Kisah Gaoussou, Mahasiswa Afrika Nekat Kuliah di Indonesia demi Bangkitkan Ekonomi Kota Kelahiran
Rabu, 08 Februari 2023 - 17:24 WIB
JAKARTA - Pernah menjadi buruh dengan upah tak layak membuat Gaoussou Coulibaly, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) asal Republik Mali Afrika Barat bertekad menjadi pengusaha sukses.
Berbekal niat dan kesungguhan, ia memututuskan untuk belajar dengan tekun di Program Studi Akutansi UMM .
“Menjadi pengusaha sudah menjadi passion dan cita-cita saya sejak kecil, karena di Afrika terutama di Mali, anda harus bekerja. Saat mencari pekerjaan, saya banyak menemui kesulitan,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Kuli tersebut.
"Misalnya saya pernah bekerja 12 jam sehari dan saya tidak dibayar dengan baik di akhir bulan. Bertekad untuk mengembangkan berbagai sektor sebagai lapangan pekerjaan bagi keluarga, teman-teman dan anak muda di Mali,” tambahnya.
Tidak main-main, untuk mewujudkan mimpinya, Kuli berusaha mendapatkan akses pendidikan terbaik. Ia pun bergabung dalam program Asia Afrika Scholarship Student (AASS) dan mendapatkan kesempatan belajar selama 4 tahun ditambah 1 tahun masa persiapan studi.
“Saya memutuskan datang ke Indonesia untuk belajar akuntansi. Saya menilai bahwa di UMM para mahasiswa didorong untuk menjadi versi terbaik. Salah satunya melalui Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang mengajari saya tentang Bahasa Indonesia dan budayanya,” terangnya.
Kuli juga melihat bahwa di UMM ia didorong untuk bisa mengembangkan potensi entrepreneurship. Ada banyak kegiatan yang mengarah ke sana. Ia berharap, apa yang ia dapat di Kampus Putih mampu diimplementasikan di Mali. Paling tidak bisa menekan angka pengangguran di sekitar lingkungannya.
Sudah tiga bulan tinggal di Indonesia, Kuli mengaku senang belajar di Malang. Ia mendapat banyak pengalaman juga teman-teman baru. Terlebih, para sivitas UMM yang menurutnya sangat terbuka dan mau membantu ketika ia menemukan kesulitan.
“Belajar di UMM sangat seru, apalagi dosen di sini cukup ramah dan menyenangkan. Orang-orang di sini juga baik sekali. Saya sering mengobrol bersama teman-teman di kos. Mereka tidak membeda-bedakan ras, bahasa dan lainnya. Saya bersyukur bisa belajar di Indonesia, khususnya kota ini,” pungkasnya.
Berbekal niat dan kesungguhan, ia memututuskan untuk belajar dengan tekun di Program Studi Akutansi UMM .
“Menjadi pengusaha sudah menjadi passion dan cita-cita saya sejak kecil, karena di Afrika terutama di Mali, anda harus bekerja. Saat mencari pekerjaan, saya banyak menemui kesulitan,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Kuli tersebut.
"Misalnya saya pernah bekerja 12 jam sehari dan saya tidak dibayar dengan baik di akhir bulan. Bertekad untuk mengembangkan berbagai sektor sebagai lapangan pekerjaan bagi keluarga, teman-teman dan anak muda di Mali,” tambahnya.
Tidak main-main, untuk mewujudkan mimpinya, Kuli berusaha mendapatkan akses pendidikan terbaik. Ia pun bergabung dalam program Asia Afrika Scholarship Student (AASS) dan mendapatkan kesempatan belajar selama 4 tahun ditambah 1 tahun masa persiapan studi.
“Saya memutuskan datang ke Indonesia untuk belajar akuntansi. Saya menilai bahwa di UMM para mahasiswa didorong untuk menjadi versi terbaik. Salah satunya melalui Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang mengajari saya tentang Bahasa Indonesia dan budayanya,” terangnya.
Kuli juga melihat bahwa di UMM ia didorong untuk bisa mengembangkan potensi entrepreneurship. Ada banyak kegiatan yang mengarah ke sana. Ia berharap, apa yang ia dapat di Kampus Putih mampu diimplementasikan di Mali. Paling tidak bisa menekan angka pengangguran di sekitar lingkungannya.
Sudah tiga bulan tinggal di Indonesia, Kuli mengaku senang belajar di Malang. Ia mendapat banyak pengalaman juga teman-teman baru. Terlebih, para sivitas UMM yang menurutnya sangat terbuka dan mau membantu ketika ia menemukan kesulitan.
“Belajar di UMM sangat seru, apalagi dosen di sini cukup ramah dan menyenangkan. Orang-orang di sini juga baik sekali. Saya sering mengobrol bersama teman-teman di kos. Mereka tidak membeda-bedakan ras, bahasa dan lainnya. Saya bersyukur bisa belajar di Indonesia, khususnya kota ini,” pungkasnya.
(mpw)
tulis komentar anda