Kebocoran Soal Pengaruhi Integrasi UN dan SNMPTN
A
A
A
JAKARTA - Kebocoran Soal Ujian Nasional (UN) rupanya akan berpengaruh pada Integrasi UN ke Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Tingkat kepercayaan PTN terhadap nilai UN pun menurun drastis.
Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengaku resah dengan kebocoran naskah Soal UN terutama ketika dia mendengar naskah itu diunggah di Google Drive.
Dia menjelaskan, di sana sini pun terjadi kecurangan sehingga dia akan mempertimbangkan kembali hasil UN sebagai persyaratan lulus SNMPTN.
"Saya dengan UN ini galau betul. Ada kecurangan yang terjadi dan rasanya ini menjadi perhatian Saya bagaimana ini (UN) masuk (sebagai syarat) SNMPTN," katanya usai Raker Komisi X DPR dengan Kemenristek Dikti, Jakarta, Kamis 16 April 2015.
Mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) ini menjelaskan, dia akan berbicara khusus dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan atas kasus-kasus kebocoran dan kecurangan tersebut.
Menurut dia, pertanyaan yang akan diajukan mengenai bagaimana tingkat kejujuran dan keberhasilan UN. Jika keberhasilan pelaksanaan UN 98 persen dan tingkat kegagalannya hanya 2 persen maka dia akan menyimpulkan pelaksanaan UN berjalan dengan baik.
"Jadi akan Saya tanyakan berapa (persentase) kecurangan yang terjadi dari total pelaksanaan UN. Kalau di atas 5 persen, itu yang menjadi masalah karena masif sekali. Jika keberhasilannya 98 persen Saya masih anggap bagus. Maka nanti akan Saya pertanyakan berapa tingkat kejujuran dan keberhasilannya ke pak Menteri (Anies)," ungkapnya.
Nasir menerangkan, setelah UN selesai Kemenristek Dikti akan melakukan evaluasi total. Jika Ada sekolah yang betul melakukan kecurangan akan dikeluarkan dari sistem penerimaan SNMPTN.
Dia menekankan, sanksi kepada sekolah memang tidak akan berlaku generik karena dia hanya akan memblokir sekolah yang curang saja. Perlakuan berbeda ini, ujarnya, sebagai apresiasi bagi sekolah yang sudah jujur agar siswanya dapat diterima di PTN terbaik Indonesia.
Dia mengaku sangat galau karena sangat heran mengapa dokumen negara sampai bocor melalui Google Drive. Namun dia sangat mengapresiasi langkah cepat Bareskrim Mabes Polri yang sudah bertindak cepat.
Diakuinya, sudah meminta Mendikbud untuk bertindak cepat karena perguruan tinggi sebagai pihak yang akan menggunakan hasil UN menginginkan lulusan pendidikan menengah yang berkualitas baik.
"Itu harus dilacak segera karena sudah merusak muruah UN, sudah merusak muruah perguruan tinggi. Kalau tidak akan jebol (integritas) perguruan tinggi kita dimata dunia," tuturnya.
Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengaku resah dengan kebocoran naskah Soal UN terutama ketika dia mendengar naskah itu diunggah di Google Drive.
Dia menjelaskan, di sana sini pun terjadi kecurangan sehingga dia akan mempertimbangkan kembali hasil UN sebagai persyaratan lulus SNMPTN.
"Saya dengan UN ini galau betul. Ada kecurangan yang terjadi dan rasanya ini menjadi perhatian Saya bagaimana ini (UN) masuk (sebagai syarat) SNMPTN," katanya usai Raker Komisi X DPR dengan Kemenristek Dikti, Jakarta, Kamis 16 April 2015.
Mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) ini menjelaskan, dia akan berbicara khusus dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan atas kasus-kasus kebocoran dan kecurangan tersebut.
Menurut dia, pertanyaan yang akan diajukan mengenai bagaimana tingkat kejujuran dan keberhasilan UN. Jika keberhasilan pelaksanaan UN 98 persen dan tingkat kegagalannya hanya 2 persen maka dia akan menyimpulkan pelaksanaan UN berjalan dengan baik.
"Jadi akan Saya tanyakan berapa (persentase) kecurangan yang terjadi dari total pelaksanaan UN. Kalau di atas 5 persen, itu yang menjadi masalah karena masif sekali. Jika keberhasilannya 98 persen Saya masih anggap bagus. Maka nanti akan Saya pertanyakan berapa tingkat kejujuran dan keberhasilannya ke pak Menteri (Anies)," ungkapnya.
Nasir menerangkan, setelah UN selesai Kemenristek Dikti akan melakukan evaluasi total. Jika Ada sekolah yang betul melakukan kecurangan akan dikeluarkan dari sistem penerimaan SNMPTN.
Dia menekankan, sanksi kepada sekolah memang tidak akan berlaku generik karena dia hanya akan memblokir sekolah yang curang saja. Perlakuan berbeda ini, ujarnya, sebagai apresiasi bagi sekolah yang sudah jujur agar siswanya dapat diterima di PTN terbaik Indonesia.
Dia mengaku sangat galau karena sangat heran mengapa dokumen negara sampai bocor melalui Google Drive. Namun dia sangat mengapresiasi langkah cepat Bareskrim Mabes Polri yang sudah bertindak cepat.
Diakuinya, sudah meminta Mendikbud untuk bertindak cepat karena perguruan tinggi sebagai pihak yang akan menggunakan hasil UN menginginkan lulusan pendidikan menengah yang berkualitas baik.
"Itu harus dilacak segera karena sudah merusak muruah UN, sudah merusak muruah perguruan tinggi. Kalau tidak akan jebol (integritas) perguruan tinggi kita dimata dunia," tuturnya.
(maf)