Mahasiswa UGM Kembangkan Teknologi Redestilasi Pembuat Asap Cair
Kamis, 19 November 2020 - 18:26 WIB
SLEMAN - Lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM mengembangakan alat pembuat asap cair yang diberi nama alat teknologi Redestilasi. Alat ini bukan hanya untuk meningkatkan kualitas asap cair dari tempurung kelapa melalui proses pirolosis, namun juga bisa menyaring senyawa berbahaya dalam asap cair.
Lima mahasiswa itu, Nur Hidayah, Dwi Rahmasari Fatmawati, Dewi Rizqiyana, Aldi Riyanto, dan Sabda Alam. Dalam pengembangan teknologi Redestilasi mereka dibimbing oleh Dosen Departemen Kimia FMIPA UGM Mokhammad Fajar Pradipta. (Baca juga: Kampus Merdeka Tawarkan Pengembangan Kompetensi dan Karir bagi Dosen )
Nur Hidayat mengatakan asap cair dari proses pirolisis tempurung kelapa dapat digunakan sebagai pengawet kayu dan koagulan, antimikroba dan pengawet alami makanan pengganti formalin atau boraks. Namun banyak UMKM yang memiliki keterbatasan alat untuk memproduksi asap cair dengan kualitas tinggi.
“Itulah dasar kami mengembangakan rancangan alat teknologi redestilasi asap cair sebagai solusi peningkatan kualitas asap cair ini,” kata Nur Hidayat, Kamis (19/11/2020).
Menurut Nur Hidayat, selain untuk meningkatkan kualitas asap dengan kemampuan menjernihkan produk asap cair sehingga nantinya dihasilkan asap cair dengan grade 2 dan 1 yang memiliki nilai fungsional yang lebih baik dibanding asap cair grade 3. Teknologi redestilasi asap cair ini, juga diharapkan dapat membantu UMKM pengolahan asap cair sehingga asap cair yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan mampu bersaing dengan produk pengasapan dan pengawet makanan lain. (Baca juga: 3 Mahasiswa ITS Gagas Smart Charging Station Ramah Lingkungan )
Nur Hidayat menjelaskan teknologi ini terdiri atas tabung destilasi, 2 tabung kondensor, dan kolom zeolit. Pada tabung destilasi akan terjadi proses pemanasan dan pemisahan senyawa yang terkandung dalam asap cair berdasarkan perbedaan titik didih senyawa tersebut. Sementara pada tabung kondensasi akan terjadi proses konversi senyawa dari bentuk uap menjadi bentuk cair kembali sehingga dihasilkan asap cair.
“Adapun komponen lain yang digunakan untuk pembuatan alat ini antara lain tabung destilasi food grade, tabung kondensor stainless steel, pipa spiral stainless steel food grade, zeolite granular, kran air, pompa kondensor, dan pipa PVC,” paparnya.
Namun yang berbeda dari rancangan teknologi ini dibanding teknologi yang sudah ada adalah adanya penambahan kolom zeolite yang berguna untuk menyaring senyawa berbahaya dalam asap cair. Pada kolom zeolit akan terjadi proses penyaringan senyawa berbahaya yang masih terkandung dalam asap cair.
Lima mahasiswa itu, Nur Hidayah, Dwi Rahmasari Fatmawati, Dewi Rizqiyana, Aldi Riyanto, dan Sabda Alam. Dalam pengembangan teknologi Redestilasi mereka dibimbing oleh Dosen Departemen Kimia FMIPA UGM Mokhammad Fajar Pradipta. (Baca juga: Kampus Merdeka Tawarkan Pengembangan Kompetensi dan Karir bagi Dosen )
Nur Hidayat mengatakan asap cair dari proses pirolisis tempurung kelapa dapat digunakan sebagai pengawet kayu dan koagulan, antimikroba dan pengawet alami makanan pengganti formalin atau boraks. Namun banyak UMKM yang memiliki keterbatasan alat untuk memproduksi asap cair dengan kualitas tinggi.
“Itulah dasar kami mengembangakan rancangan alat teknologi redestilasi asap cair sebagai solusi peningkatan kualitas asap cair ini,” kata Nur Hidayat, Kamis (19/11/2020).
Menurut Nur Hidayat, selain untuk meningkatkan kualitas asap dengan kemampuan menjernihkan produk asap cair sehingga nantinya dihasilkan asap cair dengan grade 2 dan 1 yang memiliki nilai fungsional yang lebih baik dibanding asap cair grade 3. Teknologi redestilasi asap cair ini, juga diharapkan dapat membantu UMKM pengolahan asap cair sehingga asap cair yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan mampu bersaing dengan produk pengasapan dan pengawet makanan lain. (Baca juga: 3 Mahasiswa ITS Gagas Smart Charging Station Ramah Lingkungan )
Nur Hidayat menjelaskan teknologi ini terdiri atas tabung destilasi, 2 tabung kondensor, dan kolom zeolit. Pada tabung destilasi akan terjadi proses pemanasan dan pemisahan senyawa yang terkandung dalam asap cair berdasarkan perbedaan titik didih senyawa tersebut. Sementara pada tabung kondensasi akan terjadi proses konversi senyawa dari bentuk uap menjadi bentuk cair kembali sehingga dihasilkan asap cair.
“Adapun komponen lain yang digunakan untuk pembuatan alat ini antara lain tabung destilasi food grade, tabung kondensor stainless steel, pipa spiral stainless steel food grade, zeolite granular, kran air, pompa kondensor, dan pipa PVC,” paparnya.
Namun yang berbeda dari rancangan teknologi ini dibanding teknologi yang sudah ada adalah adanya penambahan kolom zeolite yang berguna untuk menyaring senyawa berbahaya dalam asap cair. Pada kolom zeolit akan terjadi proses penyaringan senyawa berbahaya yang masih terkandung dalam asap cair.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda