Inspiratif, Alumnus UNS Ini Jadi Kepala Sekolah di Usia Muda
Kamis, 04 Februari 2021 - 15:33 WIB
Kegigihan Pipit juga tercermin dengan semangatnya menempuh perjalanan dari rumah menuju SD MBF yang memakan waktu 90 menit. Pipit juga harus berjuang untuk melakukan manajerial keuangan yang baik. Juga, perlu upaya lebih untuk membumikan pendidikan yang terletak di desa, bukan kota.
Untuk meningkatkan keterampilan pengajar di SD MBF, Pipit melakukan beberapa kegiatan yang bermanfaat. Seperti workshop, ikut serta dalam suatu lomba, bahkan, Pipit juga mengajak para pengajar untuk menulis buku dan membuat target paling tidak setahun harus sudah merilis 2 buku yang dikerjakan bersama-sama.
Saat diwawancara, Pipit juga mengenang masa kecilnya. Ia menghabiskan waktu berjam-jam untuk belajar. Selama itu pula, orang tua Pipit setia menemani di sampingnya. Bahkan, ia pernah tidur larut pada pukul 02.00 dini hari untuk belajar. Pipit mengatakan bahwa kebiasaan-kebiasaan baiknya selama ini dapat terbentuk karena dimulai dari hal-hal sederhana terlebih dahulu.
Perempuan yang sekarang menempuh pendidikan pada program Pascasarjana Pendidikan Sains UNS ini, memiliki motto hidup “man jadda wa jada” yang berarti barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil. Ia menanamkan kalimat tersebut pada dirinya sendiri.
Sementara, untuk lecutan motivasi pada kehidupan sosialnya, Pipit memegang kalimat “khoirunnas anfa’uhum linnas” yang berarti sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Dari situ, ia semakin gigih dalam menyebarkan hal baik di masyarakat baik dalam bidang pendidikan maupun pengabdian sosial.
Pada akhir sesi wawancara, Pipit mengaku bangga sebagai alumnus UNS dan mengajak generasi muda UNS untuk bersemangat menggapai mimpi.
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
Untuk meningkatkan keterampilan pengajar di SD MBF, Pipit melakukan beberapa kegiatan yang bermanfaat. Seperti workshop, ikut serta dalam suatu lomba, bahkan, Pipit juga mengajak para pengajar untuk menulis buku dan membuat target paling tidak setahun harus sudah merilis 2 buku yang dikerjakan bersama-sama.
Saat diwawancara, Pipit juga mengenang masa kecilnya. Ia menghabiskan waktu berjam-jam untuk belajar. Selama itu pula, orang tua Pipit setia menemani di sampingnya. Bahkan, ia pernah tidur larut pada pukul 02.00 dini hari untuk belajar. Pipit mengatakan bahwa kebiasaan-kebiasaan baiknya selama ini dapat terbentuk karena dimulai dari hal-hal sederhana terlebih dahulu.
Perempuan yang sekarang menempuh pendidikan pada program Pascasarjana Pendidikan Sains UNS ini, memiliki motto hidup “man jadda wa jada” yang berarti barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil. Ia menanamkan kalimat tersebut pada dirinya sendiri.
Sementara, untuk lecutan motivasi pada kehidupan sosialnya, Pipit memegang kalimat “khoirunnas anfa’uhum linnas” yang berarti sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Dari situ, ia semakin gigih dalam menyebarkan hal baik di masyarakat baik dalam bidang pendidikan maupun pengabdian sosial.
Pada akhir sesi wawancara, Pipit mengaku bangga sebagai alumnus UNS dan mengajak generasi muda UNS untuk bersemangat menggapai mimpi.
Lihat Juga: Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman untuk Siswa, Bebas dari Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying
(mpw)
tulis komentar anda