dan Kewirausahaan.
Sayang momen istimewa ini tidak dihadiri oleh sang istri Dra. Ertriana Juli Astini serta kedua putra kembarnya yakni Bima Aji Sadewa dan Bayu Adhi Nugraha. Menurut DR Wibawa, ketiga anggota keluarganya itu sedang menjalankan tugas masing-masing.
DR Wibawa mengaku sangat puas dengan capaian yang ia raih saat ini dan berterima kasih atas dukungan keluarga dan rekan dari Kampus LSPR dan Atma Jaya serta instansi di mana ia bekerja saat ini, yang hadir memberi dukungan moril kepadanya.
Wibawa Prasetya dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan pada sidang Senat Terbuka yang dihadiri oleh Promotor dan Dewan Penguji, yang berlangsung di Lantai 5, Gedung Bung Hatta, Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, Senin (24/2/2020).
Komisi Promotor, yakni Prof. Dr. Maruf Akbar, M.Pd (Guru Besar Tetap Universitas Negeri Jakarta) dan Prof. Dr. Billy Tunas, M.Sc (Guru Besar Tetap Universitas Suryadarma Jakarta).
Sedangkan Dewan Penguji, terdiri dari Dr. Komarudin, M.Si, (Guru Besar Tetap UNJ yang juga Rektor UNJ); Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd (Guru Besar Tetap UNJ yang juga Direktur Pascasarjana UNJ); Prof. Dr. Hamidah, SE., M.Si (Guru Besar Tetap UNJ yang juga Koordinator Program Studi Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia); Dr. Budi Santoso (Anggota Senat UNJ); Dr. Henry Eryanto, M.Si (Anggota Senat UNJ); dan Prof. Dr. Masydzulhak, M.M (Guru Besar Tetap Universitas Mercu Buana).
Dalam paparannya, doktor ke-4105 UNJ ini menjelaskan, bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi jalannya suatu perusahaan. "Secanggih apapun peralatan yang dimiliki perusahaan, sama sekali tidak akan menegasikan eksistensi sumber daya manusia, karena manusialah yang akan mengoperasikan peralatan yang dimiliki perusahaan," paparnya.
Bahkan, sejumlah perusahaan, katanya, justru menganggap karyawan sebagai aset karena merekalah yang memegang peranan penting dalam keberhasilan perusahaan tersebut. Dalam konteks itu, perusahaan sangat berkepentingan untuk mempertahankan karyawan agar tidak terjadi turnover karyawan.
Berdasarkan penelitian, permasalahan yang dihadapi oleh banyak perusahaan saat ini adalah tingkat turnover karyawan, yang dalam penelitian Wibawa, diketahui mencapai 18,46 persen. Turnover, sambungnya, disebabkan banyak hal, salah satunya adalah adversity quotient (AQ).
Perdefinisi, adversity quotient adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan permasalahan, mempertanyakan mengapa dan darimana permasalahan itu timbul, mengenali dan mengetahui akibat permasalahan yang dihadapi serta bagaimana kemampuan dan ketangguhan individu dalam upaya menyelesaikan permasalahan itu.
"Sementara turnover intention adalah keinginan yang timbul dari diri seorang karyawan untuk meninggalkan perusahaan dan pekerjaannya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik".
Keinginan untuk meninggalkan perusahaan nampak dalam bentuk perilaku seperti memikirkan untuk keluar, mencari alternatif pekerjaan lain, niat untuk keluar, absensi meningkat, malas bekerja, protes terhadap atasan, perilaku yang berbeda dari biasanya.
Ia menjelaskan, semakin tinggi skor adversity quotient, kepuasan kerja dan motivasi kerja, maka turnover intention semakin menurun. "Untuk menekan tingkat turnover mungkin perusahaan perlu memilih calon karyawan dengan tingkat adversity quotient yang tinggi sehingga akan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja dan motivasi kerja, pada akhirnya turnover intention menurun," bebernya.
Akan tetapi, dalam penerimaan karyawan baru, jelas Wibawa, sebuah perusahaan kerap kali hanya mempertimbangkan Intelegence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ). "Padahal, fakta memperlihatkan bahwa seseorang yang memiliki IQ dan EQ yang tinggi belum tentu memilik AQ yang tinggi pula".
Faktanya, banyak orang dengan IQ dan EQ yang memadai gagal dalam mengatasi kesulitan dan hambatan, tetapi ada orang yang memiliki daya tahan dan ketekunan dalam menghadapi hambatan justru berhasil dalam kehidupannya.
DR. Wibawa Prasetya merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara pasangan suami istri, Kartono (Alm) dan Sri Soemarah. Ia Menikah dengan Dra. Ertriana Juli Astini, dan dikaruniai anak kembar laki laki yang diberi nama Bima Aji Sadewa dan Bayu Adhi Nugraha.
Wibawa Prasetya menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Kristen 3, Wonosobo, Lulus Tahun 1973. Tamat dari SMP Negeri 1 Wonosobo Tahun 1976. Pendidikan SMA diselesaikan pada tahun 1980. Kemudian melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Jogjakarta, lulus Sarjana Muda Hukum tahun 1984. Pada Tahun 1982, diterima sebagai mahasiswa Prodi Teknik Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada Jogjakarta dan lulus jenjang strata 1 tahun 1987.
Tahun 1989 Lulus Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Krisna Dwipayana Jakarta. Tahun 1991 melanjutkan pendidikan ke Jenjang Strata 2, Program Studi Ilmu Manajemen, Sekolah Tinggi Manajemen Labora Jakarta dan Lulus Ujian Negara Magister Manajemen tahun 1995.
Mulai bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kopertis Wilayah III Jakarta tahun 1988 dan dipekerjakan sebagai dosen di Fakultas Teknologi Industri Pertanian Institut Teknologi Indonesia Jakarta. Tahun 1990-2010, ditugaskan di Kopertis Wilayah 3, Jakarta pada Bagian Ujian Negara.
Pada tahun 2010 sampai sekarang ditugaskan sebagai dosen Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta. Matakuliah yang pernah diampu selama ini antara lain Matematika Ekonomi, Matematika Bisnis, Kalkulus 1, Kalkulus 2, Kalkulus 3 dan Kewirausahaan.
Sayang momen istimewa ini tidak dihadiri oleh sang istri Dra. Ertriana Juli Astini serta kedua putra kembarnya yakni Bima Aji Sadewa dan Bayu Adhi Nugraha. Menurut DR Wibawa, ketiga anggota keluarganya itu sedang menjalankan tugas masing-masing.
DR Wibawa mengaku sangat puas dengan capaian yang ia raih saat ini dan berterima kasih atas dukungan keluarga dan rekan dari Kampus LSPR dan Atma Jaya serta instansi di mana ia bekerja saat ini, yang hadir memberi dukungan moril kepadanya.
(don)