Digelontor Rp8,1 Miliar, UMM Tempati Posisi Pertama PTS Penerima Hibah PKKM 2021
Kamis, 10 Juni 2021 - 08:36 WIB
JAKARTA - Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ( Kemendikbud RI ) terkait Kampus Merdeka pada tahun lalu melahirkan berbagai program. Salah satunya adalah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan relevansi program sarjana. Sebagai kampus unggul, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) turut serta dan berhasil mendapatkan pendanaan program tersebut pada Juni ini.
Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes selaku ketua tim taskforce PKKM UMM menuturkan bahwa UMM berhasil memperoleh pendanaan lebih dari 8,1 miliar. Raihan tersebut menempatkan UMM di posisi pertama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) penerima dana PKKM. “Kami juga berada di posisi pertama di antara 28 perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang memperoleh dana hibah ini,” terangnya dalam keterangan pers, Kamis (10/6/2021).
Adapun UMM menempati posisi kesepuluh PTN-PTS penerima bantuan pemerintah PKKM tahun 2021. Hasil itu membawa UMM bertengger bersama Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Brawiajaya, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Jember, Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Malang dan Universitas Tadulako di posisi sepuluh besar.
Dijelaskan Sujono, UMM yang digolongkan di Liga I mampu berkompetisi dengan PTN dan PTS dengan meloloskan empat prodinya yakni Prodi Teknik Mesin, Teknologi Pangan, Peternakan dan Akuakultur. Sebelum diajukan, keempat prodi itu juga sudah melalui penilaian dari Universitas sehingga meningkatkan persentase lolos di tahap PKKM. “Sebenarnya ada lima prodi dan Institutional Support System yang sudah kami ajukan, namun hanya ada empat yang lolos dan didanai,” terangnya menjelaskan.
Sujono melanjutkan, program ini memiliki tujuan yang terangkum dalam delapan indikator kinerja utama (IKU). Mulai dari kesiapan kerja lulusan, mahasiswa dan dosen di luar kampus, kualifikasi dan penerapan riset dosen. Adapula hal-hal yang terkait dengan kemitraan, pembelajaran dalam kelas hingga akreditasi internasional.
Dosen yang juga menjabat sebagai Koordinator Asisten Rektor UMM itu berharap raihan ini bisa meningkatkan capaian akademik serta kualitas lulusan dosen dan pembelajaran yang ada di UMM. Di samping itu, Ia ingin agar hal ini bisa dikembangkan di Prodi lain sebagai bentuk dukungan akan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digalakkan oleh pemerintah.
Selaras dengan Sujono, Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si menerangkan bahwa delapan IKU yang tercantum pada dasarnya menekankan pada tiga hal. Ketiganya adalah peningkatan kualitas lulusan, dosen dan pengajar, serta Prodi. “Tujuannya adalah melahirkan lulusan yang dapat memperoleh pekerjaan dalam masa tunggu yang relatif tidak lama. Selain itu juga mendorong lulusan untuk mampu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Tentu hal itu bisa digapai melalui dosen yang berkualitas dan dibarengi dengan akreditasi yang bagus,” tegasnya.
Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes selaku ketua tim taskforce PKKM UMM menuturkan bahwa UMM berhasil memperoleh pendanaan lebih dari 8,1 miliar. Raihan tersebut menempatkan UMM di posisi pertama Perguruan Tinggi Swasta (PTS) penerima dana PKKM. “Kami juga berada di posisi pertama di antara 28 perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah yang memperoleh dana hibah ini,” terangnya dalam keterangan pers, Kamis (10/6/2021).
Adapun UMM menempati posisi kesepuluh PTN-PTS penerima bantuan pemerintah PKKM tahun 2021. Hasil itu membawa UMM bertengger bersama Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Brawiajaya, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Jember, Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Malang dan Universitas Tadulako di posisi sepuluh besar.
Dijelaskan Sujono, UMM yang digolongkan di Liga I mampu berkompetisi dengan PTN dan PTS dengan meloloskan empat prodinya yakni Prodi Teknik Mesin, Teknologi Pangan, Peternakan dan Akuakultur. Sebelum diajukan, keempat prodi itu juga sudah melalui penilaian dari Universitas sehingga meningkatkan persentase lolos di tahap PKKM. “Sebenarnya ada lima prodi dan Institutional Support System yang sudah kami ajukan, namun hanya ada empat yang lolos dan didanai,” terangnya menjelaskan.
Sujono melanjutkan, program ini memiliki tujuan yang terangkum dalam delapan indikator kinerja utama (IKU). Mulai dari kesiapan kerja lulusan, mahasiswa dan dosen di luar kampus, kualifikasi dan penerapan riset dosen. Adapula hal-hal yang terkait dengan kemitraan, pembelajaran dalam kelas hingga akreditasi internasional.
Dosen yang juga menjabat sebagai Koordinator Asisten Rektor UMM itu berharap raihan ini bisa meningkatkan capaian akademik serta kualitas lulusan dosen dan pembelajaran yang ada di UMM. Di samping itu, Ia ingin agar hal ini bisa dikembangkan di Prodi lain sebagai bentuk dukungan akan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digalakkan oleh pemerintah.
Selaras dengan Sujono, Wakil Rektor I UMM Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si menerangkan bahwa delapan IKU yang tercantum pada dasarnya menekankan pada tiga hal. Ketiganya adalah peningkatan kualitas lulusan, dosen dan pengajar, serta Prodi. “Tujuannya adalah melahirkan lulusan yang dapat memperoleh pekerjaan dalam masa tunggu yang relatif tidak lama. Selain itu juga mendorong lulusan untuk mampu melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Tentu hal itu bisa digapai melalui dosen yang berkualitas dan dibarengi dengan akreditasi yang bagus,” tegasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda