SNMPTN 2015 Terbuka Lebar untuk Penyandang Disabilitas
Senin, 09 Februari 2015 - 20:42 WIB
SNMPTN 2015 Terbuka Lebar untuk Penyandang Disabilitas
A
A
A
JAKARTA - Panitia memberikan kesempatan kepada siswa-siswi SMA/SMK dan sederajat yang mengalami keterbatasan fisik atau disabilitas untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2015.
Ketua Panitia SNMPTN 2015 Rochmat Wahab mengatakan akan memegang prinsip keadilan dalam penerimaan mahasiswa baru.
Tidak hanya adil, kata dia, pelaksanaan SNMPTN akan digelar secara transparan, akuntabel, dan tidak diskriminatif terutama terhadap siswa dan siswi penyandang disabilitas.
"Teman yang berkebutuhan khusus, bukan hanya tunarungu dan tunanetra tetapi semua akan diberikan kesempatan seluas-luasnya, tidak ada perbedaan," ujar Rochmat di Auditorium Gedung SINDO, Jalan Wahid Hasyim, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (9/2/2015).
Menurut dia, seseorang yang berkebutuhan khusus bukan berarti tidak bisa berprestasi. Pihaknya membuka kesempatan luas bagi siswa-siswi penyadang disabilitas untuk memilih program studi di perguruan tinggi negeri yang diinginkan.
"Beberapa teman saya penyandang disabilitas namun mereka punya keunggulan yang baik. Bahkan berhasil dalam hidupnya. Salah satunya ada yang menjadi dokter," tutur Rochmat.
Ketua Panitia SNMPTN 2015 Rochmat Wahab mengatakan akan memegang prinsip keadilan dalam penerimaan mahasiswa baru.
Tidak hanya adil, kata dia, pelaksanaan SNMPTN akan digelar secara transparan, akuntabel, dan tidak diskriminatif terutama terhadap siswa dan siswi penyandang disabilitas.
"Teman yang berkebutuhan khusus, bukan hanya tunarungu dan tunanetra tetapi semua akan diberikan kesempatan seluas-luasnya, tidak ada perbedaan," ujar Rochmat di Auditorium Gedung SINDO, Jalan Wahid Hasyim, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (9/2/2015).
Menurut dia, seseorang yang berkebutuhan khusus bukan berarti tidak bisa berprestasi. Pihaknya membuka kesempatan luas bagi siswa-siswi penyadang disabilitas untuk memilih program studi di perguruan tinggi negeri yang diinginkan.
"Beberapa teman saya penyandang disabilitas namun mereka punya keunggulan yang baik. Bahkan berhasil dalam hidupnya. Salah satunya ada yang menjadi dokter," tutur Rochmat.
(dam)
