Mahasiswa FTUI Raih Juara Tiga Dunia di Kompetisi Metal Cup 2020
Selasa, 27 Oktober 2020 - 13:52 WIB
JAKARTA - Sepuluh mahasiswa Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berhasil meraih Juara Tiga Dunia pada ajang kompetisi internasional Metal Cup 2020 . Para mahasiswa tersebut juga berhasil menoreh catatan sejarah, menjadi tim pertama dari Indonesia yang berhasil menembus babak grand final pada kompetisi Metal Cup.
Tim dari UI merupakan tim termuda di antara 75 tim kontestan dari seluruh penjuru dunia – yang didominasi oleh mahasiswa S2 dan S3. Kompetisi Metal Cup 2020 berlangsung secara virtual dari Wenzhou, China pada 17 – 21 Oktober 2020. (Baca juga: Rancang Aplikasi Go-Elderly, 6 Mahasiswa UI Juarai Kompetisi Internasional )
Metal Cup 2020 - Gold Season merupakan salah satu kompetisi internasional terbesar di bidang industri metalurgi. Event ini merupakan rangkaian dari kegiatan World Young Engineering Summit 2020 yang diselenggarakan oleh Youth Platform of Professional Metallurgists (YPPM).
Kesepuluh mahasiswa FTUI yang ikut dalam kompetisi tersebut adalah: Maurice Efroza Handi (FT’19), Muhammad Farhan Firdaus Trouerbach (FT’19), Timotius Tanusondjaja (FT’19), Gilbert Lesmana (FT’19), Valleta Jovanka Widodo (FT’18), Edela Uswah Dien (FT’18), Muhammad Finsya Indra Permana (FT’18), Adinda Saraswati Putri (FT’18), Salsabila Syifa (FT’17), dan Muhammad Rauf Usman (FT’17). Mereka bekerja dibimbing dua orang dosen FTUI: Prof. Akhmad Herman Yuwono dan Sotya Asturiningsih.
Para mahasiswa UI mengusung gagasan berjudul “Indonesia’s Metallurgical Waste as a Means of Geopolymer Concrete Application to Support Sustainable City Planning” sebagai solusi atas permasalahan limbah metalurgi di Indonesia. Tim mengusulkan penggunaan limbah metalurgi (metal slag) seperti nikel, alumina dan silika dapat diaplikasikan sebagai bahan beton geopolymer yang dapat digunakan dalam pembangunan di Kalimantan dan Sulawesi. (Baca juga: Pelajar Indonesia Raih 9 Medali di Kompetisi Astronomi-Astrofisika Dunia )
Salah seorang perwakilan tim, Maurice menuturkan, selama lima tahun penyelenggaraan kompetisi Metal Cup, belum pernah ada tim dari Indonesia yang berhasil masuk ke dalam babak grand final. Dia dan tim mengaku sangat berbangga hati dapat mengharumkan nama bangsa dalam kompetisi bergengsi ini.
Setiap tim diberikan waktu satu bulan untuk menyusun strategi pengembangan perusahaan di bidang metalurgi berdasarkan data nyata dari perusahaan tersebut. Strategi yang telah disusun dalam bentuk proposal proyek kemudian dinilai oleh dewan juri dan dipilih proposal dari 20 tim terbaik untuk berkompetisi secara virtual di babak final.
Pada babak final, 20 tim terpilih melakukan presentasi video dan dipilih 10 tim terbaik yang maju ke babak grand final. Dan kami bersyukur bahwa kami mampu mencapai peringkat ke-3 terbaik. (Baca juga: UI–BAPETEN Kerja Sama Gelar Seminar Keselamatan Nuklir 2020 )
“Kami mengambil contoh Kalimantan dan Sulawesi yang tengah melakukan banyak pembangunan daerah pasca terkena bencana. Selain itu, Kalimantan sebagai calon wilayah daerah untuk pengembangan ibukota negara baru akan sangat banyak membutuhkan beton dalam pembangunan infrastrukturnya. Metal slag dapat dijadikan campuran beton karena dapat bereaksi baik dengan solvent dan mampu menahan tekanan hingga 45-50 MPa,” kata Maurice, Selasa (27/10/2020).
