Tim Mahasiswi UMM Ciptakan Sedotan Ramah Lingkungan dari Porang
Selasa, 18 Juli 2023 - 17:00 WIB
MALANG - Empat mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil mengembangkan sedotan ramah lingkungan dari bahan umbi porang. Ide penciptaan berawal dari penggunaan sedotan sekali pakai di Indonesia yang diperkirakan mencapai 93 juta buah setiap harinya.
Dari fenomena inilah mereka mengembangkan inovasi sedotan dengan bahan dasar umbi porang yang lebih ramah lingkungan. Ketua tim Almi Sayyidatul Qo'idah mengatakan, tingginya kadar glukomanan pada porang membuatnya mudah larut dalam air. Hal inilah yang membuat mereka memilih umbi porang sebagai bahan utama.
"Porang ini unik, dia mudah larut dengan air dan setidaknya membutuhkan 2-3 jam untuk benar-benar larut dengan air, jadi sangat cocok jika digunakan sebagai sedotan sekali pakai,” kata Almi Sayyidatul Qo'idah, pada Selasa pagi (18/7/2023) dikonfirmasi MPI.
Baca juga: Kisah Haru, Anak Buruh Harian Ini Tembus Teknik Kimia UGM dan Kuliah Gratis
Menariknya, pengembangan sedotan itu tidak serta merta menghilangkan nutrisi yang terkandung pada porang. Namun bisa dikonsumsi usai digunakan sebagai sedotan. Beberapa nutrisi tersebut dapat menstabilkan gula darah, menjaga kestabilan pencernaan, hingga mencegah penyakit kanker.
“Pembuatan sedotan ini tidak menghilangkan kandungan yang ada di umbi porang. Jadi masih memiliki efek. Sedotan ini nantinya juga tidak meninggalkan bekas karena mudah larut dalma air serta bisa dikonsumsi,” jelas mahasiswi jurusan Psikologi itu.
Adapun proyek dengan tajuk “Softless Edible Straw Multifungsi Berbahan Dasar Umbi Porang (Amorphophallus Muelleri) yang Rendah Glikemik Sebagai Upaya Mengurangi Sampah Plastik” ini berhasil pendanaan program kreativitas mahasiswa (PKM) Kemdikbud-Ristek 2023. Tujuannya adalah untuk meningkatkan komoditas porang di Indonesia. Mengingat Indonesia mampu menghasilkan umbi porang lebih dari 146 ribu ton per tahun.
“Adanya inovasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dari umbi porang, banyak petani porang yang mengeluhkan anjloknya harga pada saat musim panen raya,” kata Almi.
Baca juga: 10 Peluang Karier Lulusan Antropologi, Jadi Rebutan Perusahaan Asing di Indonesia
Adapun saat ini, inovasi sedotan dari umbi porang masih pada proses pengembangan dan trial error. Beberapa langkah yang dilakukan Almi dan tim adalah dengan mengolah umbi porang menjadi tepung terlebih dahulu.
Dilanjutkan dengan memberikan pewarna alami dari bahan alam dan mencetaknya menjadi bentuk sedotan dan melakukan pengeringan untuk menghilangkan kadar air pada saat proses pencetakan.
"Kami mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik. Hal itu akan berdampak buruh pada lingkungan dan menyulitkan kehidupan manusia. Kami ingin agar masyarakat bisa menggunakan bahan-bahan alami sebagai pengganti plastik," pungkasnya.
Lihat Juga: Dosen FISIP UPNVJ Presentasikan Diseminasi Riset Indonesia–Belanda di Universitas Amsterdam
Dari fenomena inilah mereka mengembangkan inovasi sedotan dengan bahan dasar umbi porang yang lebih ramah lingkungan. Ketua tim Almi Sayyidatul Qo'idah mengatakan, tingginya kadar glukomanan pada porang membuatnya mudah larut dalam air. Hal inilah yang membuat mereka memilih umbi porang sebagai bahan utama.
"Porang ini unik, dia mudah larut dengan air dan setidaknya membutuhkan 2-3 jam untuk benar-benar larut dengan air, jadi sangat cocok jika digunakan sebagai sedotan sekali pakai,” kata Almi Sayyidatul Qo'idah, pada Selasa pagi (18/7/2023) dikonfirmasi MPI.
Baca juga: Kisah Haru, Anak Buruh Harian Ini Tembus Teknik Kimia UGM dan Kuliah Gratis
Menariknya, pengembangan sedotan itu tidak serta merta menghilangkan nutrisi yang terkandung pada porang. Namun bisa dikonsumsi usai digunakan sebagai sedotan. Beberapa nutrisi tersebut dapat menstabilkan gula darah, menjaga kestabilan pencernaan, hingga mencegah penyakit kanker.
“Pembuatan sedotan ini tidak menghilangkan kandungan yang ada di umbi porang. Jadi masih memiliki efek. Sedotan ini nantinya juga tidak meninggalkan bekas karena mudah larut dalma air serta bisa dikonsumsi,” jelas mahasiswi jurusan Psikologi itu.
Adapun proyek dengan tajuk “Softless Edible Straw Multifungsi Berbahan Dasar Umbi Porang (Amorphophallus Muelleri) yang Rendah Glikemik Sebagai Upaya Mengurangi Sampah Plastik” ini berhasil pendanaan program kreativitas mahasiswa (PKM) Kemdikbud-Ristek 2023. Tujuannya adalah untuk meningkatkan komoditas porang di Indonesia. Mengingat Indonesia mampu menghasilkan umbi porang lebih dari 146 ribu ton per tahun.
“Adanya inovasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dari umbi porang, banyak petani porang yang mengeluhkan anjloknya harga pada saat musim panen raya,” kata Almi.
Baca juga: 10 Peluang Karier Lulusan Antropologi, Jadi Rebutan Perusahaan Asing di Indonesia
Adapun saat ini, inovasi sedotan dari umbi porang masih pada proses pengembangan dan trial error. Beberapa langkah yang dilakukan Almi dan tim adalah dengan mengolah umbi porang menjadi tepung terlebih dahulu.
Dilanjutkan dengan memberikan pewarna alami dari bahan alam dan mencetaknya menjadi bentuk sedotan dan melakukan pengeringan untuk menghilangkan kadar air pada saat proses pencetakan.
"Kami mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik. Hal itu akan berdampak buruh pada lingkungan dan menyulitkan kehidupan manusia. Kami ingin agar masyarakat bisa menggunakan bahan-bahan alami sebagai pengganti plastik," pungkasnya.
Lihat Juga: Dosen FISIP UPNVJ Presentasikan Diseminasi Riset Indonesia–Belanda di Universitas Amsterdam
(nnz)
tulis komentar anda