Kembangkan Pendidikan di Perbatasan, Kemendikbud Gaet TNI
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan TNI, untuk mengembangkan pendidikan di perbatasan. Nanti para personel TNI akan dilatih menjadi guru kurikulum baru, di kawasan perbatasan Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh mengatakan, dalam waktu dekat Kemendikbud akan memulai pelatihan bagi para personel TNI, agar bisa mengajar kurikulum baru bagi anak-anak di perbatasan. Mereka akan dilatih oleh para instruktur nasional kurikulum terbaik yang sudah diseleksi Kemendikbud.
"Jadi bagi para prajurit yang akan bertugas di kawasan perbatasan, akan dilatih dengan materi belajar mengajar dulu oleh kami. Tentunya karena ini memasuki kurikulum baru maka akan kami latih dengan kurikulum 2013," kata M Nuh usai bertemu dengan Panglima TNI Moeldoko, di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Nuh menjelaskan, pelayanan pendidikan yang berkoordinasi dengan TNI ini akan mencakup pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
Menurutnya, untuk pendidikan tinggi tidak dimasukkan karena relatif banyak beroperasi di perkotaan. Kerja sama yang sudah ada payung hukumnya ini, menurut Nuh, sangat positif sekali untuk mencerdaskan anak bangsa di kawasan perbatasan.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) ini menerangkan, sekolahnya sendiri akan beroperasi di pos-pos keamanan yang sudah dibangun TNI.
Menurut dia, sayang sekali jika pos yang sudah siap dengan prajurit terlatih itu tidak dimanfaatkan untuk pelayanan pendidikan. "Jadi tidak hanya sebagai posko pertahanan. Namun akan menjadi sabuk keamanan budaya Indonesia," terang M Nuh.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh mengatakan, dalam waktu dekat Kemendikbud akan memulai pelatihan bagi para personel TNI, agar bisa mengajar kurikulum baru bagi anak-anak di perbatasan. Mereka akan dilatih oleh para instruktur nasional kurikulum terbaik yang sudah diseleksi Kemendikbud.
"Jadi bagi para prajurit yang akan bertugas di kawasan perbatasan, akan dilatih dengan materi belajar mengajar dulu oleh kami. Tentunya karena ini memasuki kurikulum baru maka akan kami latih dengan kurikulum 2013," kata M Nuh usai bertemu dengan Panglima TNI Moeldoko, di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Nuh menjelaskan, pelayanan pendidikan yang berkoordinasi dengan TNI ini akan mencakup pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
Menurutnya, untuk pendidikan tinggi tidak dimasukkan karena relatif banyak beroperasi di perkotaan. Kerja sama yang sudah ada payung hukumnya ini, menurut Nuh, sangat positif sekali untuk mencerdaskan anak bangsa di kawasan perbatasan.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) ini menerangkan, sekolahnya sendiri akan beroperasi di pos-pos keamanan yang sudah dibangun TNI.
Menurut dia, sayang sekali jika pos yang sudah siap dengan prajurit terlatih itu tidak dimanfaatkan untuk pelayanan pendidikan. "Jadi tidak hanya sebagai posko pertahanan. Namun akan menjadi sabuk keamanan budaya Indonesia," terang M Nuh.
(maf)