UN Ditiadakan Gara-Gara Corona, Perasaan Siswa Campur Aduk
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk meniadakan Ujian Nasional (UN) Tahun 2020 lantaran wabah corona (Covid-19) yang melanda Tanah Air. Beragam reaksi disampaikan siswa yang sudah mempersiapkan diri mengikuti UN.
"Perasaannya campur aduk, soalnya kan kita udah belajar terus-terusan, terus Pendalaman Materi (PM) juga setiap Sabtu yang seharusnya bisa istirahat ini malah ke sekolah. Sudah ngebayangin ngerjain UN di ruangan gimana paniknya, eh ternyata nggak jadi (UN). Kecewa sih, tapi gimana ya orang sudah keputusannya," jelas Putri Afiya, siswa Kelas XII SMK Al Hidayah 1 Jakarta Selatan kepada SINDOnews, Selasa (24/3/2020).
Sementara, Fadhil Muharram, siswa kelas XII SMAN 97 Jakarta menyambut baik ditiadakannya UN tahun ini lantaran wabah corona. "Semoga ini menjadi keputusan terbaik untuk menghindari penyebaran corona,"ujarnya.
Diketahui, Juru Bicara (Jubir) Presiden Fadjroel Rachman mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan meniadakan ujian nasional (UN) untuk tahun 2020.
"Keputusan ini sebagai bagian dari sistem respons wabah COVID-19 yang salah satunya adalah pengutamaan keselamatan kesehatan rakyat. Seperti yang telah disampaikan bahwa sistem respon COVID-19 harus menyelamatkan kesehatan rakyat, daya tahan sosial dan dunia usaha," ujar dia melalui siaran persnya, Selasa (24/3/2020).
Dia mengatakan peniadaan UN menjadi penerapan kebijakan social distancing atau pembatasan sosial untuk memotong rantai penyebaran virus Corona. Penegasan ini disampaikan Presiden Jokowi dalam rapat terbatas dengan pembahasan UN.
"Ujian Nasional ditiadakan untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau setingkat Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau setingkat Madrasah Tsnawiyah (MTs), dan Sekolah Dasar (SD) atau setingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI),” paparnya.
Fadjroel menambahkan kebijakan peniadaan UN perlu diikuti oleh partisipasi aktif warga dalam penerapan perilaku social distancing. Di antaranya kerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah di rumah. (Baca Juga: Kemendikbud-DPR Sepakat UN SD hingga SMA Ditiadakan).
"Perasaannya campur aduk, soalnya kan kita udah belajar terus-terusan, terus Pendalaman Materi (PM) juga setiap Sabtu yang seharusnya bisa istirahat ini malah ke sekolah. Sudah ngebayangin ngerjain UN di ruangan gimana paniknya, eh ternyata nggak jadi (UN). Kecewa sih, tapi gimana ya orang sudah keputusannya," jelas Putri Afiya, siswa Kelas XII SMK Al Hidayah 1 Jakarta Selatan kepada SINDOnews, Selasa (24/3/2020).
Sementara, Fadhil Muharram, siswa kelas XII SMAN 97 Jakarta menyambut baik ditiadakannya UN tahun ini lantaran wabah corona. "Semoga ini menjadi keputusan terbaik untuk menghindari penyebaran corona,"ujarnya.
Diketahui, Juru Bicara (Jubir) Presiden Fadjroel Rachman mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan meniadakan ujian nasional (UN) untuk tahun 2020.
"Keputusan ini sebagai bagian dari sistem respons wabah COVID-19 yang salah satunya adalah pengutamaan keselamatan kesehatan rakyat. Seperti yang telah disampaikan bahwa sistem respon COVID-19 harus menyelamatkan kesehatan rakyat, daya tahan sosial dan dunia usaha," ujar dia melalui siaran persnya, Selasa (24/3/2020).
Dia mengatakan peniadaan UN menjadi penerapan kebijakan social distancing atau pembatasan sosial untuk memotong rantai penyebaran virus Corona. Penegasan ini disampaikan Presiden Jokowi dalam rapat terbatas dengan pembahasan UN.
"Ujian Nasional ditiadakan untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau setingkat Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau setingkat Madrasah Tsnawiyah (MTs), dan Sekolah Dasar (SD) atau setingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI),” paparnya.
Fadjroel menambahkan kebijakan peniadaan UN perlu diikuti oleh partisipasi aktif warga dalam penerapan perilaku social distancing. Di antaranya kerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah di rumah. (Baca Juga: Kemendikbud-DPR Sepakat UN SD hingga SMA Ditiadakan).
(zik)