Budi Luhur Salurkan CSR di Surabaya dan Madura
A
A
A
JAKARTA - Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti menggelar program Corporate Social Responsibility (CSR) 2015 dengan memberikan bantuan kepada sejumlah yayasan sosial di Surabaya, dan Madura.
"Kegiatan ini dilangsungkan di Yayasan Bina Karya Tiara, Panti Trisna Werdha Yayasan Hargo Dedali, Yayasan Duafa As Sukur dan Yayasan Panti Asuhan Al-Wahyu," kata Dosen Wawasan Budi Luhur Dwi Kristanto, Rabu (14/1/2015).
Dijelaskan, Yayasan Bina Karya Tiara merupakan lembaga yang memberdayakan penyandang cacat untuk membuat suvenir, kemudian dijual kepada masyarakat. Dari sekitar 22 orang yang dibina, mereka memproduksi tas, taplak meja, tempat buku dan lainnya.
"Oleh karena itu, manajemen memutuskan memberikan bantuan berupa modal usaha, serta membeli suvenir hasil produksi mereka," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Umum Universitas Budi Lubur Purwadi menambahkan, dirinya memberikan bantuan di Panti Trisna Werdha Yayasan Hargo Dedali yang menampung 75 orang jompo wanita.
"Manajemen memberikan bantuan dana dan makanan kepada pengelola, serta para jompo. Panti jompo ini hanya mengandalkan sumbangan dari donatur, serta keluarga masing-masing jompo untuk menjalankan aktivitasnya," bebernya.
Sementara di Yayasan Duafa As-Sukur, Yayasan Pendidikan Budi Luhur menyalurkan sumbangan dari para donatur ke 50 jompo dan kepada masyarakat miskin, seperti tukang becak, dan tukang sapu yang berumur tua.
Begitupun di Yayasan Panti Asuhan Al-Wahyu yang mendapatkan bantuan dana. Pondok ini merupakan pesantren yang menampung anak yatim piatu untuk disekolahkan. Pemilik pondok tidak memungut biaya apapun kepada siswa-siswinya yang bersekolah.
“Hingga saat ini, Yayasan Panti Asuhan Al-Wahyu memiliki kurang lebih 700 siswa,” pungkasnya.
"Kegiatan ini dilangsungkan di Yayasan Bina Karya Tiara, Panti Trisna Werdha Yayasan Hargo Dedali, Yayasan Duafa As Sukur dan Yayasan Panti Asuhan Al-Wahyu," kata Dosen Wawasan Budi Luhur Dwi Kristanto, Rabu (14/1/2015).
Dijelaskan, Yayasan Bina Karya Tiara merupakan lembaga yang memberdayakan penyandang cacat untuk membuat suvenir, kemudian dijual kepada masyarakat. Dari sekitar 22 orang yang dibina, mereka memproduksi tas, taplak meja, tempat buku dan lainnya.
"Oleh karena itu, manajemen memutuskan memberikan bantuan berupa modal usaha, serta membeli suvenir hasil produksi mereka," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Umum Universitas Budi Lubur Purwadi menambahkan, dirinya memberikan bantuan di Panti Trisna Werdha Yayasan Hargo Dedali yang menampung 75 orang jompo wanita.
"Manajemen memberikan bantuan dana dan makanan kepada pengelola, serta para jompo. Panti jompo ini hanya mengandalkan sumbangan dari donatur, serta keluarga masing-masing jompo untuk menjalankan aktivitasnya," bebernya.
Sementara di Yayasan Duafa As-Sukur, Yayasan Pendidikan Budi Luhur menyalurkan sumbangan dari para donatur ke 50 jompo dan kepada masyarakat miskin, seperti tukang becak, dan tukang sapu yang berumur tua.
Begitupun di Yayasan Panti Asuhan Al-Wahyu yang mendapatkan bantuan dana. Pondok ini merupakan pesantren yang menampung anak yatim piatu untuk disekolahkan. Pemilik pondok tidak memungut biaya apapun kepada siswa-siswinya yang bersekolah.
“Hingga saat ini, Yayasan Panti Asuhan Al-Wahyu memiliki kurang lebih 700 siswa,” pungkasnya.
(san)