Televisi sangat berpengaruh bentuk karakter bangsa
A
A
A
Sindonews.com - Konsep multikulturalisme di Indonesia sudah lama diperbincangkan di berbagai ranah. Hal ini berkaitan dengan masyarakat Indonesia yang memiliki banyak suku, agama, dan ras.
“Hidup bersama dalam masyarakat Indonesia memiliki banyak dinamika. Satu hal yang ingin terus kita pupuk dan kembangkan adalah sikap saling mengasihi dan toleransi. Salah satu cara adalah melalui tayangan televisi yang sehat,” ujar CEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin, di Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Senin (5/6/2014)
Berbicara mengenai multikulturalisme di Indonesia, tidak bisa lepas dari masyarakat Tionghoa yang telah berabad-abad hidup berdampingan di Tanah Air ini. Sejarah mencatat pasang surut hubungan antara warga Tionghoa dan penduduk asli.
Menurutnya, tidak hanya gesekan yang terjadi, tetapi juga harmonisasi yang tercipta sejalan berkembangnya waktu dan melahirkan sebuah akulturasi budaya yang dapat kita lihat dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari situ, Hong Tjhin meyakini, media televisi mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam membentuk karakter masyarakat, terutama generasi muda.
“Dengan sering melihat tayangan yang bernilai positif melalui televisi, kami percaya akan memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang,” tambah Hong Tjhin.
Drama berjudul Seindah Bunga Teratai ini sendiri menceritakan perjuangan hidup seorang keturunan Tionghoa bernama Ong Hok Cun yang tinggal di daerah Tangerang, Provinsi Banten. Kisah ini juga menceritakan bagaimana masyarakat multikultur dapat saling tolong menolong dan hidup berdampingan dengan damai dan harmonis tanpa membedakan suku, agama dan ras.
“Saya kagum dengan keberanian tokoh Ong Hok Cun, yang bersedia berbagi kisah hidup apa adanya. Di masa sekarang kesuksesan seseorang sering kali hanya diukur dari sisi materi, drama ini berbeda. Saya berharap bukan hanya pemirsa DAAI TV saja yang nonton, tetapi masyarakat luas juga bisa. Karena kisah ini sungguh inspiratif,” kata Arturo GP, sutradara Drama Seindah Bunga Teratai.
“Hidup bersama dalam masyarakat Indonesia memiliki banyak dinamika. Satu hal yang ingin terus kita pupuk dan kembangkan adalah sikap saling mengasihi dan toleransi. Salah satu cara adalah melalui tayangan televisi yang sehat,” ujar CEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin, di Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Senin (5/6/2014)
Berbicara mengenai multikulturalisme di Indonesia, tidak bisa lepas dari masyarakat Tionghoa yang telah berabad-abad hidup berdampingan di Tanah Air ini. Sejarah mencatat pasang surut hubungan antara warga Tionghoa dan penduduk asli.
Menurutnya, tidak hanya gesekan yang terjadi, tetapi juga harmonisasi yang tercipta sejalan berkembangnya waktu dan melahirkan sebuah akulturasi budaya yang dapat kita lihat dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari situ, Hong Tjhin meyakini, media televisi mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam membentuk karakter masyarakat, terutama generasi muda.
“Dengan sering melihat tayangan yang bernilai positif melalui televisi, kami percaya akan memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang,” tambah Hong Tjhin.
Drama berjudul Seindah Bunga Teratai ini sendiri menceritakan perjuangan hidup seorang keturunan Tionghoa bernama Ong Hok Cun yang tinggal di daerah Tangerang, Provinsi Banten. Kisah ini juga menceritakan bagaimana masyarakat multikultur dapat saling tolong menolong dan hidup berdampingan dengan damai dan harmonis tanpa membedakan suku, agama dan ras.
“Saya kagum dengan keberanian tokoh Ong Hok Cun, yang bersedia berbagi kisah hidup apa adanya. Di masa sekarang kesuksesan seseorang sering kali hanya diukur dari sisi materi, drama ini berbeda. Saya berharap bukan hanya pemirsa DAAI TV saja yang nonton, tetapi masyarakat luas juga bisa. Karena kisah ini sungguh inspiratif,” kata Arturo GP, sutradara Drama Seindah Bunga Teratai.
(maf)