Nadiem Sebut Mahasiswa Lulusan Kampus Merdeka Gajinya 2,2 Kali Lebih Besar
Selasa, 12 Desember 2023 - 09:33 WIB
JAKARTA - Hampir 1 juta mahasiswa telah mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Salah satu manfaat bagi lulusannya ialah gaji yang lebih besar.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, dampak positif implementasi kebijakan ini telah tampak dalam berbagai aspek.
Studi Dampak Kompetensi yang dilakukan terhadap mahasiswa menunjukkan bahwa peserta program-program Kampus Merdeka memiliki waktu tunggu kerja tiga bulan lebih singkat, dengan rata-rata gaji 2,2 kali lebih besar dari rata-rata nasional.
“ Mahasiswa mau mengikuti program, dan para orang tua mendorong anak mereka mengikuti program ini, agar mendapat kesempatan yang lebih baik. Hasil ini membuktikan bahwa pengalaman mereka menghasilkan dampak ekonomi yang riil,” katanya pada gelaran Vokasifest x Festival Kampus Merdeka di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dikutip Selasa (12/12/2023).
Alumnus Harvard Business School ini menuturkan, Indonesia perlu bergerak lebih cepat untuk menjadi kekuatan besar dunia dengan adanya bonus demografi.
Dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 213 juta orang di tahun 2045, Indonesia diharapkan dapat segera keluar dari middle income trap, bahkan menjadi kekuatan dunia dengan proyeksi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar keempat di dunia pada tahun 2050.
Menurut mantan petinggi Gojek ini, perjalanan kebijakan Merdeka Belajar cukup menantang. Berbagai survei menunjukkan masalah kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia industri, di mana satu dari lima anak muda menganggur, dan empat dari lima perusahaan sulit mencari lulusan perguruan tinggi. Pengeluaran per lulusan pendidikan tinggi terbilang cukup rendah, demikian halnya dengan anggaran untuk penelitian.
Karenanya, transformasi dilakukan pada pendidikan tinggi dan vokasi dengan menyasar tiga hal, yaitu 1) mengubah pendidikan yang sebelumnya kaku dan sulit bergerak, menjadi lebih terbuka terhadap inovasi, 2) mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi dengan industri dan daerah, serta 3) membangun pendidikan juga menjadi lebih inklusif, aman dan memberdayakan.
“Pendidikan tinggi dan vokasi punya dampak tercepat dalam membangun SDM. Anak-anak yang keluar dari perguruan tinggi dan sekolah vokasi langsung terjun ke dalam lapangan kerja, hal tersebut berdampak langsung untuk memperbesar ekonomi Indonesia,” papar Nadiem.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, dampak positif implementasi kebijakan ini telah tampak dalam berbagai aspek.
Studi Dampak Kompetensi yang dilakukan terhadap mahasiswa menunjukkan bahwa peserta program-program Kampus Merdeka memiliki waktu tunggu kerja tiga bulan lebih singkat, dengan rata-rata gaji 2,2 kali lebih besar dari rata-rata nasional.
“ Mahasiswa mau mengikuti program, dan para orang tua mendorong anak mereka mengikuti program ini, agar mendapat kesempatan yang lebih baik. Hasil ini membuktikan bahwa pengalaman mereka menghasilkan dampak ekonomi yang riil,” katanya pada gelaran Vokasifest x Festival Kampus Merdeka di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dikutip Selasa (12/12/2023).
Alumnus Harvard Business School ini menuturkan, Indonesia perlu bergerak lebih cepat untuk menjadi kekuatan besar dunia dengan adanya bonus demografi.
Dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 213 juta orang di tahun 2045, Indonesia diharapkan dapat segera keluar dari middle income trap, bahkan menjadi kekuatan dunia dengan proyeksi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar keempat di dunia pada tahun 2050.
Menurut mantan petinggi Gojek ini, perjalanan kebijakan Merdeka Belajar cukup menantang. Berbagai survei menunjukkan masalah kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia industri, di mana satu dari lima anak muda menganggur, dan empat dari lima perusahaan sulit mencari lulusan perguruan tinggi. Pengeluaran per lulusan pendidikan tinggi terbilang cukup rendah, demikian halnya dengan anggaran untuk penelitian.
Karenanya, transformasi dilakukan pada pendidikan tinggi dan vokasi dengan menyasar tiga hal, yaitu 1) mengubah pendidikan yang sebelumnya kaku dan sulit bergerak, menjadi lebih terbuka terhadap inovasi, 2) mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi dengan industri dan daerah, serta 3) membangun pendidikan juga menjadi lebih inklusif, aman dan memberdayakan.
“Pendidikan tinggi dan vokasi punya dampak tercepat dalam membangun SDM. Anak-anak yang keluar dari perguruan tinggi dan sekolah vokasi langsung terjun ke dalam lapangan kerja, hal tersebut berdampak langsung untuk memperbesar ekonomi Indonesia,” papar Nadiem.
tulis komentar anda