Bangun Kemandirian, Kemendikbud Gelar LKSN Anak Berkebutuhan Khusus Tingkat Nasional
Selasa, 03 November 2020 - 10:06 WIB
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) menyelenggarakan Lomba Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tingkat nasional pada 2-4 November.
Plt Kepala Puspresnas Asep Sukmayadi menyampaikan ajang ini bertujuan untuk menggali potensi peserta didik berkebutuhan khusus bidang non akademik. Khususnya bidang keterampilan untuk mencapai kemandirian setelah menyelesaikan pendidikan pada pendidikan khusus. (Baca juga: Bermodal Kulit Mangga, Mahasiswa ITS Raih Emas di Korsel )
“Kami juga ingin meningkatkan semangat kemandirian dalam berkarya dan berprestasi, serta mendapatkan peserta didik yang terampil dalam bidang non akademik,” tutur Asep melalui siaran pers, Selasa (3/11).
Melalui ajang ini, lanjut Asep, Kemendikbud berharap para peserta didik berkebutuhan khusus dapat memiliki sikap disiplin, rasa percaya diri, toleransi, kompetitif dan sportivitas.
“Selain itu, kami juga memberikan dorongan kepada peserta didik berkebutuhan khusus untuk berusaha mengaktualisasikan diri, dan bersaing secara sehat dalam mencapai puncak prestasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” ucap Asep. (Baca juga: Ini 10 Universitas yang Alumninya Paling Banyak Lulus CPNS 2019 )
Bidang non akademis yang dilombakan pada ajang ini antara lain membatik, kriya kayu, tata boga, kecantikan, merangkai bunga, menjahit, teknologi informasi, hantaran dan kreasi barang bekas.
Seluruh bidang ini akan diikuti oleh 306 peserta didik disabilitas tuna rungu (B), grahita (C), daksa (D), dan autis yang berasal dari 34 provinsi pada jenjang SMPLB dan SMALB dengan usia peserta didik yang lahir setelah 1 Juni 1997.
Di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan ajang ini diselenggarakan secara dalam jaringan (daring). Seluruh peserta mengikuti lomba dari rumah dengan didampingi oleh orang tua atau dari unsur sekolah atau pelatih setempat yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan setempat. Seluruh mekanisme pelaksanaan perlombaan wajib mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19. (Baca juga: UGM-BATAN Kembangkan Rumput Gama Umami yang Super Unggul, Ini Hasilnya )
Seluruh peserta akan memperebutkan medali juara I, II, dan III, serta juara harapan I, II, dan III. Selain medali, seluruh juara akan menerima piala, sertifikat dan uang kejuaraan. Tema yang diangkat pada ajang ini adalah “Berkarya, Berprestasi, dan Mewujudkan Mimpi”.
Hingga saat ini, 93 % hasil karya para peserta telah sampai ke lokasi untuk diberikan penilaian oleh para juri dan selanjutnya akan dipresentasikan oleh para peserta, di antaranya adalah hantaran pengantin, karangan bunga untuk pernikahan, aksesoris pesta, dan gaun pesta.
Plt Kepala Puspresnas Asep Sukmayadi menyampaikan ajang ini bertujuan untuk menggali potensi peserta didik berkebutuhan khusus bidang non akademik. Khususnya bidang keterampilan untuk mencapai kemandirian setelah menyelesaikan pendidikan pada pendidikan khusus. (Baca juga: Bermodal Kulit Mangga, Mahasiswa ITS Raih Emas di Korsel )
“Kami juga ingin meningkatkan semangat kemandirian dalam berkarya dan berprestasi, serta mendapatkan peserta didik yang terampil dalam bidang non akademik,” tutur Asep melalui siaran pers, Selasa (3/11).
Melalui ajang ini, lanjut Asep, Kemendikbud berharap para peserta didik berkebutuhan khusus dapat memiliki sikap disiplin, rasa percaya diri, toleransi, kompetitif dan sportivitas.
“Selain itu, kami juga memberikan dorongan kepada peserta didik berkebutuhan khusus untuk berusaha mengaktualisasikan diri, dan bersaing secara sehat dalam mencapai puncak prestasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” ucap Asep. (Baca juga: Ini 10 Universitas yang Alumninya Paling Banyak Lulus CPNS 2019 )
Bidang non akademis yang dilombakan pada ajang ini antara lain membatik, kriya kayu, tata boga, kecantikan, merangkai bunga, menjahit, teknologi informasi, hantaran dan kreasi barang bekas.
Seluruh bidang ini akan diikuti oleh 306 peserta didik disabilitas tuna rungu (B), grahita (C), daksa (D), dan autis yang berasal dari 34 provinsi pada jenjang SMPLB dan SMALB dengan usia peserta didik yang lahir setelah 1 Juni 1997.
Di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan ajang ini diselenggarakan secara dalam jaringan (daring). Seluruh peserta mengikuti lomba dari rumah dengan didampingi oleh orang tua atau dari unsur sekolah atau pelatih setempat yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan setempat. Seluruh mekanisme pelaksanaan perlombaan wajib mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19. (Baca juga: UGM-BATAN Kembangkan Rumput Gama Umami yang Super Unggul, Ini Hasilnya )
Seluruh peserta akan memperebutkan medali juara I, II, dan III, serta juara harapan I, II, dan III. Selain medali, seluruh juara akan menerima piala, sertifikat dan uang kejuaraan. Tema yang diangkat pada ajang ini adalah “Berkarya, Berprestasi, dan Mewujudkan Mimpi”.
Hingga saat ini, 93 % hasil karya para peserta telah sampai ke lokasi untuk diberikan penilaian oleh para juri dan selanjutnya akan dipresentasikan oleh para peserta, di antaranya adalah hantaran pengantin, karangan bunga untuk pernikahan, aksesoris pesta, dan gaun pesta.
(mpw)
tulis komentar anda