Dewan Guru Besar UI Serahkan Keputusan Gelar Doktor Bahlil ke Rektor
Jum'at, 28 Februari 2025 - 11:39 WIB

Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) menyerahkan keputusan akhir mengenai gelar doktor Bahlil Lahadalia kepada Rektor UI Heri Hermansyah. Foto/Dok/SINDOnews.
JAKARTA - Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) menyerahkan keputusan akhir mengenai gelar doktor Bahlil Lahadalia kepada Rektor UI Heri Hermansyah, apakah tetap dicabut atau gelar tersebut tetap melekat ke Bahlil.
"Tim sidang Etik DGB UI sudah selesaikan tugasnya dengan menyampaikan rekomendasi kepada rektor, MWA dan Senat. Rektor yang harus memutuskan. Rekomendasi kami hanya untuk diedarkan di lingkaran internal DGB UI ," ujar Ketua DGB UI Harkristuti Harkrisnowo, ketika dikonfirmasi, Jumat (28/2/2025).
Baca juga: Apa Alasan UI Belum Memutuskan Nasib Gelar Doktor Bahlil Lahadalia?
Sebelumnya, pada Oktober 2024 lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meraih gelar doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).
Disertasinya berjudul Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia membawanya meraih gelar doktor UI dengan predikat cum laude.
Baca juga: Rekomendasi DGB UI tentang Gelar Doktor Bahlil Lahadalia sudah Keluar, Apa Keputusannya?
Sidang terbuka promosi doktor Bahlil saat itu dipimpin oleh Prof. Dr. I Ketut Surajaya dengan Prof. Dr. Chandra Wijaya sebagai promotor, serta Dr. Teguh Dartanto, dan Athor Subroto, sebagai ko-promotor.
Lalu hadir sebagai penguji Dr. Margaretha Hanita, Prof. Dr. A. Hanief Saha Ghafur, Prof. Didik Junaidi Rachbini, Prof. Dr. Arif Satria, dan Prof. Dr. Kosuke Mizuno.
Baca juga: Bagaimana Nasib Gelar Doktor Bahlil Lahadalia? Ini Update dari Rektor Baru UI
Namun polemik mengenai cepatnya Bahlil meraih gelar doktor kurang dari 2 tahun yakni 1 tahun 8 bulan pun disorot publik. Hingga akhirnya gelar doktor tersebut pun ditangguhkan selama proses investigasi berlangsung.
"Tim sidang Etik DGB UI sudah selesaikan tugasnya dengan menyampaikan rekomendasi kepada rektor, MWA dan Senat. Rektor yang harus memutuskan. Rekomendasi kami hanya untuk diedarkan di lingkaran internal DGB UI ," ujar Ketua DGB UI Harkristuti Harkrisnowo, ketika dikonfirmasi, Jumat (28/2/2025).
Baca juga: Apa Alasan UI Belum Memutuskan Nasib Gelar Doktor Bahlil Lahadalia?
Sebelumnya, pada Oktober 2024 lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meraih gelar doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).
Disertasinya berjudul Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia membawanya meraih gelar doktor UI dengan predikat cum laude.
Baca juga: Rekomendasi DGB UI tentang Gelar Doktor Bahlil Lahadalia sudah Keluar, Apa Keputusannya?
Sidang terbuka promosi doktor Bahlil saat itu dipimpin oleh Prof. Dr. I Ketut Surajaya dengan Prof. Dr. Chandra Wijaya sebagai promotor, serta Dr. Teguh Dartanto, dan Athor Subroto, sebagai ko-promotor.
Lalu hadir sebagai penguji Dr. Margaretha Hanita, Prof. Dr. A. Hanief Saha Ghafur, Prof. Didik Junaidi Rachbini, Prof. Dr. Arif Satria, dan Prof. Dr. Kosuke Mizuno.
Baca juga: Bagaimana Nasib Gelar Doktor Bahlil Lahadalia? Ini Update dari Rektor Baru UI
Namun polemik mengenai cepatnya Bahlil meraih gelar doktor kurang dari 2 tahun yakni 1 tahun 8 bulan pun disorot publik. Hingga akhirnya gelar doktor tersebut pun ditangguhkan selama proses investigasi berlangsung.
Lihat Juga :