Antispasi Wabah Corona Meluas, 276 Kampus Terapkan Kuliah Online
A
A
A
JAKARTA - Merebaknya wabah corona memaksa sejumlah perguruan tinggi meniadakan perkuliahan tatap muka dan menggantinya dengan kuliah daring (online). Hingga kemarin jumlah kampus di Tanah Air yang menerapkan sistem kuliah daring ini mencapai 276 kampus.
Inisiatif menggelar kuliah daring dilakukan kampus negeri maupun swasta. Jumlah kampus yang meniadakan kuliah tatap muka dipastikan akan terus bertambah di tengah penyebaran corona. Diperkirakan ada sejumlah kampus yang hingga kemarin belum sempat melaporkan perubahan itu ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (Baca: Ini Kampus Kampus yang terapkan Kuliah Jarak jauh)
“Kemungkinan besar jumlah yang ada masih akan bertambah (perguruan tinggi yang kuliah daring),” ujar Plt Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nizam ketika dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Nizam menjelaskan, proses belajar mengajar diserahkan sepenuhnya kepada perguruan tinggi masing-masing. Rektor yang sepenuhnya berhak memastikan proses belajar mengajar di kampusnya berjalan dengan baik.
Adapun Ditjen Dikti akan memfasilitasi kampus dengan menyediakan berbagai platform pembelajaran daring bagi perguruan tinggi yang belum memiliki. Nizam juga mengimbau perguruan tinggi yang sudah punya modul pembelajaran agar bersedia berbagi dengan kampus-kampus yang belum memiliki.
Sebelumnya Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mendukung penuh keputusan para pimpinan perguruan tinggi di wilayah yang positif terdampak Covid-19 untuk mendorong kegiatan perkuliahan daring dari rumah guna menghindari penyebaran virus.
Mantan petinggi Gojek ini mengatakan, perkuliahan melalui sistem jaringan ini diperlukan untuk memastikan perkuliahan tetap berjalan meski Indonesia sedang dilanda wabah. Kuliah daring menurut dia bisa lebih memastikan keselamatan dan kesehatan mahasiswa dan warga kampus.
Nizam menuturkan, pembelajaran dari rumah dapat dilakukan secara synchronous melalui penggunaan video conference maupun asynchronous dengan e-mail atau berbagai aplikasi pengirim pesan lainnya. Materi pembelajaran dapat memanfaatkan berbagai sumber daring yang sudah tersedia. (Baca juga: Cegah Corona, Perguruan Tinggi di Yogyakarta Terapkan Kuliah Online)
Terkait kebijakan beberapa perguruan tinggi untuk menunda upacara wisuda, Nizam menjelaskan semua pihak harus memahami bahwa kegiatan yang mengumpulkan orang dalam jumlah banyak berisiko tinggi dalam penyebaran Covid-19.
Sementara itu Universitas Tarumanagara (Untar) memutuskan untuk menerapkan pembelajaran dan ujian secara daring mulai Senin (16/3). Rektor Untar Agustinus Purna Irawan berharap mahasiswa segera membangun komunikasi dengan ketua program studi (kaprodi) atau dosen pengampu mata kuliah masing-masing.
"Semua kaprodi dan dosen pengampu mata kuliah wajib memberikan pelayanan kepada mahasiswa dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang paling memungkinkan dan memudahkan komunikasi," jelasnya.
Agustinus mengatakan, seluruh mahasiswa tidak perlu hadir untuk kuliah tatap muka di ruang kelas. Selain itu kampus juga mengeluarkan kebijakan kehadiran minimal 75% pada semester genap 2019/2020 tidak diperhitungkan. Mengacu pada Edaran Rektor Untar No 744-R/2314/UNTAR/III/2020, seluruh pembelajaran serta ujian tengah semester (UTS) akan dilaksanakan secara daring melalui Layanan Informasi Terpadu Universitas Tarumanagara (Lintar) dan media komunikasi lain yang dapat mendukung proses belajar mengajar tetap berjalan sesuai dengan jadwal. (Neneng Zubaidah)
Inisiatif menggelar kuliah daring dilakukan kampus negeri maupun swasta. Jumlah kampus yang meniadakan kuliah tatap muka dipastikan akan terus bertambah di tengah penyebaran corona. Diperkirakan ada sejumlah kampus yang hingga kemarin belum sempat melaporkan perubahan itu ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (Baca: Ini Kampus Kampus yang terapkan Kuliah Jarak jauh)
“Kemungkinan besar jumlah yang ada masih akan bertambah (perguruan tinggi yang kuliah daring),” ujar Plt Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nizam ketika dihubungi KORAN SINDO kemarin.
Nizam menjelaskan, proses belajar mengajar diserahkan sepenuhnya kepada perguruan tinggi masing-masing. Rektor yang sepenuhnya berhak memastikan proses belajar mengajar di kampusnya berjalan dengan baik.
Adapun Ditjen Dikti akan memfasilitasi kampus dengan menyediakan berbagai platform pembelajaran daring bagi perguruan tinggi yang belum memiliki. Nizam juga mengimbau perguruan tinggi yang sudah punya modul pembelajaran agar bersedia berbagi dengan kampus-kampus yang belum memiliki.
Sebelumnya Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mendukung penuh keputusan para pimpinan perguruan tinggi di wilayah yang positif terdampak Covid-19 untuk mendorong kegiatan perkuliahan daring dari rumah guna menghindari penyebaran virus.
Mantan petinggi Gojek ini mengatakan, perkuliahan melalui sistem jaringan ini diperlukan untuk memastikan perkuliahan tetap berjalan meski Indonesia sedang dilanda wabah. Kuliah daring menurut dia bisa lebih memastikan keselamatan dan kesehatan mahasiswa dan warga kampus.
Nizam menuturkan, pembelajaran dari rumah dapat dilakukan secara synchronous melalui penggunaan video conference maupun asynchronous dengan e-mail atau berbagai aplikasi pengirim pesan lainnya. Materi pembelajaran dapat memanfaatkan berbagai sumber daring yang sudah tersedia. (Baca juga: Cegah Corona, Perguruan Tinggi di Yogyakarta Terapkan Kuliah Online)
Terkait kebijakan beberapa perguruan tinggi untuk menunda upacara wisuda, Nizam menjelaskan semua pihak harus memahami bahwa kegiatan yang mengumpulkan orang dalam jumlah banyak berisiko tinggi dalam penyebaran Covid-19.
Sementara itu Universitas Tarumanagara (Untar) memutuskan untuk menerapkan pembelajaran dan ujian secara daring mulai Senin (16/3). Rektor Untar Agustinus Purna Irawan berharap mahasiswa segera membangun komunikasi dengan ketua program studi (kaprodi) atau dosen pengampu mata kuliah masing-masing.
"Semua kaprodi dan dosen pengampu mata kuliah wajib memberikan pelayanan kepada mahasiswa dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang paling memungkinkan dan memudahkan komunikasi," jelasnya.
Agustinus mengatakan, seluruh mahasiswa tidak perlu hadir untuk kuliah tatap muka di ruang kelas. Selain itu kampus juga mengeluarkan kebijakan kehadiran minimal 75% pada semester genap 2019/2020 tidak diperhitungkan. Mengacu pada Edaran Rektor Untar No 744-R/2314/UNTAR/III/2020, seluruh pembelajaran serta ujian tengah semester (UTS) akan dilaksanakan secara daring melalui Layanan Informasi Terpadu Universitas Tarumanagara (Lintar) dan media komunikasi lain yang dapat mendukung proses belajar mengajar tetap berjalan sesuai dengan jadwal. (Neneng Zubaidah)
(ysw)