Diimplementasikan Lebih dari 140 Ribu Sekolah, Apa Keunggulan Kurikulum Merdeka?
Sabtu, 28 Januari 2023 - 15:34 WIB

Sejak diluncurkan 2022 lalu, Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan oleh lebih dari 140 ribu sekolah. Foto/Ilustrasi/SINDOnews.
JAKARTA - Sejak diluncurkan 2022 lalu, Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan oleh lebih dari 140 ribu sekolah . Kurikulum Merdeka dinilai lebih fleksibel, berfokus pada materi esensial, dan memberikan ruang lebih besar kepada pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.
Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Zulfikri Anas mengklaim, Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan oleh lebih dari 140 ribu sekolah.
Baca juga: Hadiri Ibadah Natal dan Imlek Ikatan Alumni SMAN 2 Jakarta, Ini Pesan Mantan Kasal Marsetio
Sehingga, kata Anas, kurikulum bukan hanya sebatas pergantian dokumen pembelajaran semata. Namun, jadi ajang memperbaiki kualitas belajar peserta didik serta meningkatkan kualitas hubungan guru dengan para peserta didiknya.
“Penekanannya di sini adalah seberapa jauh terjadinya perubahan proses belajar supaya penuntasan penyampaian materi sekarang lebih kepada pelayanan terhadap anak, sehingga setiap anak dapat menemukan cara terbaik bagi dirinya untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Anas dalam keterangannya, Sabtu (28/1/2023).
Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Zulfikri Anas mengklaim, Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan oleh lebih dari 140 ribu sekolah.
Baca juga: Hadiri Ibadah Natal dan Imlek Ikatan Alumni SMAN 2 Jakarta, Ini Pesan Mantan Kasal Marsetio
Sehingga, kata Anas, kurikulum bukan hanya sebatas pergantian dokumen pembelajaran semata. Namun, jadi ajang memperbaiki kualitas belajar peserta didik serta meningkatkan kualitas hubungan guru dengan para peserta didiknya.
“Penekanannya di sini adalah seberapa jauh terjadinya perubahan proses belajar supaya penuntasan penyampaian materi sekarang lebih kepada pelayanan terhadap anak, sehingga setiap anak dapat menemukan cara terbaik bagi dirinya untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Anas dalam keterangannya, Sabtu (28/1/2023).
Lihat Juga :