Siswi SMAN 5 Surabaya Raih Juara Dunia Kompetisi Sains di Taiwan
Selasa, 28 Februari 2023 - 16:23 WIB
JAKARTA - Siswi SMAN 5 Surabaya Nathania mengharumkan nama bangsa di kompetisi sains. Nathania yang saat ini masih berusia 18 tahun meraih juara 1 kategori Medicine and Health Science pada ajang kompetisi sains Taiwan International Science Fair (TISF) 2023.
TISF 2023 digelar secara luring di kota Taipei, Taiwan pada 5-11 Februari 2023 di National Taiwan Science Education Center (NTSEC). Nathania mengusung penelitian bertajuk “Moringa Extract (Moringa Oleifera) based Silver Nanoparticle Sisal Fabric as Antibacterial Against Methicilin-Resistan Staphylococcuss Aureus”.
Perjalanan prestasi Nathania hingga bisa meraih juara dunia berawal saat dirinya mewakili Indonesia di ajang Asean Youth Research Innovation Summit (AYRIS) tahun 2022. Di AYRIS Juara 1 dan Juara Favorit ia raih.
Baca juga: Raih Gelar Doktor di Usia 26 Tahun dan IPK 3.93, Bagus Jadi Lulusan Termuda UNS
“Jadi ajang TISF ini berawal saat saya mewakili Indonesia di ajang AYRIS pada Oktober 2022. Di ajang itu saya menggunakan silver morenga atau ekstrak kelor yang disintesis dengan nanopartikel perak sebagai agen antibakteri untuk melawan bakteri salmonella typhi, yaitu untuk penyakit tifus,” katanya, dikutip dari laman Pusat Prestasi Nasional Kemendikbudristek, Selasa (28/2/2023).
Keikutsertaan dan prestasi yang ia raih di AYRIS semakin memotivasi dirinya untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut. AYRIS menjadi langkah awalnya untuk mengikuti National Science Fair for Indonesian Adolescents (NASFIA) yang diselenggarakan Indonesia Scientific Society (ISS) secara daring pada November 2022 lalu dan berhasil meraih perak di ajang ini.
“Setelah dari AYRIS, saya kepikiran untuk membuat antibakteri terhadap bakteri yang resisten antibiotik. Alasannya karena masalah ini sudah menjadi masalah sejak dulu. Yaitu tingginya biaya dan sulitnya penanganan karena penggunaan antibiotik yang tidak sesuai prosedur,” ujarnya.
Dia melanjutkan, dengan menggunakan kandungan moringa yang memiliki metabolit sekunder yaitu flavonoid, saponin dan alkoloid yang memiliki aktivitas antibiotik ditambah dengan agen nanopartikel perak. Jika disintesis bersama akan mengaktifkan zat tersebut dan berperan sebagai antibakteri.
Penelitian ini kemudian dia ajukan untuk mengikuti ajang NASFIA dan dia pun berhasil membawa pulang medali perak. Atas capaiannya itu, Nathania pun mendapat kesempatan untuk berkompetisi ke ajang internasional lain, mulai dari Inggris hingga Barcelona.
TISF 2023 digelar secara luring di kota Taipei, Taiwan pada 5-11 Februari 2023 di National Taiwan Science Education Center (NTSEC). Nathania mengusung penelitian bertajuk “Moringa Extract (Moringa Oleifera) based Silver Nanoparticle Sisal Fabric as Antibacterial Against Methicilin-Resistan Staphylococcuss Aureus”.
Perjalanan prestasi Nathania hingga bisa meraih juara dunia berawal saat dirinya mewakili Indonesia di ajang Asean Youth Research Innovation Summit (AYRIS) tahun 2022. Di AYRIS Juara 1 dan Juara Favorit ia raih.
Baca juga: Raih Gelar Doktor di Usia 26 Tahun dan IPK 3.93, Bagus Jadi Lulusan Termuda UNS
“Jadi ajang TISF ini berawal saat saya mewakili Indonesia di ajang AYRIS pada Oktober 2022. Di ajang itu saya menggunakan silver morenga atau ekstrak kelor yang disintesis dengan nanopartikel perak sebagai agen antibakteri untuk melawan bakteri salmonella typhi, yaitu untuk penyakit tifus,” katanya, dikutip dari laman Pusat Prestasi Nasional Kemendikbudristek, Selasa (28/2/2023).
Keikutsertaan dan prestasi yang ia raih di AYRIS semakin memotivasi dirinya untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut. AYRIS menjadi langkah awalnya untuk mengikuti National Science Fair for Indonesian Adolescents (NASFIA) yang diselenggarakan Indonesia Scientific Society (ISS) secara daring pada November 2022 lalu dan berhasil meraih perak di ajang ini.
“Setelah dari AYRIS, saya kepikiran untuk membuat antibakteri terhadap bakteri yang resisten antibiotik. Alasannya karena masalah ini sudah menjadi masalah sejak dulu. Yaitu tingginya biaya dan sulitnya penanganan karena penggunaan antibiotik yang tidak sesuai prosedur,” ujarnya.
Dia melanjutkan, dengan menggunakan kandungan moringa yang memiliki metabolit sekunder yaitu flavonoid, saponin dan alkoloid yang memiliki aktivitas antibiotik ditambah dengan agen nanopartikel perak. Jika disintesis bersama akan mengaktifkan zat tersebut dan berperan sebagai antibakteri.
Penelitian ini kemudian dia ajukan untuk mengikuti ajang NASFIA dan dia pun berhasil membawa pulang medali perak. Atas capaiannya itu, Nathania pun mendapat kesempatan untuk berkompetisi ke ajang internasional lain, mulai dari Inggris hingga Barcelona.
Lihat Juga :
tulis komentar anda