Lolos Program Bangkit, Mahasiswa Universitas BSI Buat Aplikasi Medify
Rabu, 15 November 2023 - 16:00 WIB
JAKARTA - Dua mahasiswa Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) peserta studi independen di program Bangkit Academy 2023 berhasil masuk sebagai 20 tim lulusan terbaik. Kedua mahasiswa tersebut adalah Bhara Ayong Purna Mustika dari Program Studi Ilmu Komputer Universitas BSI Kampus Dewi Sartika B dan Saddam Satria Ardhi dari Program Studi Sistem Informasi Universitas BSI Kampus Kaliabang.
Dalam proyek akhirnya, Bhara dan Saddam bersama dengan rekan satu timnya dari Universitas Gunadarma dan Institut Teknologi 10 November menciptakan aplikasi yang diberi nama Medicify.
Medicify adalah aplikasi untuk meningkatkan aksesibilitas informasi kesehatan dan deteksi jenis obat bagi penyandang tunanetra.
Sebagai final capstone project dari Program Bangkit, Medicify bersaing dengan proyek lain dari ratusan tim dan berhasil lolos seleksi sebagai top 68.
Baca juga: Universitas BSI Masuk 15 Kampus Terbaik di Jakarta Versi UniRank 2023
Selanjutnya melalui proses penjurian dari para praktisi industri dan teknologi tekemuka di indonesia, Medicify berhasil masuk sebagai top 20. Atas prestasi tersebut proyek Medicify mendapat pendanaan dari Google dan Kemendikbudristek senilai 1Rp40 juta untuk melanjutkan pengembangan aplikasi.
Menurut Bhara, tujuan utama mengembangkan aplikasi Medicify adalah memberikan solusi bagi pengguna, terutama tunanetra atau orang dengan gangguan penglihatan rendah, untuk mengidentifikasi obat-obatan dengan mudah dan memperoleh informasi tentang obat tersebut.
Baca juga: Hadapi Era Digital, Universitas BSI Siapkan Mahasiswa Talenta Melalui Program Bangkit 2023
“Dengan Medicify, pengguna dapat menggunakan kamera ponsel mereka untuk memindai obat-obatan yang mereka miliki. Setelah pemindaian dilakukan, aplikasi ini akan memberikan informasi tentang obat tersebut, termasuk nama obat, dosis yang dianjurkan, aturan pakai, dan indikasi penggunaan," kata Bhara, melalui siaran pers, Rabu (15/11/2023).
Aplikasi ini dinilai sangat membantu bagi orang dengan gangguan penglihatan yang mungkin mengalami kesulitan dalam membaca label obat atau memahami informasi yang terkandung dalam kemasan obat.
Bhara juga berharap Medicify dapat terus membantu orang-orang yang membutuhkan, khususnya penyandang tunanetra dan gangguan penglihatam, agar dapat mengidentifikasi obat-obatan dengan lebih mudah.
“Fitur lengkap yang dimiliki Medicify saat ini tentunya akan terus dikembangkan. Saat ini tim sedang melakukan proses development dan melakukan research market serta branding aplikasi kami”, ujar Bhara,” tegasnya.
Dalam proyek akhirnya, Bhara dan Saddam bersama dengan rekan satu timnya dari Universitas Gunadarma dan Institut Teknologi 10 November menciptakan aplikasi yang diberi nama Medicify.
Medicify adalah aplikasi untuk meningkatkan aksesibilitas informasi kesehatan dan deteksi jenis obat bagi penyandang tunanetra.
Sebagai final capstone project dari Program Bangkit, Medicify bersaing dengan proyek lain dari ratusan tim dan berhasil lolos seleksi sebagai top 68.
Baca juga: Universitas BSI Masuk 15 Kampus Terbaik di Jakarta Versi UniRank 2023
Selanjutnya melalui proses penjurian dari para praktisi industri dan teknologi tekemuka di indonesia, Medicify berhasil masuk sebagai top 20. Atas prestasi tersebut proyek Medicify mendapat pendanaan dari Google dan Kemendikbudristek senilai 1Rp40 juta untuk melanjutkan pengembangan aplikasi.
Menurut Bhara, tujuan utama mengembangkan aplikasi Medicify adalah memberikan solusi bagi pengguna, terutama tunanetra atau orang dengan gangguan penglihatan rendah, untuk mengidentifikasi obat-obatan dengan mudah dan memperoleh informasi tentang obat tersebut.
Baca juga: Hadapi Era Digital, Universitas BSI Siapkan Mahasiswa Talenta Melalui Program Bangkit 2023
“Dengan Medicify, pengguna dapat menggunakan kamera ponsel mereka untuk memindai obat-obatan yang mereka miliki. Setelah pemindaian dilakukan, aplikasi ini akan memberikan informasi tentang obat tersebut, termasuk nama obat, dosis yang dianjurkan, aturan pakai, dan indikasi penggunaan," kata Bhara, melalui siaran pers, Rabu (15/11/2023).
Aplikasi ini dinilai sangat membantu bagi orang dengan gangguan penglihatan yang mungkin mengalami kesulitan dalam membaca label obat atau memahami informasi yang terkandung dalam kemasan obat.
Bhara juga berharap Medicify dapat terus membantu orang-orang yang membutuhkan, khususnya penyandang tunanetra dan gangguan penglihatam, agar dapat mengidentifikasi obat-obatan dengan lebih mudah.
“Fitur lengkap yang dimiliki Medicify saat ini tentunya akan terus dikembangkan. Saat ini tim sedang melakukan proses development dan melakukan research market serta branding aplikasi kami”, ujar Bhara,” tegasnya.
(nnz)
tulis komentar anda