Pelajar Tangsel Pamerkan Kompor Tenaga Surya
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Pelajar dari SMA Negeri 7 Tangerang Selatan memamerkan inovasi berupa kompor tenaga surya dalam Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Provinsi Banten di Lapagan Parkir Mall Metropolis, Cikokol, Kota Tangerang.
Kompor tersebut dibuat oleh Bagaskara Robbiantarto, siswa kelas 2 SMAN 7 Tangsel. Dia menilai kompor tenaga surya selain lebih hemat juga lebih ramah lingkungan dibanding dengan kompor berbahan gas.
“Cara kerjanya, sinar matahari ditangkap solar panel lalu energinya diubah jadi energi listrik dan disimpan di accu. Listrik dari accu diteruskan ke inverter kemudian diubah dari 12 volt ke 220 volt, lalu diteruskan ke hiper. Kompor akan memanas secara bertahap sampai maksimum,” tuturnya, Senin (19/5/2014).
Menurut Bagaskara, pembuatan kompor tenaga surya tersebut memakan biaya sekitar Rp1.750.000. Dengan solar panel 10 watt dan accu 40 ampere hours (Ah), hanya memerlukan waktu 7 jam untuk mengisi energi dari tenaga surya dan bisa dipakai selama 17 jam.
“Kalau solar panelnya lebih banyak bisa mengisi energi lebih cepat. Kompor ini lebih hemat juga, bisa tahan satu tahun cuma perlu ganti accu saja,” katanya.
Dia telah melakukan uji coba dengan memasak air, telur ayam dan popcorn. Dia berharap dengan memperkenalkan inovasinya di TTG Banten ini banyak masyarakat tertarik dengan kompor tenaga surya. “Mudah-mudahan bisa tembus ke TTG tingkat Nasional,” ungkap Bagaskara.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Pemprov Banten Sigit Suwitarto mengatakan, TTG 2014 ini digelar selain untuk mempromosikan teknologi buatan masyarakat Banten juga mempersiapkan Gelar TTG tingkat Nasional pada Juli 2014.
“Teknologi yang unggulan dan terbaik di sini, nanti kita ikut sertakan di tingkat nasional. Peserta yang ikut akan dinilai oleh pihak BPTP, Depdagri dan Perguruan Tinggi. Yang akan dipilih adalah teknologi yang ramah lingkungan, efisiensi dan bermanfaat bagi masyarakat” katanya.
Menurut dia, pada Gelar TTG tahun ini ada 35 stan teknologi dari Provinsi Banten, delapan stand kabupaten/kota di Banten dan empat stan dari Kota Tangerang.
“Peserta kali ini banyak yang memamerkan teknologi yang kreatif dan inovatif. Pada Gelat TTG Nasional tahun lalu dimenangkan oleh Kota Tangsel dengan inovasi alat packing yang lebih murah dan ramah lingkungan dari buatan Jepang,” ujarnya.(denny irawan)
Kompor tersebut dibuat oleh Bagaskara Robbiantarto, siswa kelas 2 SMAN 7 Tangsel. Dia menilai kompor tenaga surya selain lebih hemat juga lebih ramah lingkungan dibanding dengan kompor berbahan gas.
“Cara kerjanya, sinar matahari ditangkap solar panel lalu energinya diubah jadi energi listrik dan disimpan di accu. Listrik dari accu diteruskan ke inverter kemudian diubah dari 12 volt ke 220 volt, lalu diteruskan ke hiper. Kompor akan memanas secara bertahap sampai maksimum,” tuturnya, Senin (19/5/2014).
Menurut Bagaskara, pembuatan kompor tenaga surya tersebut memakan biaya sekitar Rp1.750.000. Dengan solar panel 10 watt dan accu 40 ampere hours (Ah), hanya memerlukan waktu 7 jam untuk mengisi energi dari tenaga surya dan bisa dipakai selama 17 jam.
“Kalau solar panelnya lebih banyak bisa mengisi energi lebih cepat. Kompor ini lebih hemat juga, bisa tahan satu tahun cuma perlu ganti accu saja,” katanya.
Dia telah melakukan uji coba dengan memasak air, telur ayam dan popcorn. Dia berharap dengan memperkenalkan inovasinya di TTG Banten ini banyak masyarakat tertarik dengan kompor tenaga surya. “Mudah-mudahan bisa tembus ke TTG tingkat Nasional,” ungkap Bagaskara.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Pemprov Banten Sigit Suwitarto mengatakan, TTG 2014 ini digelar selain untuk mempromosikan teknologi buatan masyarakat Banten juga mempersiapkan Gelar TTG tingkat Nasional pada Juli 2014.
“Teknologi yang unggulan dan terbaik di sini, nanti kita ikut sertakan di tingkat nasional. Peserta yang ikut akan dinilai oleh pihak BPTP, Depdagri dan Perguruan Tinggi. Yang akan dipilih adalah teknologi yang ramah lingkungan, efisiensi dan bermanfaat bagi masyarakat” katanya.
Menurut dia, pada Gelar TTG tahun ini ada 35 stan teknologi dari Provinsi Banten, delapan stand kabupaten/kota di Banten dan empat stan dari Kota Tangerang.
“Peserta kali ini banyak yang memamerkan teknologi yang kreatif dan inovatif. Pada Gelat TTG Nasional tahun lalu dimenangkan oleh Kota Tangsel dengan inovasi alat packing yang lebih murah dan ramah lingkungan dari buatan Jepang,” ujarnya.(denny irawan)
(dam)