Kampus harus kurangi pengangguran intelektual
A
A
A
Sindonews.com - Perguruan Tinggi (PT) atau kampus, diminta menghasilkan lulusan yang siap kerja di pasar nasional dan internasional. Tujuannya, untuk mengurangi pengangguran intelektual.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, PT diharapkan jangan hanya mampu memberikan tanda kelulusan bagi para mahasiswanya.
Pasalnya, dampaknya hanya akan menambah terjadinya pengangguran terdidik saja. PT harus mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap memasuki pasar kerja secara cepat.
“Pemerintah mendorong akademisi untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang siap menjadi calon tenaga kerja untuk memasuki persaingan kerja di nasional dan internasional,” kata Cak Imin di Gedung Kemenakertrans, Jakarta, Jumat (2/5/2014).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari jumlah 7,17 juta pengangguran, terdapat sekira 610 ribu orang pengangguran intelektual. Terdiri dari pengangguran lulusan pendidikan diploma I/II/III yang jumlahnya mencapai 0,19 juta (2,69 persen) dan lulusan universitas sebanyak 0,42 juta ( 5,88 persen).
Peraih bintang Mahaputera ini menambahkan, agar lulusan terserap cepat di pasar kerja maka tidak hanya kemampuan ilmu akademis yang dikuasai. Namun juga keterampilan dan kompetensi kerja serta modal penguasaan bahasa asing.
Muhaimin megingatkan, dalam menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015, PT harus mampu merevitalisasi diri menjadi lembaga pendidikan. "Sekaligus lembaga pelatihan kerja yang diharapkan mampu menyediakan calon-calon tenaga kerja yang siap pakai dan siap dapat bersaing dalam mencari pekerjaan yang layak," pungkasnya.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, PT diharapkan jangan hanya mampu memberikan tanda kelulusan bagi para mahasiswanya.
Pasalnya, dampaknya hanya akan menambah terjadinya pengangguran terdidik saja. PT harus mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap memasuki pasar kerja secara cepat.
“Pemerintah mendorong akademisi untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang siap menjadi calon tenaga kerja untuk memasuki persaingan kerja di nasional dan internasional,” kata Cak Imin di Gedung Kemenakertrans, Jakarta, Jumat (2/5/2014).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari jumlah 7,17 juta pengangguran, terdapat sekira 610 ribu orang pengangguran intelektual. Terdiri dari pengangguran lulusan pendidikan diploma I/II/III yang jumlahnya mencapai 0,19 juta (2,69 persen) dan lulusan universitas sebanyak 0,42 juta ( 5,88 persen).
Peraih bintang Mahaputera ini menambahkan, agar lulusan terserap cepat di pasar kerja maka tidak hanya kemampuan ilmu akademis yang dikuasai. Namun juga keterampilan dan kompetensi kerja serta modal penguasaan bahasa asing.
Muhaimin megingatkan, dalam menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015, PT harus mampu merevitalisasi diri menjadi lembaga pendidikan. "Sekaligus lembaga pelatihan kerja yang diharapkan mampu menyediakan calon-calon tenaga kerja yang siap pakai dan siap dapat bersaing dalam mencari pekerjaan yang layak," pungkasnya.
(maf)