Tim dari UI merupakan tim termuda di antara 75 tim kontestan dari seluruh penjuru dunia – yang didominasi oleh mahasiswa S2 dan S3. Kompetisi Metal Cup 2020 berlangsung secara virtual dari Wenzhou, China pada 17 – 21 Oktober 2020. (Baca juga: Rancang Aplikasi Go-Elderly, 6 Mahasiswa UI Juarai Kompetisi Internasional )
Metal Cup 2020 - Gold Season merupakan salah satu kompetisi internasional terbesar di bidang industri metalurgi. Event ini merupakan rangkaian dari kegiatan World Young Engineering Summit 2020 yang diselenggarakan oleh Youth Platform of Professional Metallurgists (YPPM).
Kesepuluh mahasiswa FTUI yang ikut dalam kompetisi tersebut adalah: Maurice Efroza Handi (FT’19), Muhammad Farhan Firdaus Trouerbach (FT’19), Timotius Tanusondjaja (FT’19), Gilbert Lesmana (FT’19), Valleta Jovanka Widodo (FT’18), Edela Uswah Dien (FT’18), Muhammad Finsya Indra Permana (FT’18), Adinda Saraswati Putri (FT’18), Salsabila Syifa (FT’17), dan Muhammad Rauf Usman (FT’17). Mereka bekerja dibimbing dua orang dosen FTUI: Prof. Akhmad Herman Yuwono dan Sotya Asturiningsih.
Para mahasiswa UI mengusung gagasan berjudul “Indonesia’s Metallurgical Waste as a Means of Geopolymer Concrete Application to Support Sustainable City Planning” sebagai solusi atas permasalahan limbah metalurgi di Indonesia. Tim mengusulkan penggunaan limbah metalurgi (metal slag) seperti nikel, alumina dan silika dapat diaplikasikan sebagai bahan beton geopolymer yang dapat digunakan dalam pembangunan di Kalimantan dan Sulawesi. (Baca juga: Pelajar Indonesia Raih 9 Medali di Kompetisi Astronomi-Astrofisika Dunia )
Salah seorang perwakilan tim, Maurice menuturkan, selama lima tahun penyelenggaraan kompetisi Metal Cup, belum pernah ada tim dari Indonesia yang berhasil masuk ke dalam babak grand final. Dia dan tim mengaku sangat berbangga hati dapat mengharumkan nama bangsa dalam kompetisi bergengsi ini.
Setiap tim diberikan waktu satu bulan untuk menyusun strategi pengembangan perusahaan di bidang metalurgi berdasarkan data nyata dari perusahaan tersebut. Strategi yang telah disusun dalam bentuk proposal proyek kemudian dinilai oleh dewan juri dan dipilih proposal dari 20 tim terbaik untuk berkompetisi secara virtual di babak final.
Pada babak final, 20 tim terpilih melakukan presentasi video dan dipilih 10 tim terbaik yang maju ke babak grand final. Dan kami bersyukur bahwa kami mampu mencapai peringkat ke-3 terbaik. (Baca juga: UI–BAPETEN Kerja Sama Gelar Seminar Keselamatan Nuklir 2020 )
“Kami mengambil contoh Kalimantan dan Sulawesi yang tengah melakukan banyak pembangunan daerah pasca terkena bencana. Selain itu, Kalimantan sebagai calon wilayah daerah untuk pengembangan ibukota negara baru akan sangat banyak membutuhkan beton dalam pembangunan infrastrukturnya. Metal slag dapat dijadikan campuran beton karena dapat bereaksi baik dengan solvent dan mampu menahan tekanan hingga 45-50 MPa,” kata Maurice, Selasa (27/10/2020).
tulis komentar anda