Cegah Paham Radikal dari Dunia Digital, SKSG UI Edukasi Ibu-Ibu Majelis Taklim
Jum'at, 22 September 2023 - 17:19 WIB
JAKARTA - Paham radikal dapat mengancam sistem sebuah negara. Upaya mitigasi dan preventif dalam mendidik anak dari lingkungannya termasuk juga di dalamnya lingkungan media sosial menjadi sangat penting agar tidak terpapar paham radikal.
Acara yang digelar oleh Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia bertema "Edukasi Konsep Moderasi Beragama di Dunia Digital Untuk Ibu-Ibu Majelis Taklim" merupakan sebuah upaya yang bertujuan memitigasi perkembangan paham radikal yang dikhawatirkan akan merongrong keutuhan Negara Indonesia dan menciptakan perpecahan antar umat beragama dan masyarakat bernegara.
“Penyebaran paham-paham radikal yang dilakukan kaum ekstrimis bertujuan untuk merubah sistem negara dan menggeser ideologi Pancasila. Paham ini mesti kita waspadai bersama demi keutuhan bangsa,” kata Kaprodi Kajian Terorisme SKSG UI, Muhammad Syauqillah, Jumat (22/9/2023).
Baca juga: 5 Universitas dengan Jurusan Teknik Sipil Terbaik di Eropa, Nomor 2 Kampus Albert Einstein
Syauqillah mengingatkan audiens yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga agar bersifat proaktif dan selektif dalam menitipkan anak pada lembaga pendidikan guna memitigasi sang anak terpapar paham radikal yang memunculkan gerakan-gerakan yang akan mencederai konstitusi kita.
“Bukan hanya lingkungan sosialnya saja yang perlu orang tua awasi, namun juga lingkungan media sosialnya orang tua perlu melakukan pengawasan terhadap anak. Karena informasi media yang begitu banyak dan tidak terbendung tersebut menjadi tempat strategis bagi kaum ektrimis menyebarkan paham-paham radikalnya,” ujar Syauqillah.
Syauqillah yang juga ketua tim pengabdian masyarakat ini menjelaskan, banyaknya informasi yang tidak terkontrol dari media sosial bisa memengaruhi pola pikir anak yang mengarah pada tindakan radikal.
Sementara, Siti Kholisoh dari Wahid Foundation mengatakan, di era digital ini arus informasi sangatlah banyak dan mudah didapatkan hanya dengan ketikan jari melalui gadget masing-masing.
Setiap orang bisa mendapatkan lebih dari satu informasi pada satu objek pencarian hingga membuat kita bingung mengenai benar atau salah, valid atau tidak, kredibel atau tidaknya suatu informasi.
Acara yang digelar oleh Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia bertema "Edukasi Konsep Moderasi Beragama di Dunia Digital Untuk Ibu-Ibu Majelis Taklim" merupakan sebuah upaya yang bertujuan memitigasi perkembangan paham radikal yang dikhawatirkan akan merongrong keutuhan Negara Indonesia dan menciptakan perpecahan antar umat beragama dan masyarakat bernegara.
“Penyebaran paham-paham radikal yang dilakukan kaum ekstrimis bertujuan untuk merubah sistem negara dan menggeser ideologi Pancasila. Paham ini mesti kita waspadai bersama demi keutuhan bangsa,” kata Kaprodi Kajian Terorisme SKSG UI, Muhammad Syauqillah, Jumat (22/9/2023).
Baca juga: 5 Universitas dengan Jurusan Teknik Sipil Terbaik di Eropa, Nomor 2 Kampus Albert Einstein
Syauqillah mengingatkan audiens yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga agar bersifat proaktif dan selektif dalam menitipkan anak pada lembaga pendidikan guna memitigasi sang anak terpapar paham radikal yang memunculkan gerakan-gerakan yang akan mencederai konstitusi kita.
“Bukan hanya lingkungan sosialnya saja yang perlu orang tua awasi, namun juga lingkungan media sosialnya orang tua perlu melakukan pengawasan terhadap anak. Karena informasi media yang begitu banyak dan tidak terbendung tersebut menjadi tempat strategis bagi kaum ektrimis menyebarkan paham-paham radikalnya,” ujar Syauqillah.
Syauqillah yang juga ketua tim pengabdian masyarakat ini menjelaskan, banyaknya informasi yang tidak terkontrol dari media sosial bisa memengaruhi pola pikir anak yang mengarah pada tindakan radikal.
Sementara, Siti Kholisoh dari Wahid Foundation mengatakan, di era digital ini arus informasi sangatlah banyak dan mudah didapatkan hanya dengan ketikan jari melalui gadget masing-masing.
Setiap orang bisa mendapatkan lebih dari satu informasi pada satu objek pencarian hingga membuat kita bingung mengenai benar atau salah, valid atau tidak, kredibel atau tidaknya suatu informasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda