13 Tokoh NU yang Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, Berikut Daftarnya
Senin, 11 November 2024 - 10:20 WIB
Abdul Wahid Hasyim ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 17 November 1960
Tokoh NU dari Tasikmalaya, Jawa Barat dan salah seorang kiai yang secara terang-terangan melawan para penjajah Belanda. Ia ditetapkan sebagai sebagai pahlawan nasional pada 1972.
Wakil Perdana Menteri Indonesia dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) antara tahun 1956 hingga 1984. Kiai Idham ditetapkan sebagai pahlawan pada 8 November 2011
Pendiri NU dan Pengasuh Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Ia juga menjadi Rais 'Aam PBNU meneruskan KH Hasyim Asy’ari yang ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 8 November 2014.
Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Banyuputih, Situbondo tersebut menjadi pemimpin para pejuang di Situbondo, Jember maupun Bondowoso. Ia ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 9 November 2016.
Perwira tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Juga pernah menjadi Komandan Batalyon berpangkat daidancho atau mayor tahun 1943. Ia juga merupakan pengurus NU di Serang, Banten.
4. KH Zainal Musthafa
Tokoh NU dari Tasikmalaya, Jawa Barat dan salah seorang kiai yang secara terang-terangan melawan para penjajah Belanda. Ia ditetapkan sebagai sebagai pahlawan nasional pada 1972.
5. KH Idham Chalid
Wakil Perdana Menteri Indonesia dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) antara tahun 1956 hingga 1984. Kiai Idham ditetapkan sebagai pahlawan pada 8 November 2011
6. KH Abdul Wahab Chasbullah
Pendiri NU dan Pengasuh Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Ia juga menjadi Rais 'Aam PBNU meneruskan KH Hasyim Asy’ari yang ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 8 November 2014.
7. KH As'ad Syamsul Arifin
Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Banyuputih, Situbondo tersebut menjadi pemimpin para pejuang di Situbondo, Jember maupun Bondowoso. Ia ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 9 November 2016.
8. KH Syam'un
Perwira tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Juga pernah menjadi Komandan Batalyon berpangkat daidancho atau mayor tahun 1943. Ia juga merupakan pengurus NU di Serang, Banten.
tulis komentar anda