Prestasi Puncak, ITS Bawa Pulang Juara Umum Kontes Robot Terbang
Senin, 02 November 2020 - 10:27 WIB
JAKARTA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali membuktikan keunggulannya dalam bidang robotika. Tidak tanggung-tanggung, ITS berhasil memboyong pulang gelar Juara Umum pada Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2020.
Pembina Tim KRTI ITS Heri Suryoatmojo menyebutkan bahwa terdapat empat divisi yang diikuti oleh tim ITS. Yakni divisi Racing Plane (RP), Fixed Wing (FW), Vertical Take Off and Landing (VTOL), dan Technology Development (TD). Adapun divisi TD memiliki tiga subdivisi, yakni TD Propulsion System, TD Air Frame Innovation, dan TD Flight Controller. (Baca juga: IPB University Bertahan di Posisi 601-800 pada THE WUR 2021 )
KRTI diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kemendikbud RI yang bekerja sama dengan Universitas Lampung (Unila), pada 23 - 31 Oktober 2020.
Pada divisi Racing Plane, robot terbang Jatayujet_10 andalan Tim Bayucaraka berhasil mendapat juara II. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan Racing Plane dilakukan secara daring. Peserta diberikan kebebasan untuk melakukan uji terbang atau test flight dan mengambil data sebanyak-banyaknya untuk dikirimkan kepada juri, bersama dengan video lepas landas pesawat.
“Dalam tiga menit harus menghasilkan putaran paling banyak. Kita berhasil menyelesaikan tujuh putaran, kalah tipis sekali dengan ITB yang delapan putaran,” ungkapnya melalui siaran pers, Minggu (1/11). (Baca juga: ITS Ciptakan Mesin Pencacah Bonggol Jagung untuk Tingkatkan Potensi Desa )
Menurut Heri, ITS sebenarnya bisa saja mendapat perolehan yang lebih baik. Tetapi, pada saat melakukan uji coba, angin berhembus dari samping landasan dengan kecepatan yang cukup kencang sehingga pesawat tidak bisa melintas dengan presisi.
“Tahun depan kalau lombanya masih sama, kita meningkatkan strategi untuk mendapatkan lap yang baik dengan mengatur rute pesawat dan mempertimbangkan arah angin,” tuturnya.
Sementara itu, pada kontes tahun ini divisi VTOL berhasil meningkatkan gelarnya menjadi juara pertama, setelah pada KRTI 2019 lalu harus puas dengan posisi kedua. Tim Soeromiber yang merupakan nama tim divisi ini harus bertanding untuk meletakkan beban menggunakan drone pada tiga titik yang ditentukan dengan panduan berupa QR Code. Titiknya ditentukan secara acak melalui undian. Pertandingan pun dilaksanakan secara langsung melalui Zoom Meeting. (Baca juga: 82 Tim Program Kreativitas Mahasiswa UGM Lolos PIMNAS 2020 )
Pertandingan menjadi lebih sulit karena dilakukan di dalam ruangan, sehingga Global Positioning System (GPS) tidak dapat digunakan. Namun, tim Soeromiber mampu memenangkan semua pertandingan pada tiap babak secara konsisten. Tidak berhenti di situ, tim ini menjadi satu-satunya tim yang dapat menyelesaikan misi secara penuh dengan rekor catatan waktu tercepat, yakni 50 detik. Meninggalkan kompetitornya dengan selisih yang jauh.
Pembina Tim KRTI ITS Heri Suryoatmojo menyebutkan bahwa terdapat empat divisi yang diikuti oleh tim ITS. Yakni divisi Racing Plane (RP), Fixed Wing (FW), Vertical Take Off and Landing (VTOL), dan Technology Development (TD). Adapun divisi TD memiliki tiga subdivisi, yakni TD Propulsion System, TD Air Frame Innovation, dan TD Flight Controller. (Baca juga: IPB University Bertahan di Posisi 601-800 pada THE WUR 2021 )
KRTI diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kemendikbud RI yang bekerja sama dengan Universitas Lampung (Unila), pada 23 - 31 Oktober 2020.
Pada divisi Racing Plane, robot terbang Jatayujet_10 andalan Tim Bayucaraka berhasil mendapat juara II. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan Racing Plane dilakukan secara daring. Peserta diberikan kebebasan untuk melakukan uji terbang atau test flight dan mengambil data sebanyak-banyaknya untuk dikirimkan kepada juri, bersama dengan video lepas landas pesawat.
“Dalam tiga menit harus menghasilkan putaran paling banyak. Kita berhasil menyelesaikan tujuh putaran, kalah tipis sekali dengan ITB yang delapan putaran,” ungkapnya melalui siaran pers, Minggu (1/11). (Baca juga: ITS Ciptakan Mesin Pencacah Bonggol Jagung untuk Tingkatkan Potensi Desa )
Menurut Heri, ITS sebenarnya bisa saja mendapat perolehan yang lebih baik. Tetapi, pada saat melakukan uji coba, angin berhembus dari samping landasan dengan kecepatan yang cukup kencang sehingga pesawat tidak bisa melintas dengan presisi.
“Tahun depan kalau lombanya masih sama, kita meningkatkan strategi untuk mendapatkan lap yang baik dengan mengatur rute pesawat dan mempertimbangkan arah angin,” tuturnya.
Sementara itu, pada kontes tahun ini divisi VTOL berhasil meningkatkan gelarnya menjadi juara pertama, setelah pada KRTI 2019 lalu harus puas dengan posisi kedua. Tim Soeromiber yang merupakan nama tim divisi ini harus bertanding untuk meletakkan beban menggunakan drone pada tiga titik yang ditentukan dengan panduan berupa QR Code. Titiknya ditentukan secara acak melalui undian. Pertandingan pun dilaksanakan secara langsung melalui Zoom Meeting. (Baca juga: 82 Tim Program Kreativitas Mahasiswa UGM Lolos PIMNAS 2020 )
Pertandingan menjadi lebih sulit karena dilakukan di dalam ruangan, sehingga Global Positioning System (GPS) tidak dapat digunakan. Namun, tim Soeromiber mampu memenangkan semua pertandingan pada tiap babak secara konsisten. Tidak berhenti di situ, tim ini menjadi satu-satunya tim yang dapat menyelesaikan misi secara penuh dengan rekor catatan waktu tercepat, yakni 50 detik. Meninggalkan kompetitornya dengan selisih yang jauh.
Lihat Juga :
tulis komentar anda