Menjadi Acuan Sivitas Akademik, UIN Bandung Susun Modul Moderasi Beragama
Kamis, 17 Desember 2020 - 18:24 WIB
BANDUNG - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung mulai melakukan workshop untuk penyusunan Modul Moderasi Beragama (RMB). Modul ini nantinya akan menjadi acuan bagus sivitas akademik serta mubalig lulusan UIN.
Rektor UIN Bandung Mahmud mengatakan, modul moderasi beragama ini, adalah upaya mencetak lulusan UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang unggul dan kompetitif. Yaitu lulusan yang memiliki sikap moderasi beragama, wawasan kebangsaan, serta wahyu memandu ilmu (WMI). (Baca juga: Merdeka Belajar, Mahasiswa UWKS akan Ngampus di Bank UMKM Jawa Timur )
"Lima produk yang dihasilkan itu, sebagai produk dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik untuk kepentingan internal maupun eksternal," jelas Mahmud, Kamis (17/12/2020).
Dia berharap, tim penyusun modul RMB dapat menuntaskan modul ini dengan baik. Sehingga modul bisa digunakan sebagai rujukan dalam rangka mewujudkan kehidupan berbangsa, bernegara yang damai, toleran, rukun, toleran dan adil.
Rektor melanjutkan, dalam enam bulan terakhir ini banyak PTKIN yang memintanya untuk menyampaikan materi Best Practice Pengelolaan RMB UIN SGD Bandung. Permintaan ini sangat beralasan, karena UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan PTKIN yang pertama kali memiliki Rumah Moderasi Beragama yang diresmikan oleh Menteri Agama RI pada tanggal 26 November 2019 lalu. (Baca juga: Festival Budaya di KBRI Cairo Terapkan Konsep Edukasi, Diplomasi dan Promosi )
Dalam konteks kurikulum, dia juga meminta agar segera dipikirkan apakah moderasi beragama menjadi satu mata kuliah mandiri yang disajikan kepada seluruh mahasiswa baru (MKDU). "Juga dalam bentuk insersi method yang menyisipkan muatan moderasi beragama pada beberapa mata kuliah baik di jenjang S1, S2 maupun S3," paparnya.
Dengan adanya lima modul ini, ke depan, RMB UIN Sunan Gunung Djati Bandung dapat merealisasikan berbagai program kerjasama. Terutama dengan pihak eksternal mulai dari Kementerian Agama Kanwil Jawa Barat, Dinas Pendidikan Jawa Barat sampai Pemerintah Daerah Kabupaten, Kota.
"Oleh karenanya, keberadaan rumah moderasi beragama ini dapat menjadi tempat candradimuka para mubalig, penyuluh dan guru-guru yang moderat, toleran dalam mengajarkan Islam yang rahmatan lil alamin," tegasnya.
Direktur Rumah Moderasi Beragama (RMB), Prof. Dr. H. Uus Ruswandi, M.Pd menyampaikan tujuan digelar workshop ini adalah tersusunya modul Pedagogik, Integritas Diri, Wahyu Memandu Ilmu, Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan.
"Modul ini diharapkan dapat memberikan penguatan pada aspek kependidikan, kepribadian diri, integrasi ilmu, moderasi beragama serta wawasan kebangsaan dosen, memberikan penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan bagi pimpinan fakultas, prodi dan lembaga-lembaga kemahasiswaan, memberikan penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan bagi lembaga-lembaga ekternal," tandas dia.
Tim penyusun modul RMB berjumlah 20 orang yang berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Ushuluddin, Ilmu Sosial Politik, Syariah, serta Unit Konsorsium Keilmuan UIN SGD Bandung.
Rektor UIN Bandung Mahmud mengatakan, modul moderasi beragama ini, adalah upaya mencetak lulusan UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang unggul dan kompetitif. Yaitu lulusan yang memiliki sikap moderasi beragama, wawasan kebangsaan, serta wahyu memandu ilmu (WMI). (Baca juga: Merdeka Belajar, Mahasiswa UWKS akan Ngampus di Bank UMKM Jawa Timur )
"Lima produk yang dihasilkan itu, sebagai produk dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik untuk kepentingan internal maupun eksternal," jelas Mahmud, Kamis (17/12/2020).
Dia berharap, tim penyusun modul RMB dapat menuntaskan modul ini dengan baik. Sehingga modul bisa digunakan sebagai rujukan dalam rangka mewujudkan kehidupan berbangsa, bernegara yang damai, toleran, rukun, toleran dan adil.
Rektor melanjutkan, dalam enam bulan terakhir ini banyak PTKIN yang memintanya untuk menyampaikan materi Best Practice Pengelolaan RMB UIN SGD Bandung. Permintaan ini sangat beralasan, karena UIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan PTKIN yang pertama kali memiliki Rumah Moderasi Beragama yang diresmikan oleh Menteri Agama RI pada tanggal 26 November 2019 lalu. (Baca juga: Festival Budaya di KBRI Cairo Terapkan Konsep Edukasi, Diplomasi dan Promosi )
Dalam konteks kurikulum, dia juga meminta agar segera dipikirkan apakah moderasi beragama menjadi satu mata kuliah mandiri yang disajikan kepada seluruh mahasiswa baru (MKDU). "Juga dalam bentuk insersi method yang menyisipkan muatan moderasi beragama pada beberapa mata kuliah baik di jenjang S1, S2 maupun S3," paparnya.
Dengan adanya lima modul ini, ke depan, RMB UIN Sunan Gunung Djati Bandung dapat merealisasikan berbagai program kerjasama. Terutama dengan pihak eksternal mulai dari Kementerian Agama Kanwil Jawa Barat, Dinas Pendidikan Jawa Barat sampai Pemerintah Daerah Kabupaten, Kota.
"Oleh karenanya, keberadaan rumah moderasi beragama ini dapat menjadi tempat candradimuka para mubalig, penyuluh dan guru-guru yang moderat, toleran dalam mengajarkan Islam yang rahmatan lil alamin," tegasnya.
Direktur Rumah Moderasi Beragama (RMB), Prof. Dr. H. Uus Ruswandi, M.Pd menyampaikan tujuan digelar workshop ini adalah tersusunya modul Pedagogik, Integritas Diri, Wahyu Memandu Ilmu, Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan.
"Modul ini diharapkan dapat memberikan penguatan pada aspek kependidikan, kepribadian diri, integrasi ilmu, moderasi beragama serta wawasan kebangsaan dosen, memberikan penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan bagi pimpinan fakultas, prodi dan lembaga-lembaga kemahasiswaan, memberikan penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan bagi lembaga-lembaga ekternal," tandas dia.
Tim penyusun modul RMB berjumlah 20 orang yang berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Ushuluddin, Ilmu Sosial Politik, Syariah, serta Unit Konsorsium Keilmuan UIN SGD Bandung.
(mpw)
tulis komentar anda