Kewalahan, Pemerintah Terjunkan Ribuan Mahasiswa ke Daerah Pedalaman

Minggu, 06 September 2020 - 00:57 WIB
Ribuan Mahasiswa. Foto/Dok/SINDOnews
JAKARTA - Kemendikbud akan menerjunkan 2.000 mahasiswa untuk mengajar siswa di kawasan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) melalui program Kampus Mengajar Perintis .

Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Paristiyanti Nurwardani mengatakan, pada September ini Kemendikbud akan meluncurkan program Kampus Mengajar Perintis. Melalui program ini Kemendikbud akan menerjunkan 2.000 mahasiswa yang terdekat dengan daerah 3T untuk menjadi asisten guru dalam mengajar. (Baca juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Sekolah dan Guru Penggerak akan Diperkuat )

"Kan sekarang ini di daerah 3T tak ada sinyal. Guru masuk ke rumah siswa dan guru kewalahan. Kita turunkan mahasiwa mengajar perintis untuk dampingi teman-teman di daerah yang tak ada sinyal," katanya di Jakarta, Sabtu (5/9).

Paristiyanti menjelaskan, Kemendikbud berharap kepada mahasiswa dari kampus lembaga pendidik tenaga kependidikan (LPTK) semester 5 ke atas dengan IPK di atas 3 untuk ikut program menjadi asisten guru ini. Melalui program ini, katanya, akan menyiapkan calon guru untuk praktek mengajar setelah dia lulus kuliah melalui komunitas sekolah tersebut. (Baca juga: 400 Ribu Mahasiswa akan Ikut Kampus Merdeka, Anda Tertarik? )

Dia menjelaskan, Kampus Mengajar Perintis ini ada karena Kemendikbud melihat kesuksesan 15.000 relawan COVID-19 yang saat ini sedang bergerak. "Karena model di Kampus Merdeka Relawan COVID-19 15.000 relawan berhasil maka sebentar lagi akan ada Kampus Mengajar Perintis yang akan diturunkan adalah 2000 mahasiswa," jelasnya.

Sejak 1 Agustus 2020, Ditjen Dikti telah menyebarluaskan relawan mahasiswa COVID-19 sebanyak 15.000 orang. Mereka tersebar di berbagai daerah di bawah koordinasi Fakultas Kedokteran (FK) perguruan tinggi yang terlibat dalam penangan COVID-19. Relawan mahasiswa ini utamanya berperan dalam mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menerapkan protokol kesehatan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mpw)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More