Kemenag Bangun Laboratorium Keagamaan dan Sapa Para Guru Madrasah di Daerah 3T
Minggu, 15 November 2020 - 19:31 WIB
JAKARTA - Dalam rangka memperkuat program Kita Cinta Papua (KCP), Kementerian Agama membangun laboratorium keagamaan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Sorong. Peletakkan batu pertama pembangunan gedung ini dilakukan Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani.
"Pendidikan di madrasah tidak hanya transformasi ilmu akan tetapi harus ada proses transformasi nilai," kata Ramdhani sebelum melakukan peletakan batu pertama, Sabtu (14/11/2020). (Baca juga: 1,152 T Usulan Kemenag untuk Subsidi GTK Non PNS Disetujui Kemenkeu )
Pada acara yang bersamaan yaitu Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), serta Kepala Madrasah di Sorong. Kepada para PTK, Dirjen Pendis mengingatkan pentingnya membangun budaya kerja yang transformatif dan humanis.
Menurutnya, guru juga harus mampu berperan sebagai pemimpin. Pemimpin lahir untuk melayani umat. "Dan kepemimpinan yang transformatif adalah dia yang mampu melakukan seluruh kaidah kepemimpinan ketika ada hal yang dipandang perlu dilakukan,” jelasnya.
PTK dan kepala madrasah, lanjut Guru Besar UIN Bandung ini, juga harus mengedepankan sikap humanisme dalam mengajar. Menurutnya, proses pendidikan yang berlangsung di madrasah, harus mampu menampilkan nilai-nilai kemanusiaan. (Baca juga: Kemendikbud Diminta Segera Perjelas Formasi Ratusan Ribu Guru Honorer )
"Setiap proses kegiatan belajar mengajar di madrasah, jangan sampai menjadi beban tersendiri bagi anak didik kita," pesannya. "Jangan kita bebani anak didik dengan hal yang di luar kemampuan mereka. Esensi dari humanisme adalah menempatkan sesuai pada tempatnya sesuai dengan porsinya,” tandasnya.
Temui Langsung Guru Madrasah 3T
Sebagaimana diketahui, wilayah Papua memiliki banyak pulau, dengan daerah yang masih sulit diakses. Selama tiga hari di Papua, Dirjen Pendis menyapa secara langsung para guru yang berada di bagian Timur Indonesia untuk dilatih kapasitas mereka. Dalam sambutannya, Dhani merasa bangga bertemu dengan para pejuang yang terus melakukan proses pembelajaran di tengah segala keterbatasannya.
“Menyapa anak bangsa di wilayah yang hanya guru yang luar biasa mampu menyapanya. Dan saya senang ketemu bapak dan ibu yang telah melakukan proses pembelajaran,” kata Dhani dihadapan para Guru Madrasah yang berada di daerah 3T.
"Pendidikan di madrasah tidak hanya transformasi ilmu akan tetapi harus ada proses transformasi nilai," kata Ramdhani sebelum melakukan peletakan batu pertama, Sabtu (14/11/2020). (Baca juga: 1,152 T Usulan Kemenag untuk Subsidi GTK Non PNS Disetujui Kemenkeu )
Pada acara yang bersamaan yaitu Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), serta Kepala Madrasah di Sorong. Kepada para PTK, Dirjen Pendis mengingatkan pentingnya membangun budaya kerja yang transformatif dan humanis.
Menurutnya, guru juga harus mampu berperan sebagai pemimpin. Pemimpin lahir untuk melayani umat. "Dan kepemimpinan yang transformatif adalah dia yang mampu melakukan seluruh kaidah kepemimpinan ketika ada hal yang dipandang perlu dilakukan,” jelasnya.
PTK dan kepala madrasah, lanjut Guru Besar UIN Bandung ini, juga harus mengedepankan sikap humanisme dalam mengajar. Menurutnya, proses pendidikan yang berlangsung di madrasah, harus mampu menampilkan nilai-nilai kemanusiaan. (Baca juga: Kemendikbud Diminta Segera Perjelas Formasi Ratusan Ribu Guru Honorer )
"Setiap proses kegiatan belajar mengajar di madrasah, jangan sampai menjadi beban tersendiri bagi anak didik kita," pesannya. "Jangan kita bebani anak didik dengan hal yang di luar kemampuan mereka. Esensi dari humanisme adalah menempatkan sesuai pada tempatnya sesuai dengan porsinya,” tandasnya.
Temui Langsung Guru Madrasah 3T
Sebagaimana diketahui, wilayah Papua memiliki banyak pulau, dengan daerah yang masih sulit diakses. Selama tiga hari di Papua, Dirjen Pendis menyapa secara langsung para guru yang berada di bagian Timur Indonesia untuk dilatih kapasitas mereka. Dalam sambutannya, Dhani merasa bangga bertemu dengan para pejuang yang terus melakukan proses pembelajaran di tengah segala keterbatasannya.
“Menyapa anak bangsa di wilayah yang hanya guru yang luar biasa mampu menyapanya. Dan saya senang ketemu bapak dan ibu yang telah melakukan proses pembelajaran,” kata Dhani dihadapan para Guru Madrasah yang berada di daerah 3T.
tulis komentar anda