Rumah Dongeng Kinciria, Hadirkan Keceriaan bagi Anak-anak

Minggu, 02 Agustus 2020 - 21:19 WIB
Aktivitas mendongeng untuk anak-anak yang dilakukan di Rumah Dongeng Kinciria. Foto/istimewa
SOLO - Resah dengan nilai kebaikan dan sopan santun pada anak-anak yang dinilai mulai terasa asing, Dhini Winahyu Hapsari, mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menghadirkan Rumah Dongeng Kinciria. Rumah dongeng yang berdiri sejak Mei 2018, fokus pada penanaman nilai-nilai kebaikan dan keceriaan untuk anak-anak.

Rumah Dongeng Kinciria menjadi komunitas yang bergerak atas dasar kepedulian terhadap moral anak-anak di Solo pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Sebagaimana visi misi komunitas, penanaman nilai bagi anak-anak pun berpedoman pada Pancasila. “Selain itu, banyak juga anak-anak yang tidak cukup beruntung mendapatkan kebahagiaan di masa kecil mereka,” ujar Dhini Winahyu Hapsari, Minggu (2/8/2020). (Baca juga: Jangan Terburu Buka Sekolah, Kurikulum Adaptif Harus Disiapkan )

Dongeng dipilih karena sebagai salah satu metode efektif dan kreatif yang dapat digunakan untuk menyisipkan nilai kebaikan dan menasehati anak tanpa harus menyakiti. “Melalui dongeng, nilai-nilai dapat tersampaikan dengan baik dan dengan cara-cara menyenangkan. Selain media transfer ilmu, dongeng juga menghadirkan keceriaan bagi anak-anak. Ini yang juga menjadi alasan saya menyukai dongeng,” imbuhnya.

Rumah Dongeng Kinciria memiliki tiga fungsi utama. Pertama, dongeng untuk anak Indonesia, kedua pendidikan berkala, dan ketiga langkah-langkah kebaikan. Sebagaimana visi misinya, fungsi yang pertama berarti Rumah Dongeng Kinciria memberikan fasilitas berupa dongeng, metode kreatif, dan katarsis kepada anak-anak melalui berbagai kesempatan. Hal tersebut juga didukung dengan fungsi langkah-langkah kebaikan.



Berdasar fungsi tersebut, Rumah Dongeng Kinciria tidak membatasi ruang gerak kebaikan ataupun sinergi sosial para pasukan ceria (sapaan anggotanya). Komunitas berupaya memberi ruang bagi setiap anggotanya untuk tetap melakukan inisiasi proyek kebaikan di luar ruang lingkup pendidikan. Baik dalam bentuk kolaborasi ataupun kegiatan bersifat insidental. Sementara untuk fungsi pendidikan berkala, pasukan ceria aktif mendampingi anak-anak di Pucangsawit RT:001/RW:011 Jebres, Solo secara berkala setiap satu Minggu sekali. (Baca juga: KPAI Dorong Dana Desa Bisa Bantu PJJ )

Pendampingan tidak hanya dilakukan dalam bentuk dongeng, tetapi juga katarsis ataupun permainan menyenangkan. Untuk pendidikan berkalanya, pihaknya membuat kurikulum setiap bulan. Setiap Minggunya, merencanakan pembelajaran apa yang akan disisipkan, dan ini lebih ke nilai kehidupan. Misalkan tentang ungkapan maaf, tolong, dan terima kasih. “Itu kami ulang selama satu bulan. Tapi karena ini lagi pandemi, kami lebih ke media sosial geraknya,” ungkapnya.

Mengenai tantangan, Dhini menyoroti titik jenuh yang dapat dialami oleh anak-anak dan bagaimana tetap membuat mereka bersemangat. Begitu pula dengan kerekatan dan konsistensi anggota yang memiliki kesibukan beragam. Terlebih di masa pandemi, dimana pertemuan langsung tidak dapat dilakukan. Selain itu, anggota yang bergabung di Rumah Dongeng Kinciria awalnya belum semuanya dapat mendongeng.

Alhasil, mereka pun harus belajar dongeng bersama. Kendati demikian, Dhini tetap merasa bahagia dengan kegiatan yang dilakukan bersama Rumah Dongeng Kinciria. Sebab, mendongeng memang menjadi hal yang ia gemari dan mampu hadir bagi anak-anak dengan cara menyenangkan sebagaimana yang ia katakan di awal perbincangan. “Arti dongeng buatku itu kayak pelepasan stres,” pungkasnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More