Busana Karya SMK Siap Mendunia di Front Row Paris 2024
Jum'at, 23 Agustus 2024 - 19:48 WIB
Menurut Nahdiana, karya para siswa yang akan berangkat ke Paris ini sebelumnya juga telah dikurasi dan mendapat rekomendasi dari IFC untuk mengikuti Front Row Paris yang rencananya akan berlangsung pada 7 September mendatang. Nahdiana berharap, kesempatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para siswa agar mereka dapat memperkenalkan dan menunjukan potensi talenta fashion vokasi di salah satu pusat mode dunia tersebut.
“Semoga mereka berhasil merebut hati para pembeli di acara Front Row Paris dengan hasil karya yang memang layak untuk dipasarkan di pasar Eropa melalui kolaborasi dengan industri ini,” kata Nahdiana.
Tidak hanya itu, Nahdiana berharap, para siswa juga dapat memanfaatkan kesempatan besar tersebut untuk dapat belajar dari desainer-desainer lainnya. Dengan begitu, mereka dapat termotivasi dan mampu menunjukkan kompetensinya di kancah nasional maupun internasional.
Sementara itu, Ketua Program Konsentrasi Keahlian Tata Busana SMKN 6 Padang, Wiswiltri, menyampaikan rasa bangganya atas keikutsertaan salah satu siswanya di Front Row Paris.
“Ini akan menjadi motivasi yang besar bagi sekolah dan teman-teman lainnya,” kata Wiswiltri.
Sebagai salah satu SMK pelaksana program SMK Pusat Keunggulan bidang tata busana, para guru bidang tata busana di sekolahnya memang senantiasa mengikuti program Upskiling dan Reskilling yang diselenggarakan BBPPMPV Bispar. Dampak nyata dari program tersebut sangat terasa di sekolah, tidak hanya kompetensi guru yang meningkat, tetapi juga kreativitas pada siswa yang terus berkembang.
“Lebih dari separuh guru di tempat kami merupakan alumni program Upskilling dan Reskilling,” ujar Wiswiltri.
Kompeten dan Unik
Para siswa SMK ini akan menampilkan koleksi busana yang bernama “Dwipantara”. Dwipantara sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, “Dwipa” diartikan sebagai pulau dan “Antara” diartikan sebagai di luar dan dari sisi lain. Dalam bahasa Indonesia, Dwipantara berarti Pulau Tanah Seberang.
“Karena kita bertiga berasal dari berbagai pulau, Jawa, Sumatra, dan Sulawesi, jadi kami mengambil nama Dwipantara. Dan, koleksi-koleksi kami menggunakan wastra-wastra nusantara yang menunjukkan keunikan dari daerah kami,” kata Alifah Nailah Salsabila dari SMKN 8 Makassar yang mengaku menggunakan tenun sengkang sebagai salah satu wastra tradisional khas Bugis dalam koleksinya kali ini.
“Semoga mereka berhasil merebut hati para pembeli di acara Front Row Paris dengan hasil karya yang memang layak untuk dipasarkan di pasar Eropa melalui kolaborasi dengan industri ini,” kata Nahdiana.
Tidak hanya itu, Nahdiana berharap, para siswa juga dapat memanfaatkan kesempatan besar tersebut untuk dapat belajar dari desainer-desainer lainnya. Dengan begitu, mereka dapat termotivasi dan mampu menunjukkan kompetensinya di kancah nasional maupun internasional.
Sementara itu, Ketua Program Konsentrasi Keahlian Tata Busana SMKN 6 Padang, Wiswiltri, menyampaikan rasa bangganya atas keikutsertaan salah satu siswanya di Front Row Paris.
“Ini akan menjadi motivasi yang besar bagi sekolah dan teman-teman lainnya,” kata Wiswiltri.
Sebagai salah satu SMK pelaksana program SMK Pusat Keunggulan bidang tata busana, para guru bidang tata busana di sekolahnya memang senantiasa mengikuti program Upskiling dan Reskilling yang diselenggarakan BBPPMPV Bispar. Dampak nyata dari program tersebut sangat terasa di sekolah, tidak hanya kompetensi guru yang meningkat, tetapi juga kreativitas pada siswa yang terus berkembang.
“Lebih dari separuh guru di tempat kami merupakan alumni program Upskilling dan Reskilling,” ujar Wiswiltri.
Kompeten dan Unik
Para siswa SMK ini akan menampilkan koleksi busana yang bernama “Dwipantara”. Dwipantara sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, “Dwipa” diartikan sebagai pulau dan “Antara” diartikan sebagai di luar dan dari sisi lain. Dalam bahasa Indonesia, Dwipantara berarti Pulau Tanah Seberang.
“Karena kita bertiga berasal dari berbagai pulau, Jawa, Sumatra, dan Sulawesi, jadi kami mengambil nama Dwipantara. Dan, koleksi-koleksi kami menggunakan wastra-wastra nusantara yang menunjukkan keunikan dari daerah kami,” kata Alifah Nailah Salsabila dari SMKN 8 Makassar yang mengaku menggunakan tenun sengkang sebagai salah satu wastra tradisional khas Bugis dalam koleksinya kali ini.
tulis komentar anda