Mengenal Penghargaan Anugeraha Sewaka Winayaroha yang Diterima Rektor UGM Semasa Ganjar Pranowo
Selasa, 03 Oktober 2023 - 09:16 WIB
JAKARTA - Ganjar Pranowo , mantan Gubernur Jawa Tengah, adalah alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada mulai tahun 1987 dan rampung pada 1995. Semasa Ganjar kuliah, rektor UGM yang menjabat adalah Prof Dr Koesnadi Hardjasumantri, SH, ML.
Koesnadi merupakan salah satu tokoh penerima penghargaan Anugeraha Sewaka Winayaroha. Anugeraha Sewaka Winayaroha adalah penghargaan yang diberikan pemerintah kepada guru besar yang telah berjasa dalam kemajuan dan peningkatan peran perguruan tinggi di Indonesia.
Penghargaan tersebut dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Departemen Pendidikan Nasional atau kini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Baca juga: Gelar Pendidikan Koesnadi Hardjasoemantri, Rektor UGM Semasa Ganjar Pranowo Kuliah
Dalam daftar rektor UGM dari masa ke masa, Prof Koesnadi merupakan Rektor UGM yang kedelapan. Ia menjabat untuk periode 1986-1990. Sebelum menjadi rektor, pada 1985, Koesnadi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Hukum Lingkungan pada Fakultas Hukum UGM.
Koesnadi dikenal sebagai sosok yang dekat dengan mahasiswa. Dalam membangun hubungan dan kerja sama, baik dengan sesama warga UGM maupun pihak luar, Koesnadi selalu berupaya menghadirkan transparansi, keterbukaan, dan kemitraan.
Nama Koesnadi tak bisa dilepaskan dari Kuliah Kerja Nyata (KKN), kegiatan mahasiswa yang masih dilakukan sampai saat ini oleh berbagai universitas. Pasalnya, Koesnadi adalah penggagas KKN. Program pengabdian kepada masyarakat tersebut bermula dari program Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM) yang diinisiasi oleh Koesnadi.
Baca juga: Profil Dyah Putri Nariswari, Wisudawati Terbaik ITS yang Lulus dengan IPK 4,00
Dalam program PTM, yang berlangsung pada 1951-1962, mahasiswa diterjunkan ke berbagai daerah untuk mengajar dan mendirikan sekolah lanjutan tingkat atas (SMA). Pada 1972, PTM bertransformasi menjadi KKN.
Koesnadi meninggal dunia pada 7 Maret 2007 dalam kecelakaan pesawat. Atas jasa-jasanya di dunia pendidikan, termasuk jasanya dalam menggagas KKN, Koesnadi menerima sejumlah penghargaan.
Ia dianugerahi penghargaan Anugeraha Sewaka Winayaroha pada Mei 2007 dalam puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional 2007. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diterima oleh istri Koesnadi, Nina Soetarina Koesnadi.
Lihat Juga: Anak Pemulung Ini Raih Penghargaan dari Kemenpora di Momen Sumpah Pemuda, Berikut Kisahnya
Koesnadi merupakan salah satu tokoh penerima penghargaan Anugeraha Sewaka Winayaroha. Anugeraha Sewaka Winayaroha adalah penghargaan yang diberikan pemerintah kepada guru besar yang telah berjasa dalam kemajuan dan peningkatan peran perguruan tinggi di Indonesia.
Penghargaan tersebut dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Departemen Pendidikan Nasional atau kini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Baca juga: Gelar Pendidikan Koesnadi Hardjasoemantri, Rektor UGM Semasa Ganjar Pranowo Kuliah
Dalam daftar rektor UGM dari masa ke masa, Prof Koesnadi merupakan Rektor UGM yang kedelapan. Ia menjabat untuk periode 1986-1990. Sebelum menjadi rektor, pada 1985, Koesnadi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Hukum Lingkungan pada Fakultas Hukum UGM.
Koesnadi dikenal sebagai sosok yang dekat dengan mahasiswa. Dalam membangun hubungan dan kerja sama, baik dengan sesama warga UGM maupun pihak luar, Koesnadi selalu berupaya menghadirkan transparansi, keterbukaan, dan kemitraan.
Nama Koesnadi tak bisa dilepaskan dari Kuliah Kerja Nyata (KKN), kegiatan mahasiswa yang masih dilakukan sampai saat ini oleh berbagai universitas. Pasalnya, Koesnadi adalah penggagas KKN. Program pengabdian kepada masyarakat tersebut bermula dari program Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM) yang diinisiasi oleh Koesnadi.
Baca juga: Profil Dyah Putri Nariswari, Wisudawati Terbaik ITS yang Lulus dengan IPK 4,00
Dalam program PTM, yang berlangsung pada 1951-1962, mahasiswa diterjunkan ke berbagai daerah untuk mengajar dan mendirikan sekolah lanjutan tingkat atas (SMA). Pada 1972, PTM bertransformasi menjadi KKN.
Koesnadi meninggal dunia pada 7 Maret 2007 dalam kecelakaan pesawat. Atas jasa-jasanya di dunia pendidikan, termasuk jasanya dalam menggagas KKN, Koesnadi menerima sejumlah penghargaan.
Ia dianugerahi penghargaan Anugeraha Sewaka Winayaroha pada Mei 2007 dalam puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional 2007. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diterima oleh istri Koesnadi, Nina Soetarina Koesnadi.
Lihat Juga: Anak Pemulung Ini Raih Penghargaan dari Kemenpora di Momen Sumpah Pemuda, Berikut Kisahnya
(nnz)
tulis komentar anda