Badan Bahasa Targetkan 200 Ribu Entri Baru di KBBI Tahun Ini
Minggu, 27 Oktober 2024 - 15:57 WIB
Sementara itu, seiring dengan Peringatan Sumpah Pemuda Badan Bahasa Kemendikdasmen secara konsisten mengembangkan kegiatan kebahasaan dan kesastraan yang kemudian menjadi ikon perayaan yang berpusat pada setiap bulan Oktober yang disebut dengan Bulan Bahasa dan Sastra (BBS).
"Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra dilandasi oleh sebuah semangat dan kesadaran bahwa mengutamakan bahasa Indonesia, di samping melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing, merupakan tindakan untuk memperkuat bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan identitas nasional kita," ujar Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin.
BBS tahun 2024 digelar untuk memajukan peran bahasa dan sastra Indonesia di ranah nasional serta internasional. Pada tahun ini, rangkaian acara Bulan Bahasa dan Sastra diselenggarakan secara hibrida, melibatkan partisipasi daring dan luring untuk menjangkau lebih banyak kalangan di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak dengan tujuan untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia serta menciptakan keselarasan pemahaman antargenerasi dan antarkelompok terhadap nilai-nilai kebinekaan dengan menjunjung bahasa Indonesia.
BBS tahun ini dirayakan dengan mengusung tema “Berbahasa Cerdas untuk Generasi Emas”. Dengan tema tersebut, seluruh elemen masyarakat diajak untuk merenungkan “kecerdasan berbahasa” para pejuang pergerakan Angkatan 1928 melalui berbagai kegiatan kebahasaan dan kesastraan sebagai ajang untuk bertukar gagasan, berkompetisi, dan berbagi apresiasi serta informasi.
Tema “Berbahasa Cerdas untuk Generasi Emas” juga sejalan dengan harapan bangsa Indonesia untuk meraih cita-cita Generasi Emas 2045 dalam rangka menyongsong 100 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia. "Bulan Bahasa menjadi momen untuk menguatkan kedaulatan kebahasaan kita di bidang pendidikan," ujar Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah.
Sementara Imam menambahkan berbahasa cerdas berarti memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni, baik secara reseptif maupun produktif, untuk keperluan sintas, sosial, keprofesian, dan keilmiahan. "Berbahasa cerdas juga bermakna mampu melihat potensi penggunaan bahasa untuk diolah dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.
"Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra dilandasi oleh sebuah semangat dan kesadaran bahwa mengutamakan bahasa Indonesia, di samping melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing, merupakan tindakan untuk memperkuat bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan identitas nasional kita," ujar Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin.
BBS tahun 2024 digelar untuk memajukan peran bahasa dan sastra Indonesia di ranah nasional serta internasional. Pada tahun ini, rangkaian acara Bulan Bahasa dan Sastra diselenggarakan secara hibrida, melibatkan partisipasi daring dan luring untuk menjangkau lebih banyak kalangan di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak dengan tujuan untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia serta menciptakan keselarasan pemahaman antargenerasi dan antarkelompok terhadap nilai-nilai kebinekaan dengan menjunjung bahasa Indonesia.
BBS tahun ini dirayakan dengan mengusung tema “Berbahasa Cerdas untuk Generasi Emas”. Dengan tema tersebut, seluruh elemen masyarakat diajak untuk merenungkan “kecerdasan berbahasa” para pejuang pergerakan Angkatan 1928 melalui berbagai kegiatan kebahasaan dan kesastraan sebagai ajang untuk bertukar gagasan, berkompetisi, dan berbagi apresiasi serta informasi.
Tema “Berbahasa Cerdas untuk Generasi Emas” juga sejalan dengan harapan bangsa Indonesia untuk meraih cita-cita Generasi Emas 2045 dalam rangka menyongsong 100 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia. "Bulan Bahasa menjadi momen untuk menguatkan kedaulatan kebahasaan kita di bidang pendidikan," ujar Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah.
Sementara Imam menambahkan berbahasa cerdas berarti memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni, baik secara reseptif maupun produktif, untuk keperluan sintas, sosial, keprofesian, dan keilmiahan. "Berbahasa cerdas juga bermakna mampu melihat potensi penggunaan bahasa untuk diolah dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda