Miris, Perlindungan Guru di Masa Pandemi COVID-19 Masih Minim
Senin, 24 Agustus 2020 - 15:46 WIB
JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai perlindungan untuk guru di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) masih sangat minim. Belum ada protokol untuk menjaga kesehatan guru ketika berada di sekolah.
"Banyak dari protokol itu belum memberikan perlindungan guru. Disanalah perlindungan guru itu terancam dengan pandemi," ujar Sekjen FSGI Heru Purnomo saat konferensi pers secara daring.
Terlebih, saat ini banyak guru yang masih piket untuk hadir ke sekolah. Risiko penularan virus akan sangat mengancam guru. (Baca juga: Ratusan Guru Terpapar COVID-19, Pemda Diminta Cermat Ambil Kebijakan )
Menurut Heru, sudah saatnya pemerintah daerah bisa memberikan tes swab kepada para guru. Hal itu diperlukan untuk memastikan guru dalam kaadaan sehat.
"Apalagi kita akan membuka pembelajaran tatap muka dengan siswa di zona kuning dan hijau. Jika protokol kesehatan tidak dipenuhi maka akan jadi ancaman," terangnya. (Baca juga: Sekolah Diminta Sediakan 2 Opsi Pembelajaran Siswa di Zona Kuning dan Hijau )
Dia menyebut, seharusnya pemerintah mengalokasikan anggaran khusus untuk tes swab terhadap guru. Toh, pemerintah menyatakan sanggup melakukan tes swab untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 kepada masyarakat.
"Ketika pemerintah tidak punya biaya swab untuk guru yang mau belajar tatap muka, pemerintah pusat lebih baik jangan mengizinkan belajar tatap muka dan melakukan buka sekolah," ungkapnya.
"Banyak dari protokol itu belum memberikan perlindungan guru. Disanalah perlindungan guru itu terancam dengan pandemi," ujar Sekjen FSGI Heru Purnomo saat konferensi pers secara daring.
Terlebih, saat ini banyak guru yang masih piket untuk hadir ke sekolah. Risiko penularan virus akan sangat mengancam guru. (Baca juga: Ratusan Guru Terpapar COVID-19, Pemda Diminta Cermat Ambil Kebijakan )
Menurut Heru, sudah saatnya pemerintah daerah bisa memberikan tes swab kepada para guru. Hal itu diperlukan untuk memastikan guru dalam kaadaan sehat.
"Apalagi kita akan membuka pembelajaran tatap muka dengan siswa di zona kuning dan hijau. Jika protokol kesehatan tidak dipenuhi maka akan jadi ancaman," terangnya. (Baca juga: Sekolah Diminta Sediakan 2 Opsi Pembelajaran Siswa di Zona Kuning dan Hijau )
Dia menyebut, seharusnya pemerintah mengalokasikan anggaran khusus untuk tes swab terhadap guru. Toh, pemerintah menyatakan sanggup melakukan tes swab untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 kepada masyarakat.
"Ketika pemerintah tidak punya biaya swab untuk guru yang mau belajar tatap muka, pemerintah pusat lebih baik jangan mengizinkan belajar tatap muka dan melakukan buka sekolah," ungkapnya.
(mpw)
tulis komentar anda