Kemenag Apresiasi Siswa Asal Bima Jadi Paskibraka Pertama dari Madrasah
Selasa, 18 Agustus 2020 - 20:42 WIB
JAKARTA - Muhammad Adzan (17) menjadi siswa madrasah pertama yang menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2020 dari unsur Madrasah. Dalam upacara bendera di Istana Presiden kemarin, remaja asal Bima, Nusa Tenggara Barat ini mendapat tugas membentangkan bendera merah putih .
Adzan diterima oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, di kantornya, selasa, (18/8). Datang ke kantor Kemenag pukul 12.00 WIB, remaja kelahiran Kupang, 13 April 2003 ini diantar oleh Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Asrorun Ni'am Sholeh. (Baca juga: Luncurkan Garda, Menteri Agama Ajak Berdayakan Komunitas Guru Madrasah )
Dalam perbincangan yang berlangsung sekitar satu jam, siswa kelas XI siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat ini mendapat motifasi untuk terus mempertahankan prestasi dalam bidangnya dan meneruskan ke jenjang lebih tinggi yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Adzan mengungkapkan, ia berkeinginan kuat untuk mendaftar menjadi taruna di Akademi Keplisian pada saat lulus nanti. Bermodal tinggi 180,5 cm, penampilan fisik memadai, dan kemampuan baris berbaris serta latihan fisik, ia meminta dukungan agar dapat menggapai apa yang dicita-citakannya.
Bagi Kementerian Agama, peran serta putra kedua pasangan Muhammad Daud dan Vivililiana ini dianggap mendongkrak citra madrasah dalam kancah paskibraka. Selama ini, untuk urusan baris berbaris dan Paskibraka, sumberdaya yang dominan masih dari SMA atau sekolah umum, sedangkan Madrasah belum pernah sekalipun memiliki delegasi yang berhasil lolos hingga seleksi akhir tingkat nasional. (Baca juga: 75 Tahun RI Merdeka, Megawati Sesalkan Agama Masih Dipertentangkan dengan Pancasila )
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Ali Ramdhani, mengaku bangga dengan prestasi yang dicapai anak pedagang pakaian ini. Adzan merupakan siswa madrasah pertama yang berhasil menembus seleksi hingga menjadi tim inti pengibar bendera pusaka pada upacara resmi peringatan kemerdekaan di Istana presiden. “Hal ini meningkatkan optimisme kami untuk membina anak-anak madrasah dalam segala bidang,” katanya.
Sebagai penghargaan untuk memacu semangat Adzan dalam berkarya lebih keras, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag memberikan uang pembinaan sebesar Rp10 juta dan sebuah ipad untuk menunjang pembelajaran. “Kita melihat Adzan ini menjadi model yang tepat sesuai tagline kita Madrasah Hebat Bermartabat. Paskibraka, elektronika, dan robotika merupakan pilihan-pilihan yang didorong oleh Kemenag agar siswa madrasah dapat menyalurkan prestasinya, selain dalam bidang pelajaran,” tambah Dirjen Pendis. (Baca juga: Intip 15 Universitas Paling Diminati Peserta SBMPTN 2020 )
Adzan merupakan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Adzan sukses menyingkirkan 400 pendaftar di tingkat Kabupaten/Kota, lalu melaju ke jenjang seleksi yang lebih tinggi. Sebelum terpilih sebagai pengibar bendera utama tahun 2020 ini, ia dipilih dari 68 peserta di tingkat pusat. Pada tahun lalu, Adzan pertama kali terpilih sebagai anggota Paskibraka dan setelah itu prestasinya terus meningkat. Sebelumnya ia menjadi komandan kelompok (Danpok) dalam satuan paskibraka di tingkat pusat.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Umar merasa senang ada siswa madrasah yang tampil sehebat Adzan. "Saya sangat senang dan bahagia, di saat darurat COVID-19, salah satu siswa madrasah menunjukkan eksistensinya yang selama ini belum diperhitungkan," katanya.
Di depan Dirjen Pendis dan Direktur KSKK Madrasah, Adzan mengaku berterima kasih atas dukungan yang diberikan Kemenag kepadanya. “Ini menjadi bukti bahwa anak-anak madrasah mendapat dukungan penuh dari Kemenag untuk berprestasi dalam bidang apapun,” katanya.
