Kalian Suka Makan Pecel Lele dan Ayam? Ini Bahayanya Menurut Dosen FK UMM

Kamis, 15 Juni 2023 - 19:28 WIB
Makanan favorit pecel lele dan ayam. Foto/Ist
JAKARTA - Salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia yang sering ditemui di pinggir jalan pada sore dan malam hari adalah pecel lele dan ayam serta lalapan. Namun, seberapa besar kandungan gizi yang ada dan efek negatifnya?

Menanggapi hal ini, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ), dr. Pamela Sumarauw menjelaskan bahwa mengonsumsi makanan pecel lele dan ayam setiap hari dapat menimbulkan dampak kurang baik.





"Mayoritas menu yang disajikan di lalapan adalah makanan yang diolah dengan proses menggoreng menggunakan minyak. Hal ini akan memunculkan zat atau kandungan yang kurang baik untuk tubuh jika dikonsumsi sehari-hari," kata dr. Pamela seperti dilansir dari laman UMM, Kamis (15/6/2023).

Menurutnya, sebutan lalapan di Malang tak lepas dari sederet sayur yang disajikan bersama dengan lauk utama. Ada ayam, lele, bebek, dan lainnya. Jika dilihat secara sekilas, makanan tersebut sehat-sehat saja.

Sebab, di dalamnya terkandung sumber karbohidrat dari nasi, protein dari ikan atau ayam, hingga mineral dan vitamin dari sayuran. Sayangnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya nutrisi gizi, yakni cara pengolahan, porsi makan, serta kebersihan.



"Kita ambil contoh minyak yang digunakan menggoreng berulang kali. Hal itu akan menghasilkan kandungan lemak jenuh atau lemak jahat yang berbahaya bagi tubuh. Pun dengan porsi nasi yang berlebihan akan berkontribusi pada lonjakan kandungan gula," sebut dia.

Faktor kebersihan sayuran mentah, sambung dia, juga berpotensi menimbulkan berbagai penyakit. Pamela melanjutkan, makanan yang mengandung tinggi lemak dan tinggi karbohidrat akan meningkatkan kadar kalori serta meningkatkan resiko obesitas.

Hal itu juga meningkatkan potensi terjangkit penyakit-penyakit kronis seperti jantung koroner, hipertensi atau darah tinggi, diabetes, hingga kanker. Dengan demikian, mengonsumsi makanan lalapan setiap hari tidaklah dianjurkan.

Alangkah lebih baik, lanjut dia, jika masyarakat mengurangi porsi dan membatasinya. Lalu dengan menambah variasi makanan lain yang dari segi pengolahan lebih sehat, seperti direbus, dikukus, atau dibakar.

"Sebagai upaya mengimbangi, sebaiknya lakukan olahraga rutin minimal 150 menit dalam satu minggu atau 2-3 kali seminggu. Menjaga pola tidur 7-8 jam sehari dan asupan vitamin serta mineral yang baik bagi tubuh juga dianjurkan," tukas dia.
(mpw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More