Biaya Pendidikan dan Beasiswa Pemuda Papua Ditopang dari Dana Otsus
Sabtu, 07 November 2020 - 10:51 WIB
JAKARTA - Keberadaan dana otonomi khusus (Otsus) Papua sangat dibutuhkan karena bisa membiayai pendidikan generasi muda dari mulai level sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan, dana otsus juga dialokasikan untuk beasiswa pemua Papua kuliah baik di dalam maupun luar negeri.
Hal tersebut dikatakan Tokoh Intelektual Papua Moksen Idris Sirfefa dalam Webinar Moya Discussion Group: Unity In Diversity "Manfaat Otsus Bagi Pendidikan & Pengembangan Pemuda Papua" yang digelar secara virtual, Jumat (6/11/2020). (Baca juga: Bayang-bayang UN, Siswa Tingkat Akhir Paling Stres Jalani PJJ )
Selain Moksen Idris, narasumber lainnya adalah Direktur Institute Kalaway Muda Nanny Uswanas, Pemerhati Papua dan Politik Internasional Prof. Imron Cotan, Tokoh Pemuda Ali Kabiay dan Moderator: LHKI PP Muhammadiyah Herry Sucipto.
Menurut Moksen, saat ini banyak siswa dari mulai jenjang SD, SMP, vokasi dan
perguruan tinggi yang sudah menikmati dana Otsus. Bahkan, tahun ini ada 20 mahasiswa farmasi dari Papua yang mengambil studi di Rusia dengan memanfaatkan dana Otsus tersebut.
"Sayangnya apa yang dilakukan Pemerintah dalam komunikasi publik lemah dan tidak mengenalkan keberhasilan dana Otsus. Selama 20 tahun hanya melihat duit saja itu salah. Sebab, ada sektor strategis didalamnya. Ke depan harus komprehensif agar memperkuat dana Otsus agar daerah berdaya. Tentunya, perlunya transparansi dan pengawasan dalam anggaran demi kemajuan Papua,"paparnya. (Baca juga: Sosialisasi Minim, Banyak Sekolah Tak Tahu Penyederhanaan Kurikulum )
Dia berharap, dengan adanya peningkatan pendidikan yang mulai dimaksimalkan oleh Papua, warga Papua tidak hanya sebatas ingin menjadi pamong atau Aparatul Sipil Negara (ASN), politisi, petani, nelayan dan buruh. Dia mengajak kepada pemuda Papua untuk melihat teknologi, dunia global yang kompetitif.
"Dengan kondisi pendidikan yang ada, apakah warga Papua khususnya bisa bersaing dengan dunia yang terus berubah dan ini adalah tantangan global. Di Papua itu akan dihadapkan dengan perkembangan ekonomi kawasan terutama di kawasan Pasifik. Tentunya, kita optimistis Papua bisa maju dan sejahtera dengan pendidikan yang baik,"tandasnya.
Moksen mengaku, keberadaan Otsus Papua berhasil dan tidak gagal. Menurutnya, kalau dikatakan ada masalah karena kebijakan dan SDM yang tak tercapai itu harus diperbaiki."Ini tolong dipahami bahwa adanya Otsus menjadi jalan tengah. Pemerintah mengambil kebijakan adalah hasil kesepakatan antara Pemerintah dengan orang Papua jalan tengahnya melalui Otsus," terangnya.
Ada lima hal yang menjadi ranah dicapai dana Otsus di antaranya: kesehatan, pendidikan, perekonomian masyarakat, infrastruktur dan afirmasi bagi orang asli papua.
Hal tersebut dikatakan Tokoh Intelektual Papua Moksen Idris Sirfefa dalam Webinar Moya Discussion Group: Unity In Diversity "Manfaat Otsus Bagi Pendidikan & Pengembangan Pemuda Papua" yang digelar secara virtual, Jumat (6/11/2020). (Baca juga: Bayang-bayang UN, Siswa Tingkat Akhir Paling Stres Jalani PJJ )
Selain Moksen Idris, narasumber lainnya adalah Direktur Institute Kalaway Muda Nanny Uswanas, Pemerhati Papua dan Politik Internasional Prof. Imron Cotan, Tokoh Pemuda Ali Kabiay dan Moderator: LHKI PP Muhammadiyah Herry Sucipto.
Menurut Moksen, saat ini banyak siswa dari mulai jenjang SD, SMP, vokasi dan
perguruan tinggi yang sudah menikmati dana Otsus. Bahkan, tahun ini ada 20 mahasiswa farmasi dari Papua yang mengambil studi di Rusia dengan memanfaatkan dana Otsus tersebut.
"Sayangnya apa yang dilakukan Pemerintah dalam komunikasi publik lemah dan tidak mengenalkan keberhasilan dana Otsus. Selama 20 tahun hanya melihat duit saja itu salah. Sebab, ada sektor strategis didalamnya. Ke depan harus komprehensif agar memperkuat dana Otsus agar daerah berdaya. Tentunya, perlunya transparansi dan pengawasan dalam anggaran demi kemajuan Papua,"paparnya. (Baca juga: Sosialisasi Minim, Banyak Sekolah Tak Tahu Penyederhanaan Kurikulum )
Dia berharap, dengan adanya peningkatan pendidikan yang mulai dimaksimalkan oleh Papua, warga Papua tidak hanya sebatas ingin menjadi pamong atau Aparatul Sipil Negara (ASN), politisi, petani, nelayan dan buruh. Dia mengajak kepada pemuda Papua untuk melihat teknologi, dunia global yang kompetitif.
"Dengan kondisi pendidikan yang ada, apakah warga Papua khususnya bisa bersaing dengan dunia yang terus berubah dan ini adalah tantangan global. Di Papua itu akan dihadapkan dengan perkembangan ekonomi kawasan terutama di kawasan Pasifik. Tentunya, kita optimistis Papua bisa maju dan sejahtera dengan pendidikan yang baik,"tandasnya.
Moksen mengaku, keberadaan Otsus Papua berhasil dan tidak gagal. Menurutnya, kalau dikatakan ada masalah karena kebijakan dan SDM yang tak tercapai itu harus diperbaiki."Ini tolong dipahami bahwa adanya Otsus menjadi jalan tengah. Pemerintah mengambil kebijakan adalah hasil kesepakatan antara Pemerintah dengan orang Papua jalan tengahnya melalui Otsus," terangnya.
Ada lima hal yang menjadi ranah dicapai dana Otsus di antaranya: kesehatan, pendidikan, perekonomian masyarakat, infrastruktur dan afirmasi bagi orang asli papua.
(mpw)
tulis komentar anda