Dengan gaya tegasnya yang bersahaja, anak kedua dari empat bersaudara ini mengungkapkan kegembiraannya dengan bantuan dan bonus yang diberikan Kemenag. “Saya akan menggunakan ipad untuk kelengkapan belajar, kalau uangnya akan saya berikan kepada orang tua karena saya belum pintar memegang uang,” pungkasnya.
Adzan diterima oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, di kantornya, selasa, (18/8). Datang ke kantor Kemenag pukul 12.00 WIB, remaja kelahiran Kupang, 13 April 2003 ini diantar oleh Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Asrorun Ni'am Sholeh. (Baca juga: Luncurkan Garda, Menteri Agama Ajak Berdayakan Komunitas Guru Madrasah )
Dalam perbincangan yang berlangsung sekitar satu jam, siswa kelas XI siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat ini mendapat motifasi untuk terus mempertahankan prestasi dalam bidangnya dan meneruskan ke jenjang lebih tinggi yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Adzan mengungkapkan, ia berkeinginan kuat untuk mendaftar menjadi taruna di Akademi Keplisian pada saat lulus nanti. Bermodal tinggi 180,5 cm, penampilan fisik memadai, dan kemampuan baris berbaris serta latihan fisik, ia meminta dukungan agar dapat menggapai apa yang dicita-citakannya.
Bagi Kementerian Agama, peran serta putra kedua pasangan Muhammad Daud dan Vivililiana ini dianggap mendongkrak citra madrasah dalam kancah paskibraka. Selama ini, untuk urusan baris berbaris dan Paskibraka, sumberdaya yang dominan masih dari SMA atau sekolah umum, sedangkan Madrasah belum pernah sekalipun memiliki delegasi yang berhasil lolos hingga seleksi akhir tingkat nasional. (Baca juga: 75 Tahun RI Merdeka, Megawati Sesalkan Agama Masih Dipertentangkan dengan Pancasila )
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Ali Ramdhani, mengaku bangga dengan prestasi yang dicapai anak pedagang pakaian ini. Adzan merupakan siswa madrasah pertama yang berhasil menembus seleksi hingga menjadi tim inti pengibar bendera pusaka pada upacara resmi peringatan kemerdekaan di Istana presiden. “Hal ini meningkatkan optimisme kami untuk membina anak-anak madrasah dalam segala bidang,” katanya.
Sebagai penghargaan untuk memacu semangat Adzan dalam berkarya lebih keras, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag memberikan uang pembinaan sebesar Rp10 juta dan sebuah ipad untuk menunjang pembelajaran. “Kita melihat Adzan ini menjadi model yang tepat sesuai tagline kita Madrasah Hebat Bermartabat. Paskibraka, elektronika, dan robotika merupakan pilihan-pilihan yang didorong oleh Kemenag agar siswa madrasah dapat menyalurkan prestasinya, selain dalam bidang pelajaran,” tambah Dirjen Pendis. (Baca juga: Intip 15 Universitas Paling Diminati Peserta SBMPTN 2020 )
Adzan merupakan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Adzan sukses menyingkirkan 400 pendaftar di tingkat Kabupaten/Kota, lalu melaju ke jenjang seleksi yang lebih tinggi. Sebelum terpilih sebagai pengibar bendera utama tahun 2020 ini, ia dipilih dari 68 peserta di tingkat pusat. Pada tahun lalu, Adzan pertama kali terpilih sebagai anggota Paskibraka dan setelah itu prestasinya terus meningkat. Sebelumnya ia menjadi komandan kelompok (Danpok) dalam satuan paskibraka di tingkat pusat.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Umar merasa senang ada siswa madrasah yang tampil sehebat Adzan. "Saya sangat senang dan bahagia, di saat darurat COVID-19, salah satu siswa madrasah menunjukkan eksistensinya yang selama ini belum diperhitungkan," katanya.
Di depan Dirjen Pendis dan Direktur KSKK Madrasah, Adzan mengaku berterima kasih atas dukungan yang diberikan Kemenag kepadanya. “Ini menjadi bukti bahwa anak-anak madrasah mendapat dukungan penuh dari Kemenag untuk berprestasi dalam bidang apapun,” katanya.
Dengan gaya tegasnya yang bersahaja, anak kedua dari empat bersaudara ini mengungkapkan kegembiraannya dengan bantuan dan bonus yang diberikan Kemenag. “Saya akan menggunakan ipad untuk kelengkapan belajar, kalau uangnya akan saya berikan kepada orang tua karena saya belum pintar memegang uang,” pungkasnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda