Ciptakan Aplikasi Tebak Aksara Jawa, Mahasiswa UNS Sabet Juara 3

Minggu, 27 September 2020 - 10:15 WIB
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan aplikasi Tebak Aksara Jawa (Tebak Raja). Foto/Dok/SINDOnews
SOLO - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan aplikasi Tebak Aksara Jawa (Tebak Raja). Dua mahasiswa tersebut yakni Eryneta Nurul Hasanah dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Jawa dan Dji Hanafit dari Prodi Pendidikan Teknik Mesin.

Melalui inovasi tersebut, mereka berhasil menduduki Juara 3 di Lomba Esai Nasional PGSD Fair Universitas Negeri Medan (Unimed) yang digelar pekan lalu. Pada lomba dengan subtema Inovasi Media Pembelajaran Berbasis IT tersebut, keduanya membuat aplikasi permainan Tebak Raja sebagai inovasi media pembelajaran membaca aksara Jawa berbasis Informasi dan Teknologi. (Baca juga: UGM Ciptakan GeNose, Alat Deteksi COVID-19 Kurang dari 2 Menit )

Aksara Jawa yang digunakan sebatas kata yang mengandung aksara murda, aksara swara, dan angka. "Tebak Raja mengharuskan peserta didik atau pengguna untuk menulis huruf latin dari aksara Jawa yang muncul di layar aplikasi. Jika tidak bisa menjawab, mereka tidak bisa ke level selanjutnya," kata Eryn dalam keterangan elektronik yang diterima SINDOnews, Sabtu (26/9/2020).



Menurutnya, aplikasi tersebut menyasar siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal itu didasarkan pada pertimbangan masalah-masalah pembelajaran aksara Jawa yang terjadi di SMP di mana masa tersebut juga merupakan peralihan dari SD ke SMA.

"Jadi, menurut kami inovasi ini cocok untuk diterapkan. Harapan kami ketika nanti peserta didik sudah SMA hambatan belajar aksara Jawa bisa terminimalisir atau diatasi," imbuh Eryn. (Baca juga: Edukasi Minim, Ini Penjelasan Ahli soal Gempa Kuat di Zona Megathrust )

Terkait uji coba aplikasi, sebelum final pada 15 September Eryn dan Dji sudah mengujicobakan Tebak Raja kepada sebelas siswa SMP di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mereka mendapatkan respons positif dari para siswa dalam uji coba tersebut.

Eryn menyatakan timnya mengalami hambatan saat lomba karena dilaksanakan secara daring. Sebab, perlombaan via daring membutuhkan usaha yang lebih besar dari biasanya.

Untuk presentasi, timnya harus mulai dari latihan sendiri, menyiapkan Power Point, membuat video presentasi sesuai bagian, hingga mengunggah ke Youtube. "Tapi alhamdulillah semua bisa diatasi dan memberikan hasil yang harus disyukuri," pungkas Eryn.
(mpw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More