1.108 Mahasiswa Dilibatkan Jadi Duta Edukasi Perubahan Perilaku
Selasa, 13 Oktober 2020 - 22:28 WIB
JAKARTA - Sebanyak 1.108 mahasiswa dari 72 perguruan tinggi dilibatkan menjadi duta untuk memberikan edukasi perubahan perilaku masyarakat terhadap COVID-19. Para mahasiswa ini akan disebar ke 18 kabupaten kota.
Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, saat ini ada 17 % warga Indonesia yang memiliki persepsi tidak mungkin dan sangat tidak mungkin terpapar atau terinfeksi virus Corona. 17 % itu, ujarnya, setara dengan 44,9 juta orang yang dia nilai adalah suatu angka yang sangat tinggi sekali. Oleh karena itu, terangnya, para warga yang masih memilik persepsi seperti ini harus diberi penjelasan bahwa COVID-19 itu adalah nyata. (Baca juga: Epidemiolog UI Memprediksi Vaksinasi Baru Selesai Akhir 2021 )
"Kita lah yang harus memberikan penjelasan bahwa COVID-19 itu nyata. Ini bukan rekayasa. Ini bukan konspirasi. Korban jiwa secara global telah mencapai lebih dari 1 juta orang dan yang terpapar COVID-19 telah mencapai lebih dari 35 juta orang," katanya pada peluncuran Duta Edukasi Perubahan Perilaku secara virtual, Selasa (13/10).
Doni menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Ketua Bidang Perubahan Perilaku untuk melibatkan mahasiswa dalam rangka perubahan perilaku ini. Doni menuturkan, apa yang akan dilakukan mahasiswa dan dosen pembimbing ini adalah suatu misi kemanusiaan dalam rangka menyelamatkan jiwa manusia. Menurutnya, para mahasiswa dan dosen pembimbing ini menjadi bagian dari pahlawan kemanusiaan karena telah berusaha dan bersedia mengajak masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan.
Doni menyampaikan, saat ini di tanah air yang sudah terpapar itu sudah mencapai lebih dari 350 ribu orang. Kemudian korban yang meninggal, ujarnya, saat ini sudah mendekati 12.000 orang. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk patuh pada protokol kesehatan dengan cara memakai masker, jaga jarak, menghindari kerumunan serta sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan cairan desinfektan. (Baca juga: Siapkan Bekal dan Modal, Kemendikbud Dorong Mahasiswa Jadi Wirausahawan Muda )
Doni mengatakan, edukasi masyarakat terhadap protokol kesehatan bisa menggandeng tokoh-tokoh masyarakat yang ada di daerah dan sampai tingkat RT/RW. Mereka perlu diajak sebab dia meyakini jika pendekatan berbasis kearifan lokal atau dengan mencari tokoh yang memiliki kewibawaan dan dihargai oleh masyarakat setempat maka tingkat kepatuhan masyarakat akan bisa lebih tinggi lagi.
"Termasuk juga melibatkan para orang tua. Sebagaimana kita semuanya orang Indonesia itu selalu menghargai orang tua terutama ibu kita dan banyak di antara kita yang sangat patuh atas arahan dan nasehat orang tua," ujarnya.
Doni pun berharap para duta perubahan perilaku ini bisa menjaga imunitas tubuhnya setiap saat tatkala bertugas di lapangan. Dengan cara istirahat yang cukup, olahraga teratur, tidak boleh panik, hati juga harus gembira serta makan makanan yang bergizi dan minum vitamin.
"Sukses selalu, jaga kesehatan, tidak boleh juga mengabaikan protokol kesehatan sebab setiap saat kita bisa terancam oleh COVID-19. Jaga jarak harus menjadi prioritas. Tetap waspada dan selamat berjuang. Tuhan bersama anda semua," pesan Doni.
Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, saat ini ada 17 % warga Indonesia yang memiliki persepsi tidak mungkin dan sangat tidak mungkin terpapar atau terinfeksi virus Corona. 17 % itu, ujarnya, setara dengan 44,9 juta orang yang dia nilai adalah suatu angka yang sangat tinggi sekali. Oleh karena itu, terangnya, para warga yang masih memilik persepsi seperti ini harus diberi penjelasan bahwa COVID-19 itu adalah nyata. (Baca juga: Epidemiolog UI Memprediksi Vaksinasi Baru Selesai Akhir 2021 )
"Kita lah yang harus memberikan penjelasan bahwa COVID-19 itu nyata. Ini bukan rekayasa. Ini bukan konspirasi. Korban jiwa secara global telah mencapai lebih dari 1 juta orang dan yang terpapar COVID-19 telah mencapai lebih dari 35 juta orang," katanya pada peluncuran Duta Edukasi Perubahan Perilaku secara virtual, Selasa (13/10).
Doni menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Ketua Bidang Perubahan Perilaku untuk melibatkan mahasiswa dalam rangka perubahan perilaku ini. Doni menuturkan, apa yang akan dilakukan mahasiswa dan dosen pembimbing ini adalah suatu misi kemanusiaan dalam rangka menyelamatkan jiwa manusia. Menurutnya, para mahasiswa dan dosen pembimbing ini menjadi bagian dari pahlawan kemanusiaan karena telah berusaha dan bersedia mengajak masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan.
Doni menyampaikan, saat ini di tanah air yang sudah terpapar itu sudah mencapai lebih dari 350 ribu orang. Kemudian korban yang meninggal, ujarnya, saat ini sudah mendekati 12.000 orang. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk patuh pada protokol kesehatan dengan cara memakai masker, jaga jarak, menghindari kerumunan serta sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan cairan desinfektan. (Baca juga: Siapkan Bekal dan Modal, Kemendikbud Dorong Mahasiswa Jadi Wirausahawan Muda )
Doni mengatakan, edukasi masyarakat terhadap protokol kesehatan bisa menggandeng tokoh-tokoh masyarakat yang ada di daerah dan sampai tingkat RT/RW. Mereka perlu diajak sebab dia meyakini jika pendekatan berbasis kearifan lokal atau dengan mencari tokoh yang memiliki kewibawaan dan dihargai oleh masyarakat setempat maka tingkat kepatuhan masyarakat akan bisa lebih tinggi lagi.
"Termasuk juga melibatkan para orang tua. Sebagaimana kita semuanya orang Indonesia itu selalu menghargai orang tua terutama ibu kita dan banyak di antara kita yang sangat patuh atas arahan dan nasehat orang tua," ujarnya.
Doni pun berharap para duta perubahan perilaku ini bisa menjaga imunitas tubuhnya setiap saat tatkala bertugas di lapangan. Dengan cara istirahat yang cukup, olahraga teratur, tidak boleh panik, hati juga harus gembira serta makan makanan yang bergizi dan minum vitamin.
"Sukses selalu, jaga kesehatan, tidak boleh juga mengabaikan protokol kesehatan sebab setiap saat kita bisa terancam oleh COVID-19. Jaga jarak harus menjadi prioritas. Tetap waspada dan selamat berjuang. Tuhan bersama anda semua," pesan Doni.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda