UGM-BATAN Kembangkan Rumput Gama Umami yang Super Unggul, Ini Hasilnya
Selasa, 03 November 2020 - 07:10 WIB
SLEMAN - Para peneliti Fakultas Peternakan (Fapet) UGM mengembangkan rumput gajah menjadi pakan ternak berkualitas, yang diberi nama rumput Gama Umami, yaitu rumput yang diradiasi sinar gamma.
Rumput yang dihasilkan bukan hanya unggul, namun juga dapat dipanen enam kali dibandingkan dengan rumput tetuanya. Termasuk sangat cocok dikembangkan di Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis dan disukai ternak ruminansia.Dalam penelitian ini Fepet UGM bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Dosen Fapet UGM sekaligus ketua peneliti rumput Gama Umami, Nafiatul Umami mengatakan mutasi dengan radiasi sinar gamma dapat memengaruh morfologi, anatomi, dan fisiologi tanaman, sehingga menghasilkan tanaman yang lebih unggul. Aplikasi radiasi sinar gamma digunakan pada organ vegetatif, bunga, dan biji tanaman rumput gajah. (Baca juga: Bermodal Kulit Mangga, Mahasiswa ITS Raih Emas di Korsel )
“Rumput gajah yang mengalami penyinaran radiasi Gamma selanjutnya diseleksi, dan didapatkan rumput Gama Umami dari penyinaran 100 Gray. Radiasi sinar gamma sendiri diketahui tidak meninggalkan residu radioaktif dalam meterial yang diradiasi,” kata Nafiatul dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/11/2020)..
Nafiatul menjelaskan hasil pertumbuhan vegetatif dan morfologi rumput gajah Gama Umami lebih baik dibandingkan dengan tetuanya karena sinar gamma didasarkan pada interaksi dengan atom atau molekul dalam sel, terutama air, untuk menghasilkan radikal bebas. (Baca juga: Sisihkan 68 Tim, ITB Sabet Juara I Geoteknik Tingkat Nasional 2020 )
“Radikal bebas tersebut dapat merusak atau memodifikasi komponen penting dari sel tumbuhan, misalnya dapat memengaruhi morfologi, anatomi, biokimia, dan fisiologi tanaman yang dapat menghasilkan tanaman yang lebih baik dan unggul,” jalasnya.
Pada proses pengujian dari hasil pemuliaan radasi sinar gamma, tanaman rumput gajah Gama Umami dilaporkan memiliki hasil pertumbuhan vegetatif dengan tinggi tanaman yaitu antara 3,4-3,7 m, panjang tanaman 3,7-3,8 m, panjang daun 1,1-1,3 m, panjang ruas 12-15,3 cm, diameter batang 2,2 cm, dan jumah tunas sebanyak 41-50.
“Pengujian juga dilakukan dengan melihat produksi biomassa dan komposisi kimia dari rumput Gama Umami, yang menunjukkan bahwa rumput Gama Umami sangat baik jika diberikan ke ternak ruminansia dilihat dari produksi yang tinggi dan kandungan kimia yang baik,” paparnya. (Baca juga: Ini 10 Universitas yang Alumninya Paling Banyak Lulus CPNS 2019 )
Rumput ini telah dikenalkan dan dikembangkan oleh peternak, terutama di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ali Agus menambahkan, selain digunakan sebagai pakan ternak, rumput ini juga diuji dan diproses menjadi biofuel. Kandungan serat pada batang rumput Gama Umami merupakan salah satu bahan penghasil etanol yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif dan berpotensi dalam memasok bahan bakar cair, padat, dan gas untuk penggantian bahan bakar fosil.
“Namun, masih dibutuhkan pengujian lebih lanjut sehingga nantinya dapat dikembangkan di Indonesia,” tambahnya.
Lihat Juga: Prof Ichlasul Amal Meninggal Dunia, Rektor UGM: Beliau Banyak Memberi Kontribusi untuk Kampus
Rumput yang dihasilkan bukan hanya unggul, namun juga dapat dipanen enam kali dibandingkan dengan rumput tetuanya. Termasuk sangat cocok dikembangkan di Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis dan disukai ternak ruminansia.Dalam penelitian ini Fepet UGM bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
Dosen Fapet UGM sekaligus ketua peneliti rumput Gama Umami, Nafiatul Umami mengatakan mutasi dengan radiasi sinar gamma dapat memengaruh morfologi, anatomi, dan fisiologi tanaman, sehingga menghasilkan tanaman yang lebih unggul. Aplikasi radiasi sinar gamma digunakan pada organ vegetatif, bunga, dan biji tanaman rumput gajah. (Baca juga: Bermodal Kulit Mangga, Mahasiswa ITS Raih Emas di Korsel )
“Rumput gajah yang mengalami penyinaran radiasi Gamma selanjutnya diseleksi, dan didapatkan rumput Gama Umami dari penyinaran 100 Gray. Radiasi sinar gamma sendiri diketahui tidak meninggalkan residu radioaktif dalam meterial yang diradiasi,” kata Nafiatul dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/11/2020)..
Nafiatul menjelaskan hasil pertumbuhan vegetatif dan morfologi rumput gajah Gama Umami lebih baik dibandingkan dengan tetuanya karena sinar gamma didasarkan pada interaksi dengan atom atau molekul dalam sel, terutama air, untuk menghasilkan radikal bebas. (Baca juga: Sisihkan 68 Tim, ITB Sabet Juara I Geoteknik Tingkat Nasional 2020 )
“Radikal bebas tersebut dapat merusak atau memodifikasi komponen penting dari sel tumbuhan, misalnya dapat memengaruhi morfologi, anatomi, biokimia, dan fisiologi tanaman yang dapat menghasilkan tanaman yang lebih baik dan unggul,” jalasnya.
Pada proses pengujian dari hasil pemuliaan radasi sinar gamma, tanaman rumput gajah Gama Umami dilaporkan memiliki hasil pertumbuhan vegetatif dengan tinggi tanaman yaitu antara 3,4-3,7 m, panjang tanaman 3,7-3,8 m, panjang daun 1,1-1,3 m, panjang ruas 12-15,3 cm, diameter batang 2,2 cm, dan jumah tunas sebanyak 41-50.
“Pengujian juga dilakukan dengan melihat produksi biomassa dan komposisi kimia dari rumput Gama Umami, yang menunjukkan bahwa rumput Gama Umami sangat baik jika diberikan ke ternak ruminansia dilihat dari produksi yang tinggi dan kandungan kimia yang baik,” paparnya. (Baca juga: Ini 10 Universitas yang Alumninya Paling Banyak Lulus CPNS 2019 )
Rumput ini telah dikenalkan dan dikembangkan oleh peternak, terutama di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Ali Agus menambahkan, selain digunakan sebagai pakan ternak, rumput ini juga diuji dan diproses menjadi biofuel. Kandungan serat pada batang rumput Gama Umami merupakan salah satu bahan penghasil etanol yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif dan berpotensi dalam memasok bahan bakar cair, padat, dan gas untuk penggantian bahan bakar fosil.
“Namun, masih dibutuhkan pengujian lebih lanjut sehingga nantinya dapat dikembangkan di Indonesia,” tambahnya.
Lihat Juga: Prof Ichlasul Amal Meninggal Dunia, Rektor UGM: Beliau Banyak Memberi Kontribusi untuk Kampus
(mpw)
tulis komentar anda