IPB University Luncurkan Tiga Inovasi Penelitian Unggulan Sawit 4.0
Rabu, 28 Juni 2023 - 08:45 WIB
Inovasi ini mampu mendeteksi objek kelapa sawit pada citra satelit resolusi tinggi berbasis pada model deep learning. OPTIMAL IPB dapat dimanfaatkan untuk memetakan perkebunan sawit rakyat di seluruh Indonesia.
Baca juga: Puti Soekarno: GKSB DPR Bertemu Parlemen Jepang Bahas Pertukaran Pelajar dan Beasiswa
Gubernur Provinsi Jambi, Dr H Al Haris mengatakan, dengan ketiadaan peta perkebunan kelapa sawit rakyat menyebabkan upaya pemerintah untuk mendorong perbaikan budi daya perkebunan kelapa sawit rakyat menjadi tidak efektif.
"Model pemetaan yang saat ini dikembangkan oleh IPB University melalui riset yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sangat potensial untuk menjawab kebutuhan ini, sehingga program-program Pemerintah Provinsi Jambi dalam meningkatkan daya saing produksi perkebunan kelapa sawit rakyat dapat dilakukan secara efektif dan efisien," tuturnya.
Terkait itu, Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Heru Tri Widarto menambahkan, karakteristik sawit rakyat memiliki ciri-ciri menyebar, kecil, tidak merata dan jauh dari akses.
Oleh karena itu, menurutnya OPTIMAL IPB ini dapat dimanfaatkan untuk pendataan sawit rakyat agar lebih presisi dan terencana. Dengan demikian, Kementan dapat memaksimalkan serapan kegiatan peremajaan sawit rakyat dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Inovasi yang juga diluncurkan adalah Sistem Informasi Penilaian Kinerja dan Penguatan Kelembagaan Rantai Pasok Sawit (SIPESAT) IPB. Sistem informasi ini bermanfaat untuk penilaian kinerja dan penguatan kelembagaan rantai pasok kelapa sawit petani swadaya.
Seiring dengan perkembangan teknologi digital dan industri 4.0, kinerja dan kelembagaan rantai pasok perlu diimplementasikan dalam suatu sistem yang adaptif yang mampu menjangkau semua aktor dalam rantai pasok.
Direktur Fasilitasi Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Ir Wisnu S Soenarso berharap agar IPB University bersama Kementan RI dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi selaku mitra dapat konsisten memaksimalkan produk hasil riset ini sebagai peningkatan kebijakan tata kelola pengelolaan sawit ke depannya.
Baca juga: Puti Soekarno: GKSB DPR Bertemu Parlemen Jepang Bahas Pertukaran Pelajar dan Beasiswa
Gubernur Provinsi Jambi, Dr H Al Haris mengatakan, dengan ketiadaan peta perkebunan kelapa sawit rakyat menyebabkan upaya pemerintah untuk mendorong perbaikan budi daya perkebunan kelapa sawit rakyat menjadi tidak efektif.
"Model pemetaan yang saat ini dikembangkan oleh IPB University melalui riset yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sangat potensial untuk menjawab kebutuhan ini, sehingga program-program Pemerintah Provinsi Jambi dalam meningkatkan daya saing produksi perkebunan kelapa sawit rakyat dapat dilakukan secara efektif dan efisien," tuturnya.
Terkait itu, Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Heru Tri Widarto menambahkan, karakteristik sawit rakyat memiliki ciri-ciri menyebar, kecil, tidak merata dan jauh dari akses.
Oleh karena itu, menurutnya OPTIMAL IPB ini dapat dimanfaatkan untuk pendataan sawit rakyat agar lebih presisi dan terencana. Dengan demikian, Kementan dapat memaksimalkan serapan kegiatan peremajaan sawit rakyat dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Inovasi yang juga diluncurkan adalah Sistem Informasi Penilaian Kinerja dan Penguatan Kelembagaan Rantai Pasok Sawit (SIPESAT) IPB. Sistem informasi ini bermanfaat untuk penilaian kinerja dan penguatan kelembagaan rantai pasok kelapa sawit petani swadaya.
Seiring dengan perkembangan teknologi digital dan industri 4.0, kinerja dan kelembagaan rantai pasok perlu diimplementasikan dalam suatu sistem yang adaptif yang mampu menjangkau semua aktor dalam rantai pasok.
Direktur Fasilitasi Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Ir Wisnu S Soenarso berharap agar IPB University bersama Kementan RI dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi selaku mitra dapat konsisten memaksimalkan produk hasil riset ini sebagai peningkatan kebijakan tata kelola pengelolaan sawit ke depannya.
(nnz)
tulis komentar